"Kerugian meninggalkan dakwah akan membawa kepada kehancuran yang besar. Saat dakwah ditinggalkan, kondisi umat akan semakin rusak, kemaksiatan kian memprihatinkan, kejahatan merajalela dan pergaulan bebas makin meluas."
Oleh. Atien
NarasiPost.Com-Setiap insan di dunia pasti ingin berubah untuk bisa menjadi lebih baik dalam kehidupannya.Tentu saja hal itu merupakan sesuatu yang positif. Sesuatu yang akan memacu semangat dan memotivasi seseorang untuk berusaha semaksimal mungkin dalam perubahan yang inginkan.
Menyadarkan Umat
Perubahan ke arah yang lebih baik juga harus ada pada diri pengemban dakwah. Perubahan tersebut adalah sebuah keniscayaan karena para pengemban dakwah menjadi garda terdepan dalam membina dan mengarahkan umat. Umat harus dibimbing dan dipahamkan dengan pemikiran Islam yang lurus.
Umat harus disadarkan pemikirannya agar tidak terseret arus pemikiran yang rusak. Umat juga harus tahu apa yang sedang terjadi pada saat ini. Jangan sampai umat terlena, terpedaya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Jangan sampai umat tertipu dengan alasan tidak tahu. Menyadarkan umat agar paham dengan agamanya bukan sesuatu yang mudah. Aktifitas ini membutuhkan keikhlasan, kesabaran dan pengorbanan tanpa kenal lelah.
Dakwah Itu Wajib
Umat harus diseru untuk berislam dengan benar. Inilah yang dinamakan aktivitas dakwah. Dakwah adalah sebuah usaha untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran (amar makruf nahi mungkar).
Dengan dakwah akan semakin banyak orang yang tercerahkan dengan Islam. Dakwah juga sebuah kewajiban yang dibebankan Allah Swt. kepada umatnya. Kewajiban tersebut terdapat dalam firman Allah yang artinya: "Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah (hujjah) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik." (TQS. An-Nahl [16]: 125)
Dakwah menjadi kewajiban umat muslim baik laki-laki maupun perempuan. Perintah tersebut telah Allah sampaikan di dalam Al-Qur'an yang artinya: "Kaum laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lainnya. Mereka melakukan amar makruf nahi mungkar, mendirikan salat, menunaikan zakat dan menaati Allah dan Rasul- Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah dan sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (TQS. At-Taubah [9]: 71)
Kedua ayat di atas seharusnya memacu semangat seluruh kaum Muslim untuk berdakwah. Dakwah harus menjadi poros dalam kehidupan. Dakwah bukan lagi kewajiban tetapi merupakan kebutuhan. Dakwah juga menjadi denyut nadi agar tidak terhenti.
Ujian Dakwah
Jangan sampai para pengemban dakwah dihinggapi rasa malas, futur dan enggan dalam gerak dakwah. Para pengemban dakwah juga tidak boleh ragu dalam melangkah dengan alasan merasa lelah.
Bisa jadi rasa lelah itu akan membuat para pengemban dakwah menjadi lalai, kurang semangat dan meremehkan hukum syariat. Bila hal-hal itu dibiarkan tanpa penyelesaian maka akan menimbulkan masalah. Dakwah dianggap sebuah beban hingga akhirnya ditinggalkan.
Padahal ketika dakwah ditinggalkan, Rasul saw. telah memberikan peringatan yang keras kepada manusia. Peringatan Rasul saw. tersebut telah disampaikan dalam sebuah hadis yang artinya: "Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya kalian (memiliki dua pilihan, yaitu) benar-benar melakukan amar makruf nahi mungkar ataukah Allah akan mendatangkan siksa dari sisi-Nya yang akan menimpa kalian, kemudian kalian berdoa tetapi doa itu tidak akan dikabulkan." (HR. At-Thirmidzi dan Ahmad).
Hadis tersebut semoga menjadi pengingat kita untuk senantiasa istikamah dalam berdakwah dan menjadikan dakwah sebagai pilihan yang benar. Jangan pernah berpikir untuk meninggalkan dakwah ini agar hidup kita tidak merugi.
