"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan"
(QS. Ali Imran :185)
By: Surani Ningsih
Alam begitu indah menyapa di pagi hari. Kicauan burung dan senyuman mentari menghangatkan penghuni bumi ini.
Seperti halnya yang diriku lakukan saat ini. Berkutat di depan laptopku mengisi aneka kajian sambil menikmati indahnya pagi ini.
Namun tiba-tiba sebening kesenduan menyeruak dalam jiwaku. Meneteskan air mata kesedihanku saat mengenang seseorang yang pernah hadir dalam hidupku. Rasanya seperti tersedot mesin waktu mengenang kembali masa lalu saat masa-masa SMA.
Terlalu indah untuk dilupakan saat satu bis bersamanya walalu rute rumah kami sebenarnya berbeda. Seringkali kami belajar bersama dan melakukan hal-hal lainnya dalam persahabatan kami itu.
Nia,itulah panggilanku untuknya.
Gadis manis yang selalu membawa aura ceria. Memberikan rasa nyaman bagi siapa saja. Bagiku, Nia selalu memberikan kenangan terindah ng mewarnai perjalanan hidupku.
Allah swt menghendaki perjalanan hidup kami yang berbeda alur.
Aku dan keluargaku harus hijrah meninggalkan kota kelahiranku di Irian Jaya menuju kota Bandung.
Sejak itulah hubunganku dengan Nia mulai terputus untuk beberapa saat. Mungkin karena kesibukan kami masing-masing yang sejenak membuat kami tidak bersapa ria.
November 2019 adalah awal kami bersua lagi dalam menyambung kata. Saling suport dan saling mendo’akan demi kebahagiaan hidup masing-masing.
Jujur, aku baru tahu kalau saat itu Nia sedang menjalani operasi untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Cancer cervix diam-diam mengancam jiwanya.
Aku kehilangan kontak Nia lagi. Kucoba mencari tahu keberadaan dia namun hasilnya mengecewakan. Aku pernah menduga, mungkin Nia sudah meninggalkan keindahan dunia ini karena penyakitnya.
Namun secara tidak terduga, Nia menyapaku kembali pada Juli 2020. Hampir kumenangis bahagia. Nia menanyakan kabar dan aneka aktivitasku serta aneka kesempatan investasi yang ada.
Sungguh bahagia menyeruak dalam jiwaku saat kami bisa saling bersapa ria lagi. Kupikir Nia sudah sembuh seperti sediakala.
Namun rupanya jalur cerita hidup kami harus berubah lagi. Allah swt , Sang Penggenggam Langit dan Bumi rupanya memiliki rencana terindah untuknya. Allah swt memanggil Nia untuk menghadap Keharibaan_Nya. Melepaskan segala derita yang selama ini Nia tanggung.
Hatiku terasa terhujam sembilu mendengar kepergiaan Nia. Segudang kesedihan menggelayut di dadaku.Rasa penyesalan mulai menyapa. Kuakui kalau aku belum sempat memberikan kata-kata perpisahan terakhir untuknya.
Mungkin benar kata orang.
Rindu yang tiada bertepi tatkala orang yang kita cintai telah meninggalkan kita selamanya. Begitu juga perasaanku tentang Nia.
Namun aku percaya kekuatan do’a meski raga kami kini terpisah dimensi yang berbeda.
Selamat jalan sahabatku “ Nia Harahap”
Semoga Allah swt menerima dan menjagamu dengan menempatkanmu di tempat terindah di sisi_Nya.
Sampai kita bisa bertemu di alam keabadian kelak.
Percayalah..
Kisahmu akan abadi kukenang. Sebagai pengingat bahwa bumi hanya sementara untuk kita tempati karena pada hakekatnya tujuan hidup kita hanyalah di kehidupan kita kelak.
Innalillahi wa inna ilaihi raajiun. Allahummaghfirha warhamha waafihaa wa’fu ‘anha.
~~~
Sydney, 24 October 2020
Photo Source : Almarhumah Nia Harahap
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]