Bongkar Pasang jajaran, Demi Apa?

reshuffle mentri

"Fenomena reshuffle ini sejatinya sudah sering terjadi. Berulang-ulang, bahkan menjadi kebiasaan. Bongkar pasang, tambal sulam."


Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Isu reshuffle mencuat lagi. Bongkar pasang menteri bakal terjadi lagi. Katanya karena beberapa menteri tak memenuhi standar kerja.

Fenomena reshuffle ini sejatinya sudah sering terjadi. Berulang-ulang, bahkan menjadi kebiasaan. Bongkar pasang, tambal sulam. Mengisyaratkan kinerja tak mapan, atau karena adanya kepentingan?

Alasan kinerja buruk, sejatinya memang bawaan lahir dari sistem itu sendiri. Ketika kekuasaan telah digenggam, koalisi pun ikut senang. Perayaan pun dilakukan dengan bagi-bagi kursi sebagai politik balas budi. Masalah kualifikasi awalnya tak masalah, asal dapat jatah. Akhirnya kualitas tak jadi soal, yang penting masuk jajaran.

Maka bisa dilihat hasilnya, para menteri sering membuat keributan, mengeluarkan kebijakan yang tak tepat, bahkan kadang ucapan tak bermartabat. Jangankan memikirkan kesejahteraan rakyat, uang umat pun malah diembat.

Kadang pula reshuffle berdampak positif, namun bukan untuk rakyat, tapi untuk para investor. Reshuffle seakan mencari aktor tepat yang bisa memuluskan investasi, walaupun merugikan negeri ini. Begitulah yang terjadi.

Di alam demokrasi, memang tak ada yang abadi. Tidak ada teman yang abadi, pun tak ada musuh yang abadi pula. Bahkan aturan dan kebijakan juga sama, siap bongkar pasang sesuai kesepakatan kongsi. Bagaimana dengan rakyat? Rakyat hanyalah penggembira dalam pesta para korporat. Jika ada kepentingan, rakyat akan dicatat, selebihnya tak dianggap, kadang malah dianggap sebagai penghambat.

Sejatinya, reshuffle menteri maupun rezim tak akan membawa kepada perbaikan selama sistem kapitalisme masih diterapkan. Karena sistem lah yang menjadi akar permasalahan. Sehingga seribu kali reshuffle pun tak akan membawa kepada kesejahteraan.

Sungguh kinerja yang hebat hanya akan kita temui dalam sistem yang juga hebat. Sistem yang menjadikan aturannya sesuai syariat Islam. Tak hanya melahirkan pejabat amanah, namun juga qona'ah. Yang tak haus akan kekuasaan yang akhirnya menghalalkan segala cara.

Inilah sistem Islam. Sistem yang datang dari sang pencipta. Yang telah terbukti unggul dan mumpuni. Yang membawa kepada kemajuan dan kejayaan. Di dalam naungan sistem Islam, rakyat sejahtera bukannya sengsara. Sistem yang sempurna, tentu kita merindukannya.

Wallahu a'lam[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Fobia Islam
Next
Menghafal Al-Qur'an di Usia yang Tak Lagi Muda
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram