Manusia memahami bahwa alasan bertahan hidup harus sejalan dengan misi Allah dalam menciptakannya, yaitu semata-mata untuk beribadah kepada-Nya.
Oleh. Dyah Rini
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Hari ini berita tentang bunuh diri bukan lagi berita yang heboh. Pelakunya mulai dari yang muda, tua, bahkan anak-anak ada. Pemicunya beragam ada yang karena masalah asmara, ekonomi, pekerjaan, depresi dsb. Miris sekali melihat kondisi ini, terlebih kejadian itu marak terjadi di negeri yang mayoritas penduduknya muslim. Lebih menyesakkan dada ketika mendengar berita bunuh diri itu dilakukan satu keluarga.
Sebagaimana diwartakan www.kompas.id (11-03-2024). Satu keluarga terdiri dari 4 orang melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 21 gedung apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara pada hari Sabtu, 9 Mei 2024. Diduga masalah ekonomi menjadi alasan mereka tidak bisa bertahan hidup hingga memutuskan bunuh diri berjemaah.
Membahas tentang bertahan hidup, maka akan bersinggungan dengan sekumpulan pemikiran manusia tentang kehidupan yang diyakininya dan kemudian melahirkan sistem/aturan kehidupan, yakni ideologi. Dalam ideologi kapitalisme, ketika berbicara tentang alasan yang
membuat manusia bisa bertahan hidup, maka jawabannya akan beragam. Ada yang mengatakan bahwa ia tetap bertahan hidup karena ada orang-orang di sekitarnya yang akan sedih saat kehilangannya. Ada juga yang beralasan masih bertahan hidup karena ingin merealisasikan cita-citanya atau karena masih merasa hidupnya sangat menyenangkan dan sayang kalau harus berakhir begitu saja.
Jadi, jika alasan bertahan hidup adalah alasan-alasan duniawi maka akan ada banyak alasan yang membuat seseorang ingin bunuh diri ketika target duniawi itu tidak didapatkan. Banyak yang awalnya bahagia karena dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya, tapi saat orang-orang yang menyayanginya itu pergi hilanglah harapan hidupnya. Awalnya semangat menjalani hidupnya karena memiliki pencapaian dunia seperti karier, kekayaan, kecantikan, dan lainnya. Tapi saat semua itu hilang, hilang juga semangat hidupnya. Padahal yang namanya dunia pasti akan meninggalkan manusia.
Lantas alasan apa yang membuat seseorang harus tetap bertahan hidup?
Hakikat Penciptaan Manusia
Jawaban pertanyaan di atas harus dimulai dari:
Pertama, pemahaman manusia bahwa alasan bertahan hidup harus sejalan dengan misi Allah dalam menciptakannya, yaitu semata-mata untuk beribadah kepada-Nya. Namun, sayangnya ini tidak dipahami oleh banyak orang di zaman sekarang. Sehingga mereka selalu mencari-cari alasan hidup dari sisi pencapaian materi. Wajar jika akhirnya banyak yang putus asa lalu bunuh diri.
Mindset bahwa alasan bertahan hidup harus menggunakan standar materi muncul karena paham yang salah, yaitu kapitalisme. kapitalisme membuat seseorang memandang dunia sebagai tempat untuk mendapatkan kepuasan. Alhasil yang menjadi standar kebahagiaan adalah tercapainya materi sebanyak-banyaknya. Bukan hanya individu yang terjangkit ini, bahkan masyarakat dunia. Kesalahan masyarakat dalam memandang kehidupan membuat generasi yang baru dilahirkan mengadopsi paham ini. Alhasil mereka menilai seseorang selalu didasarkan pada pencapaian materinya, kekayaannya kecantikannya, kariernya, dsb. Akibatnya, mereka yang merasa tidak memiliki pencapaian materi akan putus asa dengan hidupnya, rasanya ingin mati saja.
https://narasipost.com/opini/03/2024/bunuh-diri-sekeluarga-potret-bobroknya-sistem-kapitalisme/
Kedua, sebagai seorang muslim harus mengkaji Islam secara mendalam. Bukan hanya karena kewajiban, tapi juga karena kebutuhan, supaya tetap bisa memiliki alasan yang benar dalam menjalani hidup ini. Dengan mengkaji Islam, seorang muslim akan paham bahwa hakikat manusia hanyalah sebagai hamba Allah. Sadar bahwa diri ini penuh keterbatasan dan kelemahan. Karakter seperti ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk atau ciptaan dan ciptaan itu pasti diciptakan oleh pencipta atau Al-Khalik. Sang Pencipta itu pasti tidak hanya menciptakan, tapi juga memberikan aturan. Sebagaimana pembuat HP yang sekaligus menciptakan manual book untuk HP itu. Jadi di samping Allah menciptakan manusia, Allah juga memberi aturan (Al-Mudabbir) supaya kehidupan manusia sesuai dengan apa yang diharapkan-Nya.
Ketiga, memahami apa tujuan hidup yang benar. Ketika mengkaji Islam, seorang muslim akan paham bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk yang harus diikuti. Di surah Ad-Dzariyat ayat 56 Allah Swt. berfirman: "Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
Pertanggungjawaban tentang ketaatan kepada Allah di dunia inilah yang menjadi alasan dan mendorong tetap bertahan hidup apa pun kondisinya. Semangat menjalani hidup akan muncul dalam benak kemudian akan berusaha produktif menjalankan ketaatan kepada-Nya. Dunia akan dijadikan ladang beramal, ibarat petani yang rajin mengolah sawahnya agar saat panen bisa menikmati hasilnya. Bagi manusia waktu untuk menikmati buah ketaatan adalah nanti di akhirat.
Keempat, berada dalam circle/jemaah yang mendakwahkan Islam ideologis, yang akan membimbing seorang muslim dengan pemahaman Islam yang menyeluruh (kaffah). Allah a'lam. []
InsyaaAllah doa-doa dari putri solehahnya, tulisannya menjadi amal jariyah bagi beliau. Aamiiin ya Allah.
InsyaAllah njenengan orang baik. Semoga tulisan-tulsian ini jadi amal jariah.
Tulisan yang mencerahkan. Semoga menjadi amal jariah bagimu, wahai Ustazah Dyah Rini.
Innalilahi wa inna ilaihi roojiun ...