Menata Hati, Menjaga Niat

"Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju. (Bukhari Muslim)"

Oleh. Tina El Haq
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Niat itu ibarat alamat surat. Apabila alamatnya benar niscaya suratnya akan sampai ke tujuan dengan selamat. Namun, jika alamatnya salah, maka bisa dipastikan surat pun akan sampai di tempat yang salah pula. Apalagi jika surat yang dikirimkan tanpa disertai alamat, maka bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan surat tersebut. Jadilah pengirimnya telah mengirim surat dengan sia-sia.

Bagi setiap muslim, niat menjadi perkara yang sangat penting untuk memulai suatu aktivitas. Sebab, niat akan menjadi penentu apakah aktivitas yang dilakukan bernilai pahala ataupun dosa. Sebagaimana tercantum dalam hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim yang artinya, "Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju."

Makna Niat

Sejatinya aktivitas apa pun yang akan dilakukan seseorang pasti didahului oleh niat. Jadi, apa sesungguhnya makna dari niat? Secara bahasa, niat dapat diartikan sebagai al qashdu (maksud) dan al iradah (keinginan). Atau dapat dikatakan bahwa niat adalah qashdul quluub wa iraadatuhu (yakni maksud dan keinginan hati). Sedangkan menurut Syekh Abdurrahman bin Nashir as Sa'di, niat adalah maksud dalam beramal untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt., serta mencari rida dan pahala-Nya. (Bahjah Quluubil Abraar wa Qurratu 'Uyuunil Akhyaar Syarah Jawaa'mi'ul Akhyar, hal. 5)

Lantas, jika muncul pertanyaan dari sebagian orang, apakah niat harus dilafazkan atau diucapkan? Nah, perlu diketahui, niat itu tempatnya di dalam hati. Artinya, jika ada seseorang yang telah berniat di dalam hatinya, maka niatnya tersebut sudah dianggap sah meskipun tanpa dilafazkan dengan lisannya. Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Dengan demikian, niat tidak wajib diucapkan dengan lisan.

Fungsi Niat

Tak cukup bagi seorang muslim dengan mengetahui makna niat semata. Seorang muslim juga selayaknya mengetahui fungsi dari niat. Beberapa fungsi utama dari niat antara lain:

Pertama, untuk membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya. Contohnya, dalam Islam ada ibadah yang hukumnya fardu ain, ada pula yang fardu kifayah. Maka, niat akan menjadi pembeda di antara keduanya. Juga pada ibadah salat misalnya, ada niat untuk salat fardu, rawatib, witir, hingga hanya sekadar salat sunah saja (salat sunah mutlak).

Kedua, untuk membedakan antara ibadah dengan kebiasaan. Contohnya adalah puasa. Saat seseorang berpuasa, dia akan meninggalkan semua makanan, minuman, dan segala hal yang dapat membatalkan puasa. Aktivitas meninggalkan makan dan minum tersebut adalah dalam rangka ibadah. Namun, adakalanya seseorang meninggalkan makan dan minum karena kebiasaan tanpa ada niat untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Ketiga, untuk membedakan tujuan seseorang dalam beribadah. Adakalanya setiap orang berbeda-beda motivasinya saat beribadah. Ada yang beribadah dalam rangka mengharap rida Allah semata, tetapi ada pula yang beribadah untuk selain Allah (misalnya mengharapkan pujian manusia). Dan niatlah yang menjadi pembeda di antara keduanya. Tentu saja hanya Allah dan orang yang bersangkutanlah yang mengetahui maksud dari niat tersebut, apakah untuk Allah atau justru untuk selain-Nya.

Saking pentingnya niat dalam rangka mengharap rida Allah Swt. sampai-sampai Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebut, "Segala sesuatu yang tidak didasari niat karena Allah, pasti tidak bermanfaat dan tidak akan kekal." (Dar-ut Ta'arudh Al 'Aql wan Naql, 2: 188)

Luruskan Niat

Sebagai seorang muslim yang menginginkan setiap ibadahnya diterima dan mendapat keridaan Allah, tentu harus terus mempelajari dan membarui niat. Bagi yang berniat menempuh pendidikan misalnya, maka niatkanlah semata-mata karena Allah Swt., bukan karena ingin memperoleh pekerjaan mentereng, mengharap gelar, maupun pujian manusia. Jika diniatkan karena Allah, niscaya ilmunya akan berkah dan bermanfaat. Demikian juga bagi mereka yang berniat untuk berhijrah, menikah, berdakwah, dan lainnya, maka niatkanlah semua hal tersebut karena Allah Swt. semata.