Kerugian meninggalkan dakwah akan membawa kepada kehancuran yang besar. Imbasnya bukan hanya menimpa pengemban dakwah tetapi seluruh kaum muslim. Saat dakwah ditinggalkan, kondisi umat akan semakin rusak, kemaksiatan kian memprihatinkan, kejahatan merajalela dan pergaulan bebas makin meluas.
Semua kerusakan tersebut akan semakin menjauhkan umat Islam dari ketaatan kepada Allah Swt. Umat Islam tidak lagi mengindahkan hukum syariat. Jangankan untuk menerapkan dalam kehidupan, untuk mengkajinya saja mereka tidak mau. Kehidupan umat Islam semakin jauh dari agama. Mereka sudah terlena, lalai dan lupa karena sibuk mengejar materi dunia.
Umat Terbaik
Umat Islam harus berubah ke arah yang lebih baik agar kembali menjadi umat terbaik (khairu ummah). Predikat umat terbaik ternyata telah Allah Swt. sampaikan dalam firman Allah yang artinya: "Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah." (TQS. Ali-Imran [3]: 110)
Tentu saja predikat sebagai umat terbaik bisa kembali diraih, jika umat Islam kembali berdakwah. Bila tidak mau berdakwah maka predikat sebagai umat terbaik hanya sebatas angan-angan.
Tantangan Dakwah
Dakwah memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dakwah juga penuh dengan tantangan dan cobaan. Dakwah pun membutuhkan pengorbanan materi dan waktu. Maka tidak heran, banyak orang yang tidak mampu bertahan dalam dakwah. Mereka lebih memilih untuk berhenti dengan alasan sudah tidak mampu menanggung beban amanah dakwah. Mereka juga merasa tidak sanggup menghadapi segala risiko yang harus dihadapi sebagai pengemban dakwah.
Sebagai pengemban dakwah, ujian dan cobaan pasti akan datang menghampiri. Semua orang yang mengaku beriman pasti ingin masuk surga dan orang yang mengaku beriman pasti tidak akan lepas dari cobaan. Hal itu sesuai dengan firman Allah Swt. yang artinya: "Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga padahal belum datang cobaan kepada kalian, sebagaimana halnya orang-orang sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta diguncangkan (dengan berbagai cobaan)." ( TQS. Al-Baqarah [2]: 214)
Ujian dan cobaan datang menimpa kepada semua orang, tidak terkecuali para pengemban dakwah. Namun yakinlah bahwa selalu ada hikmah di balik ujian dan cobaan tersebut. Di balik kesulitan yang dihadapi dalam berdakwah pasti akan ada kemudahan. Hal itu telah Allah Swt. terangkan dalam firman-Nya : "Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (TQS. Al-Insyirah [94]: 5-6)
Istikamah dalam Dakwah
Oleh karena itu tidak ada alasan untuk menghindari, menjauh, lari bahkan pergi dari medan dakwah. Mari kita belajar dari Rasul saw. yang tetap teguh mengemban dakwah. Rasul saw. tetap kokoh memegang kebenaran meski cobaan, rintangan dan tantangan dakwah selalu menghadang.
Keteguhan Rasul saw. dalam memegang dakwah Islam terdapat dalam sabdanya: "Wahai Paman, Demi Allah, kalaupun matahari diletakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan perkara ini (penyampaian risalah), sehingga Allah memenangkannya atau aku binasa, pastilah tidak akan aku meninggalkannya."
Hadis ini dikeluarkan oleh Ibnu Ishaq dalam al-Maghazi (Sirah Ibnu Hisyam) dengan sanad dari Ya'qub bin Utbah bin al-Mughirah bin al-Akhnas.
Itulah bukti betapa eratnya Rasul saw. dalam memegang dakwah. Semoga kita bisa meneladani apa yang Rasul saw. contohkan. Mari satukan niat dan tetapkan hati untuk kita tetap ada dalam perjuangan yang mulia. Jangan menyerah dalam berdakwah. Jangan lupa pula untuk berdoa agar kita selalu istikamah dalam perjuangan dakwah. Perjuangan ini begitu mulia karena demi melanjutkan kehidupan Islam. Islam yang pernah berjaya akan tegak kembali. Itu adalah janji Allah yang pasti. Wallahu a'lam bi ash- shawwab.[]