Cukuplah Allah dan RasulNya menjadi yang paling dicinta. Selain kecintaan pada keduanya mampu memasukkan kita ke dalam surga, juga mampu mendorong kita untuk menjadi insan yang mulia
Oleh. Hana Annisa Afriliani,S.S
NarasiPost.Com-Pernahkah kita merasa kecewa atas sesuatu yang terjadi pada kita? tentu manusiawi, tapi jangan sampai hal tersebut menjadikan kita mengganggap Allah tak adil. Sampai akhirnya menggugat takdirNya. Naudzubillah…
Ingatlah bahwa rencana Allah akan mampu ciptakan bahagia. Berbaik sangka kepada-Nya adalah sikap terbaik seorang Muslim atas segala ketetapan dariNya, meski tak sesuai harapan. Bukankah yang terbaik menurut kita belum tentu yang terbaik menurut Allah?
Manusia hanyalah makhluk yang penuh keterbatasan. Akalnya terbatas tak mampu menembus batas-batas irrasional. Sedangkan Allah Maha Segalanya, tentu saja Allah yang lebih tahu yang paling tepat untuk kita.
Sayangnya masih banyak manusia yang menganggap bahwa segala yang terjadi padanya jika tak sesuai keinginannya adalah musibah bahkan kesialan. Sehingga ia akan merutuki nasibnya, putus asa, bahkan hingga memutuskan mengakhiri hidupnya. Baginya hidup sudah tidak lagi berharga, sebab harapannya kandas digerus takdir.
Itulah yang pernah terjadi pada salah seorang teman sekolahku di masa SMA dulu, dia mengakhiri hidupnya hanya karena urusan cinta. Ya, ia nekat bunuh diri usai putus cinta. Aku merasa sangat prihatin dengan keputusan gilanya saat itu, tak menyangka bahwa dia akan melakukan itu.
Seandainya saja dia berbaik sangka kepada Allah, tentu saja dia tak akan mengambil tindakan tersebut. Bisa jadi, putus cintanya dia yang merupakan bagian dari skenario kehidupannya, adalah cara Allah untuk melepaskannya dari sebuah kemaksiatan. Ya, sejatinya pacaran adalah maksiat yang dimurkai Allah, karena terkategori sebagai aktivitas mendekati zina.
Namun, nasi sudah menjadi bubur. Temanku itu telah tenggelam dalam kecewa yang mendalam. Dan hidupnya telah berakhir. Tak mungkin bisa dikembalikan lagi. Tinggallah pertanggungjawaban di sisi Allah harus dia hadapi.
Sungguh aku mendapatkan pelajaran berharga dari kisahnya. Bukan hanya tentang menerima takdir-Nya dengan penuh rasa iman, namun juga tentang mencintai manusia tak perlu sepenuh jiwa. Sebab jika kecewa akan membawa derita. Cukuplah Allah dan RasulNya menjadi yang paling dicinta. Selain kecintaan pada keduanya mampu memasukkan kita ke dalam surga, juga mampu mendorong kita untuk menjadi insan yang mulia dengan senantiasa taat kepada perintahNya. Wallahu'alam…[]
Photo : Google Source
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]