Waktu Berlayarmu Telah Tiba, Hati-Hati di Jalan, Nak!

Selamat berlayar, Nak. Aku menunggu kesuksesanmu di pantai kenangan kita.


Oleh: Cicih Yuningsih Irawan (Hijrah Consultant)

Waktu telah berlalu dengan segala masa lalu. Andai dahulu dapat kita lalui tanpa harus bertikai saling mengancam untuk berjarak. Tanpa memedulikan pandangan negatif di sekeliling kita. Tanpa saling ragu untuk melangkah dan memanjakan hati yang kian rapuh. Andai kau tahu, hati yang dulu penuh debu dan ragu, kini semakin yakin bahwa aku mampu menjadi seorang ibu. Walau tak jarang aku gagal memahamimu, putriku.  

Waktu telah berlalu dengan segala masa lalu. Maaf, aku terlambat membesarkanmu, mendidikmu, memanjakanmu. Namun aku sangat bersyukur atas takdir indah yang Allah berikan kepada kita, saat ini. Bukankah yang rapuh tak selama rapuh? Yang kehilangan seorang anak tak selamanya kehilangan? Dan hati yang kemarau tak selamanya kemarau? Terkadang yang julit ada saja. Betapa jahatnya jika mereka menstandardisasi sikap mereka padamu dengan sikapku padamu. Bukan aku yang mengambil kesempatan untuk menjadi ibumu, tetapi mereka yang seolah mempersilakanku untuk itu. Bukan kau yang mengambil kesempatan untuk menjadi anakku, tetapi mereka yang tidak bergegas mengambil hatiku. Hidup itu penuh dengan kompetisi, aku harap kitalah pemenangnya.

Waktu telah berlalu dengan segala masa lalu. Saat itu, yang pamit telah kembali, yang julit bermunculan. Mulai saat itu kuharus rela membagi waktuku bersamamu dengan waktumu bersamanya. Tenang, aku tak mau mengganggu waktumu hanya karena urusan rindu. Doakan saja agar aku tetap amanah menjadi ibumu dengan segala badai yang ada.

Waktu telah berlalu dengan segala masa lalu. Namun, tak layak terus memikirkan masa lalu, sedangkan kaulah masa kini dan masa depanku. Sudah tak zaman kita memikirkan pandangan negatif orang-orang, aku hanya ingin menguatkanmu dalam menjalankan peran sebagai pemimpin para calon pemimpin. Kita tak harus membuktikan kepada Julit Julita, bahwa kau harus menjadi jauh lebih baik semenjak menjadi putriku. Begitu pun aku, aku harus menjadi yang terbaik dari yang baik. Karena pembuktian di hadapan manusia itu hanya akan melelahkan kita. Cukup lakukan hal terbaik dan saling berdoa untuk menjadi yang terbaik.

Waktu telah berlalu dengan segala masa lalu. Dua tahun berlalu, jejak prestasi telah kau ukir dengan indah, badai mulai tenang, sinyal-sinyal masa depan telah tampak, saatnya kau berlayar. Namun jangan kau lupakan, kehidupan itu selalu satu paket. Jika ada bahagia, maka sepaket dengan deritanya. Jika kau mulai tenang dari badai di lingkunganmu yang lama, tetap berhati-hatilah saat berlayar menuju lingkunganmu yang baru, karena badai saat kau berlayar di tengah lautan lebih dahsyat dibanding saat tak berlayar.

Waktu telah berlalu dengan segala masa lalu. Namun, tak penting meratapi masa lalu yang pilu. Karena yang terpenting saat ini adalah bahagiakan malaikat kecilku. Mutiara hatiku yang telah lama terpendam waktu. Aku ingin kemilaumu tetap terpancar di sisa hidupmu, juga hidupku. Dan aku akan menjagamu, seperti aku menjaga ibuku, pun menjaga adik-adikmu. Untaian doaku yang selalu iringi langkahmu, semoga menjadikanmu wanita dewasa yang pandai meramu tiket sukses ke surga.

Selamat berlayar, Nak. Aku menunggu kesuksesanmu di pantai kenangan kita. Jika kau lelah dalam perjalananmu, istirahat sejenak di pantai manapun kemudian kau hubungi aku via udara, insyaAllah aku akan selalu berusaha ada untuk menjadi tempat istirahatmu. Akan kusuguhi kisah-kisah wanita hebat yang dulu sering kusuguhkan saat kau tak bisa tidur. Aku mencintaimu karena Allah, aku titipkan kau pada-Nya melalui orang-orang yang menyayangimu di seberang benua sana. Doaku yang mengudara untukmu, semoga senantiasa menyelimutimu agar kau selalu dalam lindungan Allah Swt.[]


Picture Source by Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Kekerasan Seksual pada Anak, Butuh Solusi Tuntas
Next
Kekerasan Anak Buah Dari Liberalisme
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram