Buramnya Pendidikan dan Rusaknya Remaja

"Pendidikan untuk generasi muda sangat penting karena mereka adalah masa depan suatu bangsa. Sangat berbahaya jika kebijakan pendidikan dipengaruhi oleh kapitalisme - sekularisme maupun sosialisme komunisme. Karena secara mendasar mereka bersandar pada konsep materialisme."


Oleh: Wiwin Andari
(Mahasiswi, Pegiat Dakwah)

NarasiPost.Com-Potret buramnya pendidikan saat ini bisa dilihat dari beberapa hal, salah satunya rusaknya kepribadian para pelajar yang telah menjadi berita lumrah dan terjadi hampir setiap hari di berbagai daerah di tanah air. Mulai dari tawuran antarpelajar, minuman keras, narkoba, hingga seks bebas di kalangan pelajar (al-wa'ie).

Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat, Brigjen Pol Sufyan Syarif, mengemukakan tren pengguna narkoba meningkat selama pandemi Covid-19. Menurutnya, hal ini dipicu adanya pembatasan aktivitas masyarakat dalam situasi dan kondisi masa tersebut. (Kompas.com 23/3/2021)

Penggunaan narkoba di kalangan pelajar hingga mahasiswa menjadi persoalan yang berskala global, sebab sebagian besar mereka pernah menggunakan narkoba. Sungguh begitu mencemaskan kondisi remaja saat ini. Tidak hanya narkoba, begitu pun dengan tawuran antarpelajar juga sangat mengkhawatirkan. Tidak hanya lempar batu, namun mereka sudah menggunakan senjata tajam yang berbahaya bahkan sampai bisa sampai membunuh. Polresta Bogor Kota mengamankan puluhan pelajar yang hendak tawuran pada Sabtu (20/6/2021) malam. Informasi yang dihimpun Radar Bogor, sejumlah pelajar kedapatan bergerombol mengenakan pakaian seragam lengkap. (radarbogor.id).

Perilaku seks bebas di kalangan pelajar juga sangat miris, pelajar SMP/SMA sebagian besar pernah berhubungan seksual di luar nikah. Berdasarkan survei tersebut juga terungkap 97 persen responden mengaku pernah menonton pornografi. Buramnya sistem saat ini telah begitu nyata, negara yang mempunyai peran untuk melindungi rakyat, namun begitu acuhnya kepada nasib generasi saat ini.

Di negeri kita yang penduduknya mayoritas muslim sangat berbahaya jika kebijakan pendidikan dipengaruhi oleh kapitalisme - sekularisme maupun sosialisme komunisme. Karena secara mendasar mereka bersandar pada konsep materialisme. Menjauhkan agama dari kehidupan bahkan hidup tanpa agama menjadi boleh-boleh saja. Aturan yang dibuat pun berlandaskan materi dan aturan manusia. Padahal manusia sifatnya lemah berbeda dengan aturan Allah yang memberikan kebaikan untuk umat. Bagaimana mungkin di negeri yang mayoritas muslim namun pendidikan agama dikesampingkan? Sungguh berpotensi bencana besar bagi umat muslim jika pendidikan agama minim. Tentu berbahaya jika mencetak SDM yang unggul secara sains dan teknologi demi tuntutan pasar global, tapi lemah dalam sisi ajaran agama (Islam).

Kerusakan saat ini telah tampak di mana-mana, seperti firman Allah Swt dalam surah Ar-Rum ayat 41

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)".

Namun tidak banyak yang mengetahui, merenungi tanda-tanda tersebut. Bahkan manusia masih lengah dalam beraktivitas di dunia. Manusia yang memiliki sifat rakus terhadap dunia, selalu menginginkan semua menjadi miliknya, tidak memerdulikan halal haram. Demi tercapainya suatu visi mereka berupaya membuat aturan hanya untuk kepentingan sendiri dan para antek-anteknya. Rakyat yang menjerit pun tidak ada yang mendengarkan, rakyat menjadi korban dari keserakahan para kapitalis. Sungguh miris nasib penduduk di negeri ini.

Adapun sistem pendidikan Islam mencetak generasi yang berakhlak, berkepribadian Islam, namun juga menguasai ilmu dunia seperti matematika, sains, teknologi. Hasil belajar pendidikan Islam akan menghasilkan peserta didik yang kokoh dalam keimanannya dan mendalam pemikiran Islamnya (tafaqquh fiddin). Negara mempunyai tanggung jawab atas pendidikan rakyatnya serta memerhatikan kurikulum, tujuan, dan strategi pendidikan. Sehingga kurikulum pendidikan pun jelas tidak abu-abu dalam mencetak generasi berkualitas. Wallahu 'alam[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Kaya Ilmu, Tetapi Miskin Adab
Next
Event ke-11 NarasiPost.com: Peran Perempuan sebagai Penggerak Opini Islam di Era Digital
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram