Menelusuri Apakah Ada Keraguan Terhadap Alquran?

“Dan sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang jelas kepadamu (Muhammad) dan tidaklah ada yang mengingkarinya selain orang-orang fasik” (TQS Al Baqarah : 99).

Oleh: Novida Sari, S.Kom (Ketua Forum Muslimah Peduli Generasi Mandailing Natal)

NarasiPost.com - Alquran adalah pedoman yang diturunkan oleh Allah Swt melalui utusan-Nya Muhammad Saw, manusia paling sempurna dalam menerapkan isi Alquran secara menyeluruh meski dunia mencapnya sebagai orang gila, tukang sihir, pemisah antara anak dengan orang tua juga suami dari istri. Di samping itu Rasulullah Saw juga mendapatkan siksaan fisik, pengasingan, pemboikotan bahkan ancaman pembunuhan.

Meskipun demikian, Rasulullah Saw tak pernah gentar dalam menegakkan kalimat tauhid di bumi Makkah, menunjukkan akidah yang rusak, sistem ribawi dan pelecehan terhadap perempuan dan orang-orang lemah menurut pandangan akal manusia yang terbatas juga keburukan sistem yang diterapkan oleh masyarakat Quraisy pada waktu itu.

Halangan terhadap penyebaran Alquran sebagai pedoman bukan hanya berasal dari kaum Musyrik, namun juga dari kalangan ahli kitab. Bani Israil yang banyak diceritakan oleh Allah Swt di dalam Alquran surah al Baqarah menunjukkan keraguan dan menebarkan permusuhan mereka terhadap Allah Swt. Allah Swt berfirman,

مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّلّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَرُسُلِهٖ وَجِبْرِيْلَ وَمِيْكٰىلَ فَاِنَّ اللّٰهَ عَدُوٌّ لِّلْكٰفِرِيْنَ

Artinya : “Barangsiapa menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir” (TQS Al Baqarah : 98)

Imam Al Qurthubi mengatakan, kata مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِلَّهِ merupakan ancaman dan celaan. Sehingga dalam perkara keimanan harus terhadap seluruh yang disebutkan oleh Allah Swt pada kelanjutan ayat setelahnya, yakni وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِلْكَافِرِينَ. Tidak boleh seseorang yang mengatakan dirinya beriman lantas hanya menerima Allah SWT, namun tidak pada malaikat, Rasul, malaikat Jibril ataupun Mikail. Sebagaimana orang Yahudi menuduh malaikat Jibril melakukan kesalahan dan pembangkangan dalam melaksanakan tugasnya menyampaikan wahyu kepada Rasul.

Celakanya tindakan orang Yahudi dalam melontarkan tuduhan keji ini juga diikuti oleh sebagian umat Islam. Orang-orang liberal yang ingin menciptakan moderasi Islam sering menggunakan ikhtilaf untuk menyerang dan menuduh isi dari Alquran. Melalui diskusi-diskusi yang menurut mereka ilmiah, mereka melontarkan pertanyaan yang aneh yang bertujuan untuk menciptakan keraguan. Termasuk melalui penciptaan buku-buku yang berisikan keraguan terhadap isi Alquran sebagaimana orang Yahudi menuduh malaikat Jibril melakukan kesalahan dan pembangkangan, sehingga Alquran yang ada tidaklah akurat bahkan tidak relevan dengan zaman sekarang.

Padahal Allah Swt telah menegaskan pada ayat berikutnya,

وَلَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ ۖ وَمَا يَكْفُرُ بِهَا إِلَّا الْفَاسِقُونَ

Artinya : “Dan sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang jelas kepadamu (Muhammad) dan tidaklah ada yang mengingkarinya selain orang-orang fasik” (TQS. Al Baqarah : 99).

Sehingga semakin jelas bahwa orang-orang yang mengingkari ayat Alquran yang berada di masa Rasulullah Saw maupun setelahnya hanyalah orang fasik. Allah Swt lantas melanjutkan atas sikap orang-orang yang mengingkari Alquran pada ayat berikutnya,

أَوَكُلَّمَا عَٰهَدُوا۟ عَهْدًا نَّبَذَهُۥ فَرِيقٌ مِّنْهُم ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

Artinya : “Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya? Bahkan sebagian besar mereka tidak beriman?” (TQS Al Baqarah : 100).

Imam Al Qurthubi mengatakan bahwa Allah Swt menceritakan kebiasaan orang Yahudi yang suka mengingkari janji juga mengingkari kerasulan Nabi Muhammad Saw. Sehingga sebagian besar mereka mematahkan apapun yang disampaikan oleh Rasulullah Saw, termasuk tatkala Rasulullah memperingatkan orang Yahudi dan janji mereka terhadap Allah Swt agar beriman kepada Nabi Saw sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Swt dalam kalimat اَوَكُلَّمَا عٰهَدُوْا عَهْدًا نَّبَذَهٗ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ. Namun kaum Yahudi berkata “Demi Allah, tidak pernah kami dijanjikan sesuatu tentang Muhammad, dan kami tidak pernah berjanji apa-apa”.

Kemudian Allah membalas perkataan mereka pada ayat,
وَلَمَّا جَآءَهُمْ رَسُولٌ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيقٌ مِّنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَرَآءَ ظُهُورِهِمْ كَأَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya : “dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul (Muhammad) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, sebagian dari orang-orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah itu ke belakang (punggung), seakan-akan mereka tidak tahu” (TQS Al Baqarah : 101).

Oleh karena itu sebagai orang beriman dan umatnya Nabi Muhammad Saw, janganlah seperti orang Yahudi yang mengingkari dan meragukan isi kitab Alquran. Pelajarilah ia dengan sebenar-benarnya dan aplikasikan Alquran di dalam kehidupan sehari-hari di semua lini kehidupan sebagaimana dahulu Rasulullah Saw menjalankan seluruh isi Alquran di tiap sendi kehidupannya.

Ketika Rasulullah Saw mendapati fitnah, ancaman, siksaan dan risiko penghilangan nyawa di dalam mendakwahkan isi Alquran secara menyeluruh, maka adalah hal yang wajar jika orang-orang yang mengikuti beliau mendapatkan risiko dan nasib yang sama. Ketika Alquran hanya menempatkan Allah sebagai Pencipta dan Pengatur di setiap sendi kehidupan, seorang Muslim harus siap untuk menjadikan Allah sebagai Pencipta dan pengatur tanpa tapi dan nanti. Karena keimanan tidak cukup hanya kata-kata, namun harus diwujudkan di dalam realita. Wallahu a’lam bishshawab

Picture Source by Google

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Novida Sari, S.Kom Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Bahagia Menapaki Jalan Terjal Dakwah
Next
Millenials Gaming Disorder
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Anita Safitri
Anita Safitri
3 years ago

Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. Jadi petunjuk itu bukan hanya dibaca tapi juga harus diterapkan dalam kehidupan, tidak hanya sebagian syari'atnya tapi seluruh syari'atnya.

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram