Negara sebagai institusi besar, juga berperan dalam ketahanan fungsi keluarga dengan memberantas akses situs-situs pornografi atau pornoaksi.
Oleh. Leilis Sufiah, S.Pd.
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Buat geram dan tak habis pikir, Seorang ayah di Mojokerto tega memperkosa anak kandungnya yang masih SMP hingga hamil enam bulan. Atas tindakan ini, pelaku berinisial S langsung ditangkap dan dijebloskan ke penjara. (jatim inews.id, 3/10/2023)
Kasus serupa pernah terjadi di Purbalingga, pada Juli 2023 lalu. Seorang ayah terbukti memperkosa anak kandungnya yang masih berusia 16 tahun hingga hamil. Perilaku bejat itu dilakukan oleh tersangka sejak korban masih duduk di kelas 5 SD dan berusia 10 tahun. Sungguh tega dan tidak masuk di akal manusia, sosok ayah yang harusnya menjadi garda terdepan untuk menjadi pelindung dan pemimpin bagi anak dan istrinya, justru merusak keluarganya akibat hawa nafsu.
Miris dan memprihatinkan, kasus-kasus yang terjadi di atas terjadi di tengah-tengah kaum muslimin. Hal ini menunjukkan bahwasanya ada masalah krusial yang tengah mengoyak fungsi keluarga, khususnya peran ayah. Tak ada asap, maka tak ada api. Pun kasus seperti di atas, terdapat beberapa faktor yang mengiringi. Faktor ekonomi, adalah salah satu faktor yang paling banyak andil dalam permasalahan keluarga. Dalam sistem kapitalisme saat ini, menyebabkan masyarakat merasa berat dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, hal ini terjadi karena negara abai memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Akibatnya, saat ini tak sedikit perempuan yang berperan menjadi ibu ikut andil dalam mencari nafkah guna untuk menghidupi kebutuhan keluarga. Ibu akan banyak meninggalkan keluarganya untuk bekerja, sehingga peran istri dan dalam melayani keluarganya khususnya suaminya tidak optimal.
Di sisi lain, mudahnya akses pornografi di negara ini menjadi salah satu faktor kasus pencabulan terhadap anak kandung merajalela. Nahasnya, anak menjadi korban pelampiasan hawa nafsu bejat seorang ayah. Selain itu, sistem sekuler kapitalis menjadikan keluarga jauh dari nilai-nilai agama bahkan mengadopsi nilai-nilai liberalisme. Akibatnya, sistem sekuler membuat fungsi keluarga khususnya peran ayah, hilang alais fatherless, atau bahkan fungsi tersebit masuk ke dalam kategori merusak dan menghancurkan generasi, karena jauhnya dari tatanan aturan Allah.
Dalam Islam, ayah menjadi salah satu pilar utama dalam keluarga muslim. Ayah memiliki tanggung jawab yang besar, peran mendidik, membimbing, dan memberikan teladan yang baik sesuai ajaran Islam. Dalam Al-Quran surah At-Tahrim ayat 6, Allah Swt. menyatakan,
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu."
Pada ayat ini menjelaskan pentingnya peran ayah dalam membimbing keluarganya dengan jalan yang benar sehingga anak-anak dan generasinya memiliki pola pikir dan sikap islami, generasi pun bangga terhadap identitasnya sebagai seorang muslim.
Sebagaimana suri teladan kita Nabi Muhammad saw. dalam menjalankan peran ayah. Beliau menunjukkan kasih sayang sekaligus pendidikan yang baik bagi putra-putrinya. Ayah memiliki peran yang sentral dalam memberikan pendidikan agama, teladan yang baik, serta memberikan dukungan psikologis agar kelak anak-anaknya tumbuh menjadi sosok individu yang kuat sebagai seorang muslim. Karena merekalah yang kelak akan menjadi calon pemimpin masa depan.
Negara sebagai institusi besar, juga berperan dalam ketahanan fungsi keluarga dengan memberantas akses situs-situs pornografi atau pornoaksi. Upaya ini dilakukan untuk menjaga pandangan serta menjaga langkah nyata untuk melakukan sebuah perbuatan.
Islam secara paripurna mengatur peran ayah sebagai pemimpin yang berkewajiban memenuhi nafkah keluarga dan menjadi imam yang baik bagi istri dan anak-anaknya. Seorang ayah juga menanamkan nilai-nilai Islam agar selamat dari api neraka. Peran istri pun tak kalah penting sebagai ummu warabbatul bait dan madrasah pertama bagi anak-anak, serta memberi rasa tenteram dalam rumah. Islam memiliki aturan sempurna yang sesuai dengan fitrah manusia dan menjamin terwujudnya berbagai hal penting dalam kehidupan seperti kesejahteraan, ketenteraman jiwa, terejaganya iman, dan ketakwaan kepada Allah. Sehingga, negara akan memastikan hukum-hukum Islam tegak dengan sempurna dan paripurna di berbagai aspek kehidupan, baik individu, keluarga, maupun masyarakat hingga negara.[]
miris, banyak kaum ibu, dalam hal ini perempuan yang menjadi tulang punggung. parahnya lagi, lowongan pekerjaan untuk laki-laki dewasa sangat minim. hal ini yang membuat para Ayah banyak di rumah. sebalinya, para ibu banyak waktunya di luar untuk bekerja. di tambah maraknya konten-konten pornografi,, semakin memicu peningkatan kasus inses di alam demokrasi.
Dalam sistem sekuler kapitalisme penyimpangan seksual marak terjadi. Karena agama telah disingkirkan dalam kancah kehidupan. Manusia bebas berbuat memenuhi hawa nafsunya. Jika ingin kehidupan aman dari kejahatan seksual, istem ini sangat urgen dicabut dalam kehidupan. Lalu diganti dengan sistem yang sahih, yakni sistem Islam (khilafah).
Kasus-kasus seperti ini kok menjadi pemandangan hari-hari di negeri ini ya. Miris banget. Tanpa penerapan Islam, kehidupan sebagian besar manusia memang sudah seperti hewan. Semua norma ditabraknya.
Sekularisme akar segala kekacauan kehidupan. Saatnya back to Islam
Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un
Miris melihat banyak berita berseliweran terkait penyimpangan peran seorang Ayah, penyimpangan peran seorang ibu.
Lemahnya iman, faktor ekonomi, pondasi keluarga yang ringkih dan banyak faktor lainnya yang membuat hal itu terjadi.