Allah berfirman:
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."
(TQS.Al- Hujurat:10)
Oleh. Agu Dian Sofiyani, S.S
NarasiPost.Com-Pemerintah Bangladesh bermaksud mengimpor 100 ribu ton beras dari Myanmar guna mengatasi kekurangan makanan pokok bagi lebih dari 160 juta penduduk negeri tersebut. Bangladesh akan mengimpor beras putih dalam kesepakatan antarpemerintah dengan harga 485 dolar AS (sekitar Rp6,8 juta) per ton, termasuk biaya, asuransi, dan pengiriman. Kesepakatan dengan Myanmar itu akan segera ditandatangani dan beras akan dikirim pada April secara bertahap.
Bangladesh menyatakan bakal mengenyampingkan keretakan hubungan dengan Myanmar akibat krisis pengungsi Rohingya demi memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri (CNN, 25 Januari 2021).
Keputusan Bangladesh membuka hubungan ekonomi dengan Myanmar sungguh sangat memprihatinkan. Apakah pemerintah Bangladesh telah lupa atas tindakan genosida pemerintah Myanmar kepada saudara muslimnya, yakni Muslim Rohingya? Mengapa masih membuka hubungan ekonomi, padahal sudah jelas Myanmar itu negara kafir yang terang terangan memerangi saudara muslimnya? Nampaknya bukan sebab lupa,namun sekat bangsa (nasionalisme) telah meruntuhkan ikatan akidah yang harusnya menjadi pengikat persaudaraan sesama muslim.
Nasionalisme merupakan suatu konsep yang asing bagi Islam, karena ia menyeru kepada persatuan yang berdasarkan pada ikatan kekeluargaan dan kesukuan. Padahal menyatukan manusia berdasarkan ikatan kesukuan jelas dilarang. Sabda Rasulullah Saw:
“Bukan termasuk golongan kami, orang yang mengajak kepada ashobiyah, berperang karena ashobiyah dan mati karena ashabiyah.” (HR.Abu Dawud)
Rasulullah Saw juga bersabda:
"Sesungguhnya Allah telah menghilangkan dari dirimu kebanggaan dan kesombongan jahiliah dan pemujaan terhadap nenek moyang. Ada dua macam manusia, yaitu mukmin yang bertakwa dan orang-orang yang melanggar yang senantiasa membuat dosa. Kamu semua adalah anak cucu Adam dan Adam tercipta dari tanah. Manusia harus meninggalkan kebanggaan mereka terhadap kaum-kaum (bangsa) mereka karena hal itu merupakan bahan bakar dari api neraka. Atau (jika mereka tidak menghentikan semua itu), maka Allah akan menganggap mereka lebih rendah dari cacing tanah yang menyusupkan dirinya sendiri ke dalam limbah kotoran."
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dari sini jelas bahwa ikatan kesukuan (nasionalisme) tidak mendapatkan tempat sama sekali dalam Islam. Kaum muslimin diperintahkan untuk bersatu dan tidak memisahkan diri satu sama lain hanya karena mereka berasal dari suku yang berbeda. Rasulullah Saw juga bersabda:
"Orang-orang yang beriman, dalam kecintaannya, kasih sayangnya dan persatuan yang kuat, laksana satu tubuh, ketika satu bagian menderita sakit, maka seluruh tubuh akan menyambutnya dengan menggigil dan demam." (HR.Muslim)
Hal ini berarti bahwa orang-orang Islam, baik keturunan Cina, Afrika, Eropa maupun Asia, termasuk umat Islam Bangladesh dan Rohingya merupakan umat yang satu dan tidak boleh dipisahkan satu sama lain. Seharusnya tidak ada satu ikatan pun yang dapat memecah-belah kesatuan mereka.
Allah berfirman:
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."
(TQS.Al- Hujurat:10)
Rasulullah Saw pun bersabda:
"Setiap muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Tidak menyakiti dan juga tidak disakiti. Jika seseorang membantu saudaranya yang sedang membutuhkan, maka Allah akan membantunya ketika ia membutuhkan; dan jika seseorang menghilangkan kesukaran dari muslim yang lain, maka Allah juga akan menghilangkan kesukaran daripadanya besok pada hari kiamat; dan jika seseorang menyembunyikan aib muslim yang lain,maka Allah akan menyembunyikan aibnya pula pada hari kebangkitan."
(HR.Bukhari dan Muslim)
Dari sini sangat jelas bahwa nasionalisme bukanlah ikatan bagi kaum muslimin, bahkan nasionalisme telah terbukti memecah belah persatuan umat Islam di seluruh dunia termasuk antara Muslim Bangladesh dan Muslim Rohingya. Sehingga alih-alih hubungan yang harusnya dilakukan Bangladesh kepada negara Myanmar adalah hubungan perang, yang terjadi justru menjalin hubungan ekonomi. Padahal dalam Islam, hubungan dengan negara yang terang terangan memerangi umat Islam adalah hubungan perang.
Beginilah fakta tentang nasionalisme. Paham ini tidak hanya meruntuhkan ikatan persaudaraan di antara sesama muslim, namun telah menghancurkan kepemimpinan umum bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia, yakni khilafah. Akhirnya umat Islam yang tadinya bersatu, terpecah belah menjadi kurang lebih 50 negara kecil, yang lemah dan tak berdaya. Maka sudah saatnya kaum muslimin mencampakkan ikatan yang beracun ini dan segera bersatu di bawah naungan sistem Islam, yakni khilafah. Wallahu'alam[]
Photo : Google