Malu Tak Memenuhi Syariat-Mu

"Seorang muslimah haruslah kembali kepada syariat yang Allah Swt. turunkan. Jangan menjadi muslimah tanpa rasa malu karena diperbudak oleh hawa nafsu."

Oleh. Khaizuran Al-Banjary

NarasiPost.Com-Kondisi muslimah saat ini sangat memprihatinkan. Mereka sebagian besar larut dalam dunia media sosial yang melenakan. Sehari-hari bergulat dengan Instagram, Facebook, Tik-Tok dan media sosial lainnya hanya untuk mencari kesenangan dunia semata.

Fokus para muslimah kini mulai teralihkan dari ibadah dalam rangka mencari ridanya Allah Swt. kepada urusan dunia. Mereka kini lebih mementingkan untuk terkenal (viral) di dunia maya. Para muslimah kini tanpa rasa malu berjoget, berlenggak-lenggok, berdandan menor bahkan mengumbar aurat di depan kamera.

Mereka juga tidak canggung untuk mengikuti challenge tertentu tanpa rasa malu. Mereka melakukannya agar dibilang asyik. Asyik bergaul, asyik diajak bicara dan asyik untuk diajak bermaksiat. Naudzubillah.

Banyak konten di sosial media yang kontroversial karena melakukan kemaksiatan secara terang-terangan dan ada pula yang tanpa rasa malu mengumbar aib sendiri di media sosial. Semuanya dilakukan oleh para muslimah agar viral dan terkenal. Sehingga, mereka mendapatkan keuntungan materi dari konten-konten viral yang dibuat.

Penyebab utama yang menyebabkan para muslimah kehilangan rasa malunya adalah karena adanya sekularisme. Sekularisme adalah pemisahan agama dari kehidupan. Kondisi kaum muslim saat ini sangat jauh dari agamanya. Mereka tidak memahami bagaimana Islam mengatur rasa malu yang harusnya ada di setiap diri muslimah.

Sekularisme ini lahir dari sistem kapitalis. Sistem ini juga menghasilkan standar gaya hidup hedonisme yang mengedepankan kemewahan dan kekayaan sebagai sumber kebahagiaan manusia. Hal tersebut yang membuat para muslimah tanpa malu mengumbar aurat, aib dan kemaksiatan di depan umum hanya demi kata viral yang bisa menghasilkan materi keuntungan semata.

Islam mensyariatkan agar kita sebagai seorang muslimah memiliki dan menjaga rasa malunya. Terutama di dalam dua perkara :

  1. Malu dalam melakukan kemaksiatan kepada Allah Swt.

Wajib bagi seorang muslim untuk berpikir dahulu sebelum melakukan suatu perbuatan. Standar perbuatan seorang muslim haruslah bersandar pada Allah Swt. Apakah yang kita lakukan sudah sesuai dengan apa yang disyariatkan oleh Allah Swt.?

Apabila suatu perbuatan itu dilarang oleh Allah Swt. maka kita patut merasa malu kepada Allah ketika mengerjakannya. Karena hal tersebut termasuk dalam kategori bermaksiat terhadap Allah Swt. Perbuatan maksiat akan menjauhkan manusia dari ketaatan kepada Allah Swt. Orang yang tidak menaati Allah maka akan rendah kedudukannya di mata Allah dan makhluk lainnya. Sesuai dengan firman Allah Swt. dalam QS. Al-Hajj ayat 18

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ۩ۗ

“Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barang siapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki”.

  1. Malu ketika tidak menjalankan perintah Allah secara sempurna.

Islam merupakan agama yang sempurna yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada umatnya sampai akhir zaman. Islam mengatur seluruh sisi kehidupan manusia mulai dari habluminallah (hubungan manusia dengan Allah) yang menyangkut perkara Ibadah, habluminannas (hubungan manusia dengan manusia lain) yang menyangkut perkara muamalah, habluminannafsh (hubungan manusia dengan dirinya sendiri) menyangkut perkara adab dan akhlak.

Seorang muslimah haruslah kembali kepada syariat yang Allah Swt. turunkan. Jangan menjadi muslimah tanpa rasa malu karena diperbudak oleh hawa nafsu. Wallahu ‘alam bishawab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Khaizuran Al-Banjary Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Transmisi Lokal Omicron Melanda, Sikap Jemawa Mengundang Bencana
Next
Perayaan Nataru, Waspada Jebakan Moderasi Berkedok Toleransi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram