“Allah telah menetapkan anak Adam itu pasti punya andil dalam zina, dan zinanya mata melihat, dan zinanya kedua telinga adalah mendengar, dan lisan zinanya menyentuh, dan kedua kaki zinanya adalah berjalan dan hati berzina dengan memikirkan dan mengkhayalkan dan puncaknya ada di kemaluan akan mendustakan atau membenarkannya" (HR. Muslim dan Bukhari).
Oleh: Fany Risti Fatonah
NarasiPost.com- Valentine day atau bisa kita singkat dengan V-day adalah hari kasih sayang suatu kaum, setiap tahun dan setiap bulan februari selalu saya mengingatkan menyampaikan bahwa valentine day tidak ada dalam Islam, meskipun kita merayakan dengan pasangan halal, tetap saja masuk ke tasyabuh. Tasyabuh itu menyerupai orang kafir, menyerupai suatu kaum, dan jangan sampai kita menjadi orang yang tasyabuh tadi. Karena sesuai dengan firman Allah ‘ Barangsiapa mengikuti suatu kaum maka dia tergolong kaumnya.’ Nah kita harus tahu bahwa esensi dari valentine day menurut mereka adalah hari kasih sayang. karena ini adalah moment untuk mengungkapkan cinta, mengutarakan rasa, bahkan yang lebih parahnya adalah moment untuk melakukan aktivitas-aktivitas maksiat yang dipenuhi dengan hawa nafsu namun mengatas namakan cinta. Kenapa bisa seperti itu? Mirisnya umat Islam juga banyak yang mengikuti, mereka saling memberikan kado, coklat, dan na’udzubillahi mindzalik tidak merasa bersalah ketika berpegangan tangan, saling pandang, dan bahkan lebih dari itu. Hanya karena atas nama ’hari kasih sayang’. Maka kita harus tahu kenapa hal ini terjadi? Apakah benar hari kasih sayang atau cinta itu perlu didefinisikan dengan perbuatan yang seperti itu? dengan perbuatan seksual yang membuat kehormatan seorang wanita dipertaruhkan.
Cinta adalah fitrah bagi manusia, dan dengannya manusia terjaga kelestariannya. Dan Allah menurunkan manusia dengan potensinya yaitu ‘’Ghorizah Na’u’’ atau naluri mencintai atau naluri kasih sayang. Karena manusia bisa mencintai lawan jenis, keluarga, orangtua, anak-anaknya. Maka dengan adanya naluri ini, manusia itu lestari sampai saat ini. Bahkan jika manusia dalam hal kasih sayang tidak memiliki naluri ini, mungkin sudah punah sejak dulu. Cinta itu adalah fitrah. Namun ikatan cinta antara laki-laki dan perempuan dalam Islam harus sesuai dengan koridor Islam. Kita tahu bahwa yang namanya manusia, dia sudah baligh, dia sudah paham. Ketika kita sudah merasakan perasaan kepada lawan jenis, orang dewasa atau remaja maka tidak ada solusi lain selain menikah. Lalu bagaimana dengan yang belum siap, maka ada beberapa tips yaitu: Kurangi intensitas dengan lawan jenis, kalau bisa jangan bertemu jika tanpa alasan syar’i, kurangi mengobrol, tidak saling chatting, dan kita harus menyibukkan diri dengan kebaikan, ngaji, dakwah, atau berpuasa jika tidak sanggup menahan hawa nafsu, dan jangan diceritakan tapi dekatkan diri kepada Allah.
Kesalahan utama manusia saat ini, terutama remaja dalam hal mengekspresikan cinta adalah mereka tidak tahu definisi cinta dalam Islam seperti apa. Mereka hanya mengetahui cinta itu dengan lawan jenis saja, padahal cinta itu banyak macamnya, yaitu dengan keluarga, orang tua, anak didik jika kita seorang guru, teman, dan itu sudah bagian dari naluri na’u juga. Maka kita jangan menyempitkan dengan memikirkan bahwa cinta hanya dengan lawan jenis saja, hingga tidak adalagi tempat yang harus kita curahkan untuk kita cintai. kita harus pahami itu dari sekarang, bahwa jika sedang jatuh cinta dengan lawan jenis coba alihkan dengan hal yang lain, misalkan ke hobi, ke aktivitas yang bermanfaat dan lebih maksimal dilaksanakannya, jadi bisa teralihkan. Dan mereka memahaminya bahwa cinta itu hanya sekadar kontak fisik saja, padahal tidak seperti itu. Definisi cinta itu luas, dan kita harus tahu seluas apa. Makanya harus terus mencari ilmu dengan begitu kita jadi tahu bahwa makna cinta itu tidak dipersempit apalagi hanya defenisi pacaran saja, itu pemikiran sebagian anak-anak remaja saat ini.