Begitu mulianya Islam sampai-sampai jika seseorang baru berniat melakukan kebaikan, maka Allah sudah mencatatkan satu kebaikan untuk dia. Meski demikian, tidaklah cukup jika seseorang hanya berniat, tetapi tidak pernah direalisasikan dalam perbuatan.

Jika baru berniat melakukan kebaikan sudah ditulis satu pahala, lantas bagaimana jika niatnya melakukan keburukan lalu meninggalkannya, apakah sudah ditulis satu dosa? Terkait hal ini, Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitabnya yang berjudul Tafsir Al-Qur'an al-Adzhim, bahwa orang yang meninggalkan perbuatan buruk dari niatnya terbagi menjadi tiga kriteria:

  1. Orang yang berniat melakukan keburukan lalu ia meninggalkannya atas dasar Allah Swt., maka hal itu tidak terhitung sebagai dosa baginya. Justru dia akan mendapatkan satu pahala kebaikan karena telah berhasil menangkal niat buruknya.
  2. Orang yang telah berniat melakukan keburukan tetapi batal dilakukan karena dia lupa mengerjakannya, maka dia tidak mendapatkan dosa juga tidak memperoleh pahala.
  3. Orang yang meninggalkan keburukan karena telah gagal mewujudkan keburukan tersebut, maka bagi orang itu tetap dianggap telah melakukan keburukan. Hal ini sejalan dengan hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Muslim:

عَنْ أَبِى بَكْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِى النَّارِ ».

Artinya : Dari Abi Bakrah Nufai' ats-Tsaqafi radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah saw. telah bersabda: "Jika ada dua orang muslim berhadapan dengan membawa pedang masing-masing (hendak saling membunuh), maka yang membunuh dan yang dibunuh sama-sama masuk neraka."

Dalam hadis tersebut jelas dinyatakan bahwa orang yang membunuh maupun yang dibunuh akan ditempatkan di neraka. Sebabnya, kedua orang tersebut sama-sama memiliki niat untuk saling membunuh. Apa pun hasilnya dalam merealisasikan niat tersebut, pada dasarnya keduanya memiliki niat yang sama buruknya.

Khatimah

Setiap muslim hendaknya terus mempelajari dan meluruskan niat jika tidak ingin terjerumus dalam kesia-siaan. Sebabnya, niat akan lebih dahulu sampai di sisi Allah Swt. daripada amalan. Tidakkah kita sering menyaksikan betapa banyak manusia melakukan amalan yang sama, baik saat di awal, pertengahan, sampai akhir? Namun, terkadang hasil akhirnya sangat jauh berbeda seperti langit dan bumi.

Tahukah kita mengapa bisa seperti itu? Sejatinya hal itu terjadi karena perbedaan niatnya. Ada seseorang yang memiliki niat yang nilainya tinggi, tetapi ada pula yang memiliki niat yang rendah. Karena itu, patutlah kita merenungi ucapan dari Mutharrif bin Abdullah, bahwa baiknya hati adalah dengan baiknya amalan, dan baiknya amalan tergantung dengan baiknya niat.

Wallahu a'lam[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Penulis Rempaka literasiku
Sartinah Seorang penulis yang bergabung di Tim Penulis Inti NarasiPost.Com dan sering memenangkan berbagai challenge bergengi yang diselenggarakan oleh NarasiPost.Com. Penulis buku solo Rempaka Literasiku dan beberapa buku Antologi dari NarasiPost Media Publisher
Previous
Generasi Muda Darurat Zina, Butuh Penerapan Islam Secara Sempurna
Next
Solusi Mengakar "Pengemis Online" yang Viral
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Raras
Raras
1 year ago

Masya Allah, terimakasih sudah diingatkan begitu pentingnya niat sebelum melakukan amalan.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram