Bahaya Kemunafikan

"Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka." (TQS An-Nisa[4]: 145).

Oleh. Dian Afianti Ilyas
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Dewasa ini, banyak di antara kaum muslimin yang mengaku cinta kepada Allah. Namun, tak sedikit kita mendapati di antara mereka yang justru rajin melakukan aktivitas yang Allah benci. Ia melakukan suatu ibadah, tapi di sisi lain ia menghancurkan ibadah tersebut tanpa ia sadari akibat dari ketidaktahuannya tentang apa yang dibenci oleh Allah Swt.

Padahal, Imam Ibnu Qayyim Al-Jauzi dalam kitabnya Raudhatul Muhibbin menjelaskan bahwa syarat-syarat untuk mencintai Allah haruslah memenuhi dua hal, yaitu mengetahui apa yang dicintai oleh Allah Swt. dan apa saja yang dibenci-Nya.

Adalah Abdullah bin Jud'an, seorang lelaki yang hidup di zaman Rasulullah saw. Ia adalah sosok yang tidak pernah memusuhi Nabi saw. dan para Sahabat. Abdullah bin Jud'an terkenal memiliki beberapa keistimewaan, di antaranya suka memuliakan tamu, sigap membantu orang yang membutuhkan dan suka menyambung silaturahmi bahkan kepada para Sahabat yang jelas-jelas berbeda akidah dengannya. Amalan-amalan kebaikan senantiasa ia jaga dalam bermuamalah.

Saat ia wafat, Aisyah radhiyallahu'anha bertanya kepada Rasulullah saw. tentang di mana tempat Abdulllah bin Jud'ah, surga ataukah neraka. Rasulullah saw. menjawab, "Semua amalan itu tidak memberinya manfaat sedikit pun sebab ia tidak pernah mengatakan 'Wahai Rabb-ku, berilah ampunan atas kesalahan-kesalahanku pada hari kiamat kelak'." (HR Muslim no.214).

Rasulullah saw. menegaskan bahwa Abdullah bin Jud'ah yang mati dalam keadaan syirik berakhir di neraka disebabkan satu hal, yaitu hatinya bercabang. Ia memohon kepada Allah dan selain Allah, yaitu Latta dan Uzza. Jutaan kebaikan yang senantiasa dikerjakannya akhirnya terhapuskan akibat satu perbuatan yang dibenci oleh Allah Swt., yaitu kesyirikan.

Dari sini kita bisa memetik sebuah hikmah bahwasanya tak cukup bagi seseorang untuk mengetahui perihal yang Allah Swt. cintai. Namun, mengetahui apa saja yang dibenci oleh Allah Swt. adalah perkara mutlak yang harus ditunaikan oleh seorang muslim agar amalannya tidaklah berujung pada kesia-siaan.

Di antara hal-hal yang sangat dibenci oleh Allah Swt. adalah kemunafikan. Kemunafikan bukanlah perkara yang ringan. Ibnu Abi Mulaika bahkan pernah mendatangi satu per satu Sahabat yang jumlahnya 30 orang untuk menanyakan hal apa yang mereka takutkan. Jawaban yang sama diperolehnya, yaitu takut menjadi pribadi muslim yang munafik.

Hal demikian juga disadari betul oleh Umar bin Khattab. Jika ada seseorang yang wafat, Umar bin Khattab tidak akan ikut menyalati jenazah tersebut hingga Hudzaifah Ibnul Yaman ikut serta menyalatinya. Mengapa demikian? Hal ini tidak lain disebabkan karena Hudzaifah Ibnul Yaman adalah sang Pemegang Rahasia Nabi saw.. Ia adalah Sahabat yang mengetahui siapa saja orang-orang yang tergolong munafik di masa Rasulullah.

Di zaman Nabi saw., salah satu tokoh yang tergolong munafik adalah Abdullah bin Ubay. Ia adalah seseorang yang diakui oleh suku Aus dan Khazraj yang digadang-gadang sebagai pemimpin Yatsrib sebelum kedatangan Rasulullah saw. Setelah Rasulullah saw. mendirikan Daulah Islam di Madinah (dulunya bernama Yatsrib), ia memilih masuk Islam. Namun, kebenciannya terhadap Islam tetap mendarah daging dalam dirinya sebab merasa Rasulullah saw. telah merampas kesempatannya untuk menjadi penguasa Madinah.

Lain halnya dengan Abu Lahab yang secara terang-terangan menunjukkan kebenciannya terhadap Rasulullah saw., Abdullah bin Ubay memilih untuk terlihat seperti orang yang beriman. Ia selalu berada di barisan belakang Nabi saw. ketika salat berjemaah. Namun, di balik itu ia sering kali mengadu domba agar kaum muslimin berpaling dari Islam. Puncak pengkhianatannya adalah ketika ia berhasil mengajak 300 pasukan muslim untuk membelot dan bergabung dengan pasukan kafir Quraisy pada saat perang Uhud.

Lantas, apa sebenarnya makna dari kemunafikan?

Makna Kemunafikan

Secara bahasa, munafik berasal dari kata nifak. Nifak atau nafaq adalah dua lubang yang dijadikan tikus-tikus gurun pasir sebagai akses, satu lubangnya sebagai tempat masuk dan lubang lainnya dijadikan sebagai tempat keluar. Artinya, nifak adalah sesuatu yang sifatnya berbeda antara tempat masuk dan tempat keluarnya.

Secara istilah, nifak adalah sifat yang menampakkan keislaman, namun jauh di dalam lubuk hatinya ia cenderung kepada kekufuran bahkan membenci syariat yang Allah turunkan.