Kebebasan adalah pemikiran remaja saat ini, dan berpikir bebas seperti ini terinspirasi dari tontonan, bahwa tidak perlu ada pernikahan, asal kita saling mencintai. Meskipun tidak sampai seperti itu, mereka boncengan, pelukan tanpa adanya pernikahan. Dan merubah mindset bahwa pacaran atau asas kebebasan itu sangat menyenangkan. Akibat dari asas kebebasan tadi akan ada banyak bencana yang menimpa seperti pembunuhan, pemerkosan, aborsi, dan ini akibat dari pergaulan bebas. Asas kebebasan masih terjadi saat ini dan menjadi akar pemikiran remaja saat ini karena dicekoki oleh tontonan, budaya, dan kultur negara yang mengizinkan budaya asing dengan mudah masuk ke tanah air.
Segala macam kerusakan yang tadi dipaparkan, mirisnya terjadi dari kesalahan persepsi, salah pengertian, kesalahpahaman orang-orang memaknai cinta. Mereka tidak memahami bagaimana caranya untuk mengelola kasih sayang, mereka tidak tahu, tidak mau berkorban, dan selain itu juga di mana masyarakatnya hanya mendiamkan, seakan menganggap hal itu adalah biasa, menganggap perbuatan dosa itu adalah urusan masing-masing individu, atau negaranya juga tidak menindak tegas perbuatan seperti itu. Berbeda dengan Islam, ketika perzinahan dianggap dosa besar. Bahkan tergolong dalam 3 dosa besar, yaitu zina, membunuh dan riba. Sekarang zina dan membunuh adalah hal yang sering kita lihat saat ini, lumrah meskipun ada rasa kaget, tapi sering kita dengar hal ini itu. Na’udzubillahi mindzalik semoga kita dijauhkan.
Ketika naluri itu tiba, selain dia harus memahami bahwa cinta itu bukan hanya tentang lawan jenis. Selain itu, kita harus memahami bahwa naluri na’u atau kasih sayang itu bisa ditunda, tidak harus langsung dipenuhi, bisa dinantikan, bahkan tidak akan menyebabkan kematian. Berbeda dengan kebutuhan jasmani, jika tidak dipenuhi maka akan mengakibatkan kematian, minimal kerusakan. Misal kita tidak makan sebulan saja, maka sudah dipastikan apa yang akan terjadi yaitu kematian atau kerusakan. Tapi ketika kita tidak langsung memenuhi naluri na’u ini tidak akan menyebabkan kematian, kecuali jika putus cinta lalu bunuh diri. Dan ketika kita diam saja menahan perasaannya itu tidak akan membuat kematian, hanya saja galau, gelisah, dan ini bisa dihilangkan, tergantung dia mau berjuang atau tidak, mau berusaha atau tidak. Perasaan itu tak akan lama. Dan ini adalah konsep mendasar yang harus dipahami semua orang.
Konsep paling mendasar selanjutnya adalah perihal diri kita yang harus mengembalikan segala sesuatunya kepada aturan Allah. Karena Allah yang memberikan segalanya, menciptakan segala sesuatu pada kita, termasuk manusia dan perasaannya. Maka kita harus meminta kepada Allah untuk dikuatkan dan selalu memperhatikan langkah kita apakah sudah sesuai dengan aturan Islam atau belum. Itu prinsip yang harus selalu dipegang karena itu akan dihisab di akhirat, jangan sampai kita rusak karena tidak mau diatur dengan aturan Allah. Na’udzubillahi mindzalik. Cinta itu adalah sesuatu yang istimewa, sesuatu yang suci, sesuatu yang bersih, tidak boleh dinodai dengan ketidakpahaman kita atau dengan kemaksiatan.
