Kapitalisme Melahirkan Generasi Durhaka

“Orang yang menyambung silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin, akan tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang yang menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus”. [Muttafaqun ‘alaihi].

Oleh: Aya Ummu Najwa

NarasiPost.com - Hari ini fenomena anak durhaka kepada orang tua semakin merajalela. Fakta yang sangat menyedihkan terpampang di depan mata, ramai diberitakan di media ada seorang anak yang tega menuntut, melaporkan, memidanakan, bahkan tega menyakiti, dan membunuh orang tuanya hanya karena masalah harta warisan ataupun karena masalah yang sepele.

Kehidupan kapitalisme telah banyak melahirkan anak-anak durhaka pada orang tuanya. Mengagung-agungkan materi dunia dan menjauhi agamanya. Tak kenal belas kasihan kepada sesama bahkan walaupun itu orang tua sendiri. Kapitalisme telah merenggut hati nurani, menghancurkan benteng pertahanan umat hingga ke pertahanan yang paling akhir yaitu keluarga.

Kapitalisme adalah jalan hidup sesat yang menyesatkan. Materi yang dianggap sumber kebahagiaan membuang rasa perikemanusiaan. Segala cara dilakukan asal bisa meraih materi, jangankan orang lain bahkan orang tua jika menjadi penghalangnya meraih duniapun akan dihabisinya. Sungguh sangat miris sekali, bagaimana bisa seorang anak menjadikan orang tuanya sebagai lawan, hanya karena masalah materi yang tak seberapa, sedangkan orang tualah yang mengantarkan keberadaan mereka ke dunia ini? Hilangkah kasih sayang kepada orang tua hanya karena masalah harta?

Dalam Islam, birul walidain atau berbakti kepada orang tua adalah kewajiban yang mengiringi setelah keimanan kepada Allah. Begitu besar perhatian Allah kepada masalah birul walidain ini sehingga kedudukannya di sandingkan dengan kewajiban iman kepada Allah. Birul walidain harus terus dilakukan dan dilaksanakan baik selama orang tua masih hidup maupun ketika sudah meninggal.

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua." (QS. An Nisa: 36)

Hubungan silaturahmi harus terus dilakukan, bahkan menyambung hubungan silaturahmi mempunyai keutamaan yang besar dalam Islam. Silaturahmi adalah hubungan kekerabatan. Ibnu Hajar dalam Al Fath menjelaskan bahwa silaturahmi dimaksudkan untuk kerabat, yaitu yang punya hubungan nasab, baik saling mewarisi ataupun tidak, begitu pula apakah masih ada hubungan mahram ataukah tidak.

Maka menyambung hubungan silaturahmi dengan mengunjungi, atau memberi hadiah, dan lain sebagainya adalah lebih utama dilakukan kepada orang tua, saudara kerabat, baik yang masih termasuk mahram maupun bukan. Dan bukan termasuk menyambung silaturahmi mengunjungi orang saleh, teman, atau orang lain.

Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab,

“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari no. 5983)

Menyambung silaturahmi adalah merekatkan kembali hubungan kekeluargaan yang telah terputus. Karena setiap keluarga pasti pernah mengalami masalah yang kadang bisa sampai renggangnya hubungan kekerabatan. Karena sangat disayangkan sekali, ada sebagian orang yang tidak mau menyambung silaturahmi dengan kerabatnya, kecuali apabila kerabat itu mau menyambungnya. Maka ini bukanlah silaturahmi namun hanya sebagai balasan.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang artinya:

“Orang yang menyambung silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin, akan tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang yang menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus”. [Muttafaqun ‘alaihi].

Untuk itu menyambung silaturahmi sungguh sangat diperintahkan kepada kita. Maka jika itu dilakukan, kita akan mendapatkan balasan yang baik atas mereka. Diriwayatkan, telah datang seorang lelaki kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونِي وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ فَقَالَ لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمْ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ

"Wahai Rasulullah, aku mempunyai kerabat. Aku menyambung hubungan dengan mereka, akan tetapi mereka memutuskanku. Aku berbuat baik kepada mereka, akan tetapi mereka berbuat buruk terhadapku. Aku berlemah lembut kepada mereka, akan tetapi mereka kasar terhadapku,” maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau benar demikian, maka seakan engkau menyuapi mereka pasir panas, dan Allah akan senantiasa tetap menjadi penolongmu selama engkau berbuat demikan.” [Muttafaq ‘alaihi].

Sungguh, Islam adalah agama yang sempurna, tidak ada masalah yang tidak terselesaikan jika Islam dijadikan sebagai acuan. Jika menyambung hubungan silaturahmi dengan kerabat saja diperintahkan, bagaimana dengan orang tua, sungguh merekalah orang pertama yang harus merasakan kelembutan perilaku kita, kebaikan akhlak, indahnya kasih sayang dan mulianya bakti kita.

Wallahu a'lam

Picture Source by Google

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
Antara Muslimah dan Hijab
Next
Menyemai Jariah Dari Rumah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram