"Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.”
(HR. Muslim)
Oleh. Eros Rosnani
(Ibu Rumah Tangga & Aktivis Muslimah)
NarasiPost.Com-Dikutip dari Fokussatu.com (18/04/2021), seorang Youtubers yang bernama Joseph Paul Zhang menistakan agama Islam dengan mengaku sebagai nabi ke-26 dan menghina Nabi Muhammad Saw. serta menghina Allah Swt yang diunggah melalui akun Youtube miliknya. Penistaan tersebut diunggah dalam sebuah forum diskusi zoom, yang berdurasi cukup panjang, yaitu sekitar tiga jam dua puluh menit.
Tak hanya menistakan agama Islam dengan mengaku sebagai nabi ke-26, dirinya juga menantang untuk dilaporkan ke pihak kepolisian sebagai penista agama, “Yang bisa laporin gua ke Polisi gua kasih uang lo, yang bisa laporin gua penistaan agama, nih gua nabi ke-26, Joseph Fauzan Zhang meluruskan kesesatan ajaran nabi ke-25 dan kecabulannya yang maha cabulullah”, katanya dalam akun tersebut.
Dalam unggahan yang diberi judul ‘Puasa Lalim Islam’ tersebut Joseph juga menghina Allah Swt dengan menyebut kalau Allah sedang dikunci di Ka’bah hingga mengatakan bahwa umat Islam dibodoh-bodohi oleh ulamanya, salah satunya mengenai tindakan rudapaksa.
Mengapa saat ini banyak sekali pelaku penista agama? Bahkan semakin menjadi-jadi berani menyimpangkan kebenaran Islam, menghina dan menghujat ajaran Islam seperti kebenaran Al-Qur’an, juga kemaksuman Nabi Muhammad Saw. dan menghina Allah Swt? Penyebab utamanya adalah karena diterapkannya sistem sekularisme di negeri ini. Sistem yang memisahkan kehidupan manusia dari agama, juga liberalisme yang menggaungkan kebebasan. Salah satunya adalah kebebasan berbicara, sehingga siapapun bebas berbicara, berpendapat meski menistakan agama dan Tuhan.
Sayangnya masih banyak umat Islam terutama para ulama yang masih diam menanggapinya. Mereka beranggapan dengan sikap diamnya dan bersabar terhadap hinaan dan hujatan atas ajaran Islam itu dianggap suatu kebaikan. Padahal ketika diam, seolah membiarkan kemaksiatan itu terjadi. Ketika umat Islam melihat kemungkaran seharusnya menghentikannya dan mengubahnya sebagaimana kewajiban ini telah ditegaskan dalam sabda Nabi Saw,
"Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.”
(HR. Muslim)
Selain itu, tidak adanya hukuman yang tegas bagi penista agama, yakni hukuman yang mampu menjadikan para pelaku penista agama itu jera dan tidak akan mau melakukannya lagi. Sebagai umat Islam rujukan pertama untuk menghukum penista agama adalah tertera dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah ayat 12 yang artinya,
“Jika mereka merusak sumpah (perjanjian damai)nya sesudah mereka berjanji dan mereka mencerca agama kalian, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti.”
(QS. At-Taubah : 12)
Penista agama tidak akan ada jika Islam dijadikan sebagai landasan konstitusi dan arah pandang manusia. Hukum dalam Islam berasal dari Allah Swt Yang Maha Adil. Aturannya digali dari Al-Qur’an, hadis dan ijma' Sahabat sehingga hukum tidak akan berubah-ubah sesuai kepentingan golongan tertentu. Oleh karena itu, jika negeri ini masih berlandaskan pada sekularisme-liberalisme, hanya menempatkan agama sebagai pelengkap bukan sebagai pijakan, maka akan tumbuh subur penista agama selanjutnya. Wallahu a'lam bishshawab.[]
Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]