"Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah ialah dua belas bulan pada ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram… (At-Taubah: 36)"
Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Umat Islam sebagai umat Nabi Muhammad adalah umat yang istimewa, kita memiliki sebuah momen spesial di mana seluruh pahala dan dosa kita dilipatgandakan. Sayangnya, tak sedikit dari kita mengetahuinya dan bahkan lalai akan momen tersebut. Adalah ditetapkannya As-Syahrul Hurum, yaitu bulan-bulan haram yang dipilih Allah dari 12 bulan yang ada, dan menjadikannya empat bulan yang teristimewa termasuk di dalamnya adalah bulan Rajab. Sebagaimana dalam firman-Nya dalam surah At-Taubah ayat 36,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُم
"Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah ialah dua belas bulan pada ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram…"
Empat bulan tersebut adalah Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab. Allah telah menetapkan kemuliaannya, dan di dalam Al-Qur'an Allah pun memerintahkan kepada kita untuk tidak menganiaya diri sendiri di bulan-bulan tersebut. Masih dalam surah At-Taubah ayat 36 Allah berfirman,
ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً
"…Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya."
Rasulullah lebih lanjut menjelaskan akan hal itu dalam hadis sahih riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim. "Sesungguhnya zaman ini telah berputar, sebagaimana perjalanan mulanya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, yaitu satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya terdapat empat bulan haram, tiga bulan letaknya berurutan, yaitu Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam, kemudian Rajab yang berada di antara Jumadil Akhir dan Syakban."
Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Rajab
1. Nabi Muhammad mulai ada dalam kandungan
Rajab menjadi bulan yang sangat penting. Di bulan inilah, pertama kalinya Rasulullah ada dalam kandungan Sayyidah Aminah binti Wahab. Yang kemudian beliau Rasulullah lahir pada bulan Rabiulawal, setelah sembilan bulan dalam kandungan.
2. Terjadinya Isra dan Mikraj
Rajab juga menjadi bulan di mana peristiwa paling penting bagi seluruh umat Islam terjadi, yaitu mukjizat Isra Mikraj. Dalam peristiwa Isra Mikraj tersebut, beliau Rasulullah diangkat ke langit untuk bertemu dengan Allah azza wa jalla, Rabb semesta alam untuk menerima perintah salat lima waktu. Isra Mikraj juga sebagai penghibur hati Rasulullah karena kesedihan ditinggal dua orang tercinta pendukung perjuangannya yaitu pamannya, Abu Thalib dan istrinya, Sayyidah Khadijah binti Khuwailid.
Bagi kaum muslim sendiri, pada saat itu Isra Mikraj menjadi salah satu pembuktian iman. Rangkaian peristiwa Isra Mikraj memang sulit diterima akal manusia. Menyebabkan sebagian kaum muslim yang lemah iman berbalik murtad karenanya. Kondisi ini pun dimanfaatkan kaum musyrik Quraisy untuk makin melancarkan hasutan mereka kepada kaum muslim yang masih mempertahankan keimanan mereka.
Akan tetapi, berbeda dengan Abu Bakar, dia malah mempertanyakan sikap kaum musyrik Quraisy yang masih tetap mengingkari kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah, dia berkata “Demi Allah, jika itu yang beliau (Muhammad) katakan, maka sungguh ia telah berkata benar. Maka apa yang aneh bagi kalian? Demi Allah, sungguh dia berkata kepadaku bahwa telah datang kepadanya wahyu dari langit ke bumi hanya dalam waktu sesaat di waktu malam, atau sesaat di waktu siang, dan aku mempercayainya. Apakah ini puncak keheranan kalian?”
Kemudian Abu Bakar mendatangi Rasulullah, Ia meminta beliau untuk menjelaskan ciri-ciri Baitulmaqdis. Rasulullah pun menjelaskannya dengan lengkap, lantas Abu Bakar berkata, “Engkau berkata benar. Aku bersaksi, bahwa engkau adalah utusan Allah!” Rasulullah lalu menjawab, “Dan engkau, Abu Bakar, adalah Ash-shiddiq yaitu yang selalu membenarkan!”
Sikap Abu Bakar Ash-Shiddiq ini menunjukkan kepribadian seorang mukmin yang teguh keimanannya, di tengah arus opini yang ingin merusak keyakinan umat Islam terhadap Rasulullah dan ajaran Islam pada saat itu. Peristiwa Isra Mikraj memang benar-benar telah membuat keguncangan hebat masyarakat Makkah saat itu. Namun, justru Rasulullah menemukan urgensitas bagi tonggak berdirinya peradaban Islam. Peristiwa agung tersebut terjadi setahun sebelum peristiwa hijrah. Dan tepatnya setahun sebelum proklamasi Daulah Islam di Madinah Al-Munawwarah. Peristiwa Isra Mikraj memudahkan Rasulullah untuk memilih siapa saja yang pantas menjadi penolong bagi berdirinya Daulah Islam, yakni kalangan kaum Anshar dan Muhajirin. Karena pada saat itu, sebelumnya di bulan Rajab Rasulullah bertemu dengan utusan kaum Anshar.