Jangan menjadi Muslim yang nyebelin, pikirkan lingkungan dan kaum Muslim lain, dan mencari cara untuk keluar dari masalah ini. Karena setelah saya awasi pangkal kerusakan itu karena individu yang tidak bertakwa kepada Allah. Apa itu takwa? Takwa adalah suatu keadaan yang selalu merasa diawasi oleh Allah. Jadi jika seseorang itu sudah ada rasa takut kepada Allah, maka di manapun dia berada maka dia akan terhindar dari perbuatan maksiat karena merasa selalu diawasi Allah. Karena orang yang bermaksiat itu sudah hilang rasa takwanya pada Allah, sudah merasa tidak diawasi dan hilang rasa malu berbuat dosa pada-Nya.
Maka solusi jangka pendeknya adalah hijrah kepada kebenaran, istikamah berbuat baik dan tidak berhenti. Dan jangka panjangnya adalah dakwah dan diterapkannya Islam kaffah, serta masyarakat yang saling amar ma’ruf nahi munkar, dan tentu saja individu yang bertakwa pada Allah.
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak… (QS. Ali-Imran: 14)
Saat kamu jatuh cinta wahai diri, maka langkah pertama adalah hubungi Allah. Mengapa hubungi Allah? Karena tidak ada pihak yang lebih baik dari Allah, bisa jadi orang yang kita sukai itu bukan yag terbaik untuk kita (sesuai dengan QS.Al-Baqoroh: 216), dan hanya Allah yang tahu hal yang ghaib (QS.Al-An’am : 59)
Orang yang dimabuk cinta terkadang buta. Maka jangan sok tahu ketika kita jatuh cinta. Karena ketika jatuh cinta semua tidak normal. Bahkan Ulama mengatakan “Mata ini jika sudah tidak suka kepada orang lain, semuanya salah. Namun mata ini jika sudah jatuh cinta, semuanya ada tafsirnya."
Maka kembalilah kepada Allah ketika kita jatuh cinta. Karena kita mengharapkan hubungan jangka panjang hingga akhirat, maka mintalah petunjuk kepada Allah dengan cara istikharah. Jadi saat kita jatuh cinta maka cinta itu harus membuat kita makin taat kepada Allah, makin dekat dengan Allah, karena “Kenalilah (ingatlah) Allah di waktu senang pasti Allah akan mengenalmu di waktu sempit. (HR.Tirmidzi)
Dan langkah selanjutnya adalah mengontrol diri, jangan sampai overdosis. Karena kunci sukses dalam cinta ialah kita harus lebih jatuh cinta kepada Allah dan Rasulullah Saw. (At-taubah :24). Ketika kita mencintai seseorang, lalu kita memperhatikan pasangan kita hingga lalai dengan Allah. Jangan berharap banyak, hubungan seperti itu akan hancur. Saat kita bisa mengontrol perasaan kita maka kita bisa berpikir objective.
Dan cara terakhir yang paling ampuh setelah kedua itu adalah menempuhnya dengan syariat Allah. Karena sesuai dengan firman-Nya dalam surah Al-Anfal:24 “Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” Jangan sampai kita terbawa euforia, terbawa nafsu, atau terbawa arus di masyarakat.
Sejatinya V-day ada karena propaganda mereka untuk menghancurkan kaum Muslim agar jauh dari ajaran-Nya, jauh dari nilai keislaman yang bisa membawa kegemilangan suatu peradaban. Maka kita dibuat sibuk dengan apa-apa yang berbau dunia, dibuat terlena dengan kemaksiatan yang hanya sesaat kebahagiaannya. Maka penulis di sini mengajak semua pembaca agar kita tidak tergolong kaum kafir karena ketidaktahuan kita yang malas membaca dan merasa cukup dengan ilmu. Kita harus tahu bagaimana sempurnanya Islam mengatur semua ini. Maka katakan “TIDAK pada VALENTINE Day dan katakan tidak pada PACARAN. Karena sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda bahwa “Allah telah menetapkan anak Adam itu pasti punya andil dalam zina, dan zinanya mata melihat, dan zinanya kedua telinga adalah mendengar, dan lisan zinanya menyentuh, dan kedua kaki zinanya adalah berjalan dan hati berzina dengan memikirkan dan mengkhayalkan dan puncaknya ada di kemaluan akan mendustakan atau membenarkannya" (HR. Muslim dan Bukhari).
Picture Source by Google