Varian Omicron: Butuh Kesungguhan Tangani Pandemi

"Semua hal ini semakin membuktikan bahwa sistem global saat ini, demokrasi sekuler yang mengusung asas kapitalis telah gagal dalam menangani pandemi. Telah gagal menempatkan manusia pada tempat yang seharusnya. Masyarakat jelas-jelas butuh satu sistem yang jelas, yang mengutamakan kepentingan manusia secara umum dan menyeluruh dalam menangani pandemi. Tak hanya sebagian golongan saja, terutama golongan kapital."

Oleh. Rochma Ambarwati

NarasiPost.Com-Pandemi sudah berlangsung hampir dua tahun. Namun, ujungnya seakan masih sulit untuk ditebak. Sudah berbagai usaha penanganan dijalankan oleh pemerintah, yang terbaru adalah pewajiban pelaksanaan vaksin untuk setiap warga negara. Angan-angan pandemi bisa berakhir, justru beberapa varian baru muncul dari virus Covid-19 ini, mulai dari Delta sampai yang terakhir adalah Omicron.

Kapan Akan Berakhir?

Varian Omicron ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Spesimen pertama berhasil dikumpulkan WHO pada awal November ini. Beberapa negara di Eropa, seperti Inggris, juga melaporkan kasus baru ini.
Pemerintah Indonesia juga melaporkan kesigapannya dalam melakukan analisis varian baru ini. Masyarakat diminta untuk menunggu update dari pemerintah, tentunya terkait dengan upaya penanganan dan pengendaliannya.

Perkembangan virus Covid-19 ini terus saja melakukan mutasi. Bahkan, untuk varian Omicron ini disinyalir memiliki mutasi yang lebih banyak.
Berlarut-larutnya pandemi yang seakan tak menunjukan ujung berakhirnya tentu memberikan banyak pengaruh pada kehidupan masyarakat. Namun yang pasti, semua masyarakat pasti ingin pandemi ini segera berakhir dan kehidupan bisa kembali seperti semula saat pandemi tak ada.
Berbagai sektor kehidupan terkena hantaman akibat pandemi. Ekonomi melesu bahkan merosot tajam. Tingkat pengangguran naik. Tingkat kriminalitas pun ikut naik sejalan dengan kesulitan ekonomi yang dihadapi rakyat.

Di sektor pendidikan, degenerasi kualitas anak negeri juga nyata berada di hadapan kita. Saat proses pendidikan dijalankan secara online atau daring, pendidikan seakan kehilangan peran utama untuk mampu membentuk generasi yang berkualitas bagi nusa dan bangsa.

Menuntut Keseriusan Pemerintah

Walaupun sudah berbagai upaya penanganan yang dijalankan pemerintah, seringkali rakyat mempertanyakan keefektifan dari usaha ini. Aneka solusi yang diberikan pemerintah masih saja belum mampu untuk mengatasi secara total pandemi ini sampai berhasil menghentikan pandemi dan mengembalikan kehidupan masyarakat seperti di awal pandemi.

Semua hal ini semakin memberikan ketidakyakinan rakyat pada keseriusan pemerintah dalam menangani pandemi ini. Terlebih dengan terkuaknya sejumlah varian baru, seakan pandemi dijaga kelangsungannya alias tak kunjung berakhir. Sejumlah kebijakan yang telah diambil dirasa tidak mampu mengatasi masalah dari akarnya. Hal ini semakin menampakan kekhasan rezim kapitalis. Penanganan dirasakan semakin berlarut-larut dan hanya mempertimbangan sektor ekonomi saja. Tentu saja, hal ini menyebabkan banyak masalah baru muncul.

Dari awal pandemi ini, sudah seharusnya pemerintah menutup secara maksimal jalan mana saja yang memungkinkan setiap penularan penyakit. Upaya lockdown atau karantina wilayah yang diambil pemerintah seakan main-main. Tak serius. Tak menyeluruh. Pemerintah seakan tak punya keberanian untuk menanggung kebutuhan seluruh rakyatnya. Justru, para kapitalis pemilik usaha besar saja yang mendapatkan perhatian besar. Inilah yang semakin membuat penanganan pandemi tampak berlarut-larut. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al-A'raf ayat 96 yang artinya berbunyi, "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

Semua hal ini semakin membuktikan bahwa sistem global saat ini, demokrasi sekuler yang mengusung asas kapitalis telah gagal dalam menangani pandemi. Telah gagal menempatkan manusia pada tempat yang seharusnya. Masyarakat jelas-jelas butuh satu sistem yang jelas, yang mengutamakan kepentingan manusia secara umum dan menyeluruh dalam menangani pandemi. Tak hanya sebagian golongan saja, terutama golongan kapital. Sistem itu tentu saja adalah sistem Islam.

Hanya dengan Islam sajalah, penguasa akan memiliki tanggung jawab nyata untuk mengatasi pandemi demi keberlangsungan seluruh manusia. Islam juga memiliki seperangkat aturan dalam mengatasi pandemi yang telah dibuktikan kemanjuran dan keefektifannya dalam sejarah peradaban Islam. Inilah satu sistem Ilahi yang tentunya terbaik bagi umat manusia. In sya Allah.[]


Photo : Pinterest

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Rochma Ambarwati Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Sultan Ulama
Next
Kado Pahit Tahun Baru, Wacana Kenaikan TDL Bertalu-Talu
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram