“Ingatlah, bahwa berdakwah lewat tulisan itu salah satu mata air pahala jariah. Maka, niatkan semata-mata untuk mengharap rida-Nya. Jangan berhenti di sini! Justru jadikan ini titik awal dari perjuanganmu. Menulis dan menyebarkannya adalah salah satu teknik (uslub) dakwah yang dapat dilakukan, apalagi di era media sosial seperti sekarang ini. Semangat!!”
Oleh. Wa Ode Mila Amartiar
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Saya sempat terharu dengan perjuangan Tim NarasiPost.Com. Mungkin belum banyak dari sahabat yang tahu bahwa di balik naskah-naskah yang tayang, ada pengorbanan yang besar dari para tim. Ada mata yang harus terjaga di waktu malam, ada waktu yang tersita, ada yang terkuras tenaganya, ada lelah yang terabaikan, ada sakit yang ditahan, serta ada harta yang diikhlaskan. Semua dilakukan tanpa mengharap materi duniawi.
Menulis Bagian dari Dakwah
Jujur, saya sangat tersentuh karena di zaman sekarang ini, di mana kebanyakan orang lebih memilih menghabiskan uangnya untuk mengoleksi tas branded, mobil sport, dan aneka barang mewah lainnya, justru ada orang yang lebih memilih menghabiskan hartanya di jalan dakwah demi mengapresiasi para penulis-penulis ideologis.
Ya, semua ini mengingatkanku tentang lembaran-lembaran kisah sejarah para pengemban dakwah terdahulu. Sejarah dakwah tidak lepas dari pengorbanan dan perjuangan. Mulai dari perasaan, harta, jiwa, waktu, tenaga, nyawa, dan potensi yang Allah titipkan, semua dikorbankan di jalan dakwah. Hal itu kembali menyadarkan bahwa tinta pena yang saya habiskan selama ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan tetesan peluh, darah, dan air mata yang telah mereka persembahkan demi tersiarnya risalah Islam dari generasi ke generasi. Iya, mulai dari manusia terbaik, Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam, para sahabat, syuhada, mubalig, hingga para dai. Betapa mereka begitu totalitas berkontribusi dalam dakwah. Belum lagi para perawi hadis yang entah berapa juta tetes tinta telah digoreskan dan berapa ribu satuan waktu yang telah terkuras demi mengabadikan hadis Nabi. Hal ini semakin membuat saya merasa termotivasi untuk menulis.
Sepenggal Kisah di Balik Challenge
Alhamdulillah, masyaallah, tabarakallah. NarasiPost Media baru-baru ini mengadakan Challenge Milad ke-2. Berhasil mengikuti challenge di salah satu media dakwah eksklusif ini adalah pencapaian yang luar biasa bagi saya. Sebagai penulis pemula yang masih receh, awalnya saya sempat insecure bersaing dengan para penulis senior yang hebat-hebat.
Tak terasa tibalah hari Sabtu, 29 Oktober 2022, saat acara puncak Milad NP digelar sekaligus pengumuman pemenang challenge. Malam itu, hati saya lumayan deg-degan, tak sabar ingin melihat nama-nama sang penakluk challenge. Nama-nama peserta rubrik opini umum ditampilkan pertama kali. Nama saya tidak masuk nominasi. Hehe … Ya, iyalah enggak ada karena memang saya tidak sempat kirim naskah challenge untuk rubrik ini. Eh, masyaallah, pas di rubrik sastra, nongol tuh foto dan judul cerpen saya di urutan ke-7! Alhamdulillah, mendapat peringkat 7 besar dari 400 lebih naskah yang masuk di meja redaksi adalah pencapaian yang luar biasa bagi saya. Padahal sebelumnya saya sempat insecure tidak akan masuk 10 besar karena Mom Andrea pernah memberi kritik. Memang tanpa dikritik pun, saya juga menyadari bahwa banyak cerpen-cerpen yang telah tayang lebih keren dari punya saya. Apalagi, jujur ini adalah cerpen pertama saya di seumur hidup hingga saat ini. Saya memang dari dahulu kurang minat dengan pelajaran Bahasa Indonesia, terutama bagian sastra.
Selanjutnya, tibalah di bagian nominasi rubrik motivasi. Hati saya makin berdebar. Deg … deg… deg… Eh, alhamdulillah … Seketika mata saya berbinar-binar, hati ini rasa tak percaya. Foto dan judul naskah motivasi saya terpampang nyata berada di urutan pertama. Itu berarti saya berhak mendapatkan reward emas murni. Baru deh tersadar bahwa dua hari ini saya di- prank_ sama Mom Andrea. Iya, sebelum pengumuman pemenang challenge, saya diamanahi oleh Mom untuk membeli emas murni yang akan diberikan kepada pemenang pertama. Katanya, kebetulan tempat tinggalnya tidak jauh dari tempat tinggal saya. Tanpa rasa curiga sedikit pun, saya melaksanakan amanah tersebut dengan sebaik mungkin. Ternyata, eh, ternyata, saya membeli reward untuk diri saya sendiri. Hehe …
Jujur rasanya bahagia sekali karena prank berakhir happy ending. Baru kali ini saya ingin prank seperti ini terulang lagi di challenge yang akan datang. Insyaallah.
Syukron Jazakunallah khoiran katsiron Mom Andrealica Nhordeeniz dan Tim NarasiPost.Com
Benarkah Ada Pesan di Balik Reward Ini?
Menurut saya, seolah-olah ada pesan di balik reward ini. Mungkin seperti ingin menyampaikan, “Ingatlah, bahwa berdakwah lewat tulisan itu salah satu mata air pahala jariah. Maka, niatkan semata-mata untuk mengharap rida-Nya. Jangan berhenti di sini! Justru jadikan ini titik awal dari perjuanganmu. Menulis dan menyebarkannya adalah salah satu teknik (uslub) dakwah yang dapat dilakukan, apalagi di era media sosial seperti sekarang ini. Semangat!!”[]
Photo : Pribadi