Satu tahun adalah waktu yang cukup bagi Rasulullah untuk mendapatkan orang-orang yang layak menjadi penopang bagi tegaknya Daulah Islam. Dari mereka yang terseleksi inilah peristiwa hijrah Rasulullah berjalan sukses yang ditandai dengan keberhasilan beliau menegakkan Daulah Islam Madinah atas perintah Allah subhanahu wata'ala.
3. Kelahiran Ali bin Abu Thalib.
Ia adalah salah satu sahabat nabi yang paling terkenal, yakni Ali bin Abu Thalib yang juga lahir di bulan Rajab, tepatnya pada tanggal 13 Rajab. Ia tak hanya sahabat Rasulullah, namun ia adalah sepupu dan menantu beliau, ia juga merupakan khalifah yang yang keempat dari Al-Khulafaur Rasyidin. Ia masuk Islam pada usia yang masih belia, dan dialah sahabat nabi yang menggantikan beliau di pembaringannya ketika malam Rasulullah hijrah ke Madinah.
4. Perang tabuk
Perang tabuk juga terjadi di bulan Rajab. Perang terberat ini adalah pertempuran terakhir yang diikuti oleh Baginda Rasulullah.
5. Pembebasan Palestina
Pada akhir bulan Rajab yaitu 27 Rajab 582 H atau bertepatan dengan hari Jumat, 2 Oktober 1187 M, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi membebaskan Baitulmaqdis, Palestina. Pembebasan dilakukan tanpa perang senjata. Dia bahkan mempersatukan umat Islam dalam satu akidah, yakni akidah Ahlussunnah wal Jama'ah. Cara penyatuan yang paling benar, tanpa perang senjata dengan banyak korban. Dalam pandangan Islam, tanah Palestina adalah bagian dari tanah Syam yang merupakan tanah milik kaum muslim. Di Palestina ini berdiri al-Quds, yang merupakan lambang kebesaran umat Islam. Al-Quds mempunyai posisi yang sangat mulia dalam sejarah umat Islam yang tak boleh dilupakan.
Begitu pentingnya posisi Palestina, maka sudah sewajarnya khalifah terakhir Turki Utsmani, yaitu Sultan Abdul Hamid II, dengan tegas mengatakan dalam Catatan Harian Sultan Abdul Hamid II, Pustaka Thariqul Izzah, 2004, oleh Dr. Muhammad Harp, “Sungguh aku tidak akan pernah melepaskan bumi Palestina meskipun hanya sejengkal. Palestina bukanlah milikku, tetapi kaum muslimlah pemiliknya. Mereka telah berjihad untuk menyelamatkan tanah ini dan mengalirkan darah di atasnya. Hendaknya Yahudi yang berambisi membeli tanah Palestina, menyimpan kembali uang mereka. Jika suatu saat nanti Khilafah tercabik-cabik, maka saat itulah mereka akan mampu merampas Palestina tanpa harus mengeluarkan uang sepeser pun. Akan tetapi, selama aku masih hidup, hujaman pisau di tubuhku terasa lebih ringan bagiku daripada aku harus melihat Palestina tercerai dari Khilafah. Ini adalah hal yang tidak boleh terjadi."
6. Runtuhnya Khilafah Islam di Turki
Pernyataan dan sikap Sultan Abdul Hamid II kini telah terbukti. Bumi Palestina lepas begitu saja dan jatuh ke tangan Yahudi zionis secara "gratis", tanpa mereka harus membayar sepeser pun. Itu terjadi setelah Khilafah Turki Utsmani sebagai penjaga dan pelindung bumi Palestina dibubarkan oleh Mustafa Kemal Ataturk yang didukung oleh Inggris pada tanggal 3 Maret 1924 M atau 28 Rajab 1342 H. Sejak saat itu hingga kini, Palestina terus dirampas dan diduduki kaum Yahudi.
Padahal tercatat dalam sejarah dunia yang tak mungkin diingkari, wilayah Syam, termasuk Palestina di dalamnya, berhasil dibebaskan dan dikuasai selama berabad-abad lamanya oleh Khilafah. Dengan pembebas pertama yaitu Khalifah Umar bin Al-Khaththab setelah memenangkan Perang Yarmuk. Berikutnya adalah Sultan Shalahuddin al-Ayyubi, yang pada tanggal 27 Rajab 582 H atau 2 Oktober 1187 M berhasil menguasai kembali Baitulmaqdis setelah hampir seratus tahun dikuasai oleh kaum salibis.
Oleh karena itulah, ketika hari ini bumi Palestina masih berada dalam pendudukan kaum Zionis yang telah berlangsung selama puluhan tahun, yang telah memakan jutaan korban kaum muslimin, diperlukan upaya untuk membebaskan Palestina kembali. Hal itu tentu tidak mungkin dilakukan, kecuali dengan mengembalikan penjaga dan pelindungnya yang hakiki, yaitu Khilafah Islamiah. Dan inilah arti pentingnya Khilafah Islamiah bagi kaum muslim.
Wallahu a'lam[]