Dari pengertian di atas, dapat kita pahami bahwa orang yang munafik adalah ia yang berperilaku selayaknya muslim lainnya, hanya saja dalam hatinya menyimpan begitu banyak kebencian terhadap syariat hingga membuatnya cenderung kepada kekufuran. Jadi, orang munafik tidak melulu disematkan kepada mereka yang menampakkan kejahatan, sebab orang munafik pun banyak dari golongan muslim yang tetap mendirikan salat, berpuasa, dan melaksanakan amalan-amalan lainnya.

Munafik terbagi menjadi dua, pertama munafik 'amali yaitu munafik yang sifatnya 'amali (perbuatan) yang tidak sampai menjadikan pelakunya keluar dari Islam dan tidak membatalkan semua amalan kebaikannya.

Sifat-sifat munafik 'amali ada empat, yaitu ketika berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, bila dipercaya ia berkhianat, dan apabila ia bertengkar maka ia melampaui batas dengan menghadirkan dosa di setiap pertengkarannya, misal dengan mengucapkan sumpah serapah atau merencanakan aksi jahat untuk ditimpakan kepada orang yang sedang berselisih dengannya.

Kedua, munafik i'tiqadi yaitu munafik yang mengeluarkan seseorang dari agama Allah. Ia membenci syariat Allah yang agung di dalam hatinya. Munafik ini berujung pada batalnya seluruh amal kebaikan pelakunya.

Salah satu keahlian pelaku munafik i'tiqadi ini adalah lihai membesar-besarkan perkara yang sebenarnya kecil. Contohnya adalah ketika Aisyah radhiyallahu 'anha yang ketinggalan rombongan perjalanan Rasulullah saw. lalu dituduh berzina dengan seorang Sahabat yang menolong mengantarkan Aisyah pulang ke Madinah. Berita ini menjadi besar bahkan sampai menggunjang hati Rasulullah saw. sebab orang-orang munafik yang "menggorengnya".

Perlu kiranya bagi seorang muslim untuk mendeteksi apakah dirinya termasuk pelaku munafik ataukah tidak. Hasan Al-Basri rahimahullah pernah berkata ketika ditanya tentang bagaimana manusia bisa mengetahui hatinya nifak ataukah tidak. Ia kemudian menjawab, "Jika engkau sudah memiliki kekhawatiran yang sama seperti khawatirnya para sahabat tentang kemunafikan maka hatimu bersih. Namun, jika hatimu justru merasa aman dari kemunafikan maka yang demikian itu adalah tanda bahwa hatimu sedang tergorogoti nifak."

Dahsyatnya Kemunafikan

Rasulullah saw. menyebutkan bahwa hati orang-orang yang munafik seperti hati yang terbalik (qalbun mankuus). Ibarat cangkir yang terbalik, akan sangat sulit untuk mengisinya sebab isinya akan tumpah. Begitu pula dengan pelaku kemunafikan, sangatlah susah hidayah merasuk dalam jiwanya. Ia begitu suka bersumpah atas nama Allah. Perkataannya sering kali menyesakkan dada dan suka menghalangi manusia untuk kembali kepada Allah.

Allah Swt. berfirman:

اشحة عليكم ۖ فاذاجاء الخوف رايتهم ينظرون ايك تدور اعنهم كالذىيغش عليه من الموتِۚ فاذاذهب الخوف سلقوكم بالسنة حداد اشحة عل الخيرِۗ اولىك لم يؤ منوا فاخبط الله اعمالهمْۗ وكان ذلك علالله يسيرا

"Mereka kikir terhadapmu. Apalagi datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memangdang kepadamu dengan mata yang terbalik-baljk seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka kikir untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapus amalnya. Dan yang demikian itu mudah bagi Allah." (TQS Al-Ahzab[33]: 19).

Begitu berbahaya orang munafik bagi orang beriman dalam kehidupan ini. Kejahatannya tidak tampak dari perilakunya, namun ia tersimpan di dalam hati dan pikirannya. Pelaku munafik tersebut bisa jadi adalah korban atas ketidaktahuaannya terkait syariat, bisa pula ia adalah penyeru kemunafikan yang hatinya memang kotor dan menafikan syariat.

Hari ini bermunculan pihak-pihak yang berupaya untuk mengerdilkan peran agama dari kehidupan umat manusia, misalnya dengan upaya mengatur tata pelaksanaan peribadatan umat muslim, mulai dari sertifikasi penceramah hingga pengaturan volume suara azan. Mirisnya, pelakunya adalah muslim sendiri bahkan pejabat sekelas menteri.

Kemunduran yang tengah mendera umat muslim hari ini tak lepas dari peran para kaum munafik. Sejarah mencatat bahwa kemenangan orang-orang kafir atas umat muslim bukan karena kekuatan yang mereka miliki melainkan karena adanya orang-orang munafik di antara kaum muslimin.

Allah Swt. berfirman:

انالمنفقين فى الدرك الاسفل من النارِۚ ولن تجدلهم نصيراۙ

"Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka." (TQS An-Nisa[4]: 145).

Maka dari itu, sangatlah penting untuk paham tentang konsekuensi dari kemunafikan. Allah Swt. telah menyiapkan tempat bagi orang-orang munafik, yaitu neraka yang paling dasar. Bahkan jika menjadi pembenci syariat Allah, bisa dikategorikan sebagai orang yang keluar dari agama Allah. Na'udzubillahi min dzalik.

Wallahu a'lam bis showab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Dian Afianti Ilyas Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Merindu Berhaji dalam Peradaban Islam
Next
Perayaan V-Day Dilarang, kok Seks Bebas Masih Tetap Jalan?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram