Si Siput itu Telah Berlari Kencang

Siput berlari kencang

Setelah gelar si Siput dia sandang, ternyata tak membuat gentar. Kesan lambat dan lelet yang terlanjur tersemat, tak membuat dia patah arang dan menyerah.

Oleh. Netty al Kayyisa
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Hai Guys, pernahkah kalian melihat perlombaan lari antara kelinci dan kura-kura? Menurut kalian, siapakah yang menjadi pemenangnya? Pasti kelinci. Tetapi dalam sebuah fabel yang diangkat dalam kisah Upin Ipin, perlombaan lari antara kelinci dan kura-kura dimenangkan oleh kura-kura. Tahukah kalian apa rahasianya? Karena kelinci terlalu sombong dan meremehkan kura-kura. Sementara kura-kura dengan segala kerja kerasnya, mampu melejit meninggalkan kelinci yang sombong tak terkira.

Melihat setiap kisah ini aku teringat dengannya. Pemred menyebutnya “Siput”, konon katanya karena suka bersembunyi di cangkangnya. Image yang terbangun adalah siput ini lambat, lelet, dan stigma negatif lainnya. Tetapi aku lebih suka menyebutnya kura-kura yang bermetamorfosis menjadi kelinci sebagaimana kisah fabel dalam Upin dan Ipin. Dialah Renita Saraswati si Siput NP.

Kesan Pertama Membuat Terluka

Aku berinteraksi pertama dengannya saat Challenge Dawai Literasi di rubrik Motivasi. Dari awal ikut challenge aku membidik rubrik ini untuk mengikutinya. Sayangnya, aku berbalik arah mengikuti rubrik Story juga karena kepincut dengan adminnya. He he kisah ini ada di sesi yang lain ya.

Di grup itu kami tak banyak berinteraksi. Bahkan aku tidak tahu siapa admin dan jurinya. Aku tak mengingat pernah disapa di grup olehnya. Jadi tak ada kesan istimewa. Setelah pengumuman pemenang, maka kami harus konfirmasi ke dia sebagai admin sekaligus jurinya. Tanpa beban aku konfirmasi dan mencoba basa-basi, dan hasilnya basi beneran. Ha ha. Dia tak segera merespons WA-ku, awalnya berpikir, “Ah, dia pasti sibuk menjadi juri dan betapa banyak yang konfirmasi ke dia”. Aku mencoba bersabar dan akhirnya direspons juga.

Tiba-tiba di akhir pengiriman reward, pemred ngomong di grup bahwa pemenang dengan nama ini dan itu tidak konfirmasi. Dan aku termasuk salah satu di dalamnya. Aku konfirmasi langsung di grup, dan dia bilang, “Mbaknya gak ngasih alamat ke saya”. Hah! Hati ini meradang, kok bisa aku dibilang gak memberi alamat? Aku tag dia di pesanku, dan akhirnya dia meminta maaf karena ternyata chat-ku tertumpuk katanya.

Dari situ kesan buruk pada Tim Redaksi muncul. Bagaimana bisa NarasiPost.Com memiliki tim redaksi yang lelet seperti ini? Meski akhirnya tertutup dengan kinerja tim yang lain dan aku melupakan kesan pertama yang tak menyenangkan itu.

Dan pada akhirnya terkonfirmasi bahwa keleletan yang menimpa Mbak Rere karena memang kondisinya bukan karena niat mau lelet. Pada saat itu beliau sedang sakit sehingga belum maksimal mendampingi kami yang ada di rubrik Motivasi.

Mbak Rere dan NP

Setelah bergabung di Konapost, semakin sering aku mendengar dia mendapat julukan si Siput. Aku sudah tak mengambil hati karena aku pikir sudah selesai urusanku dengannya dan fokus pada menulis saja. Ketika melihat rubrik yang ada di NP, aku ingin menaklukkan beberapa tulisan yang selama ini belum bisa mengeksekusi atau aku memang tertarik untuk menuliskannya. Salah satunya Sainteks dan Medical. Dan tahukah kalian siapa editor yang memegang rubrik itu? Alamak, benar sekali Mbak Rere si Siput NP.

Wow, amazing! Tak disangka si Siput NP selain menjadi editor di rubrik Opini dan Worldnews, dia juga menjadi editor di Sainteks dan Medical. Rubrik yang menurutku keren, tak mudah ditaklukkan terbukti tulisan yang termuat tak banyak di dua rubrik ini. Ada dua kemungkinan yang bisa kutebak, tak banyak yang mengirim tulisan tentang rubrik ini atau tak layak tayang. Ternyata si Siput NP tak kalah keren dengan editor lainnya.

Gebrakan yang Mengubah Pandangan

Setelah gelar si Siput dia sandang, ternyata tak membuat dia gentar. Kesan lamban dan lelet yang terlanjur tersemat, tak membuat dia patah arang dan menyerah. Bahkan dia membuktikan diri sebagai si Turbo yang melesat kencang. Jika di NP ada editor keren multitalenta seperti Mbak Mila, maka Mbak Rere juga membuktikan ketangguhannya dalam mengeksekusi naskah sekaligus mem-publish-nya. Kemampuan yang awalnya hanya pemred yang memilikinya, kini bisa dieksekusi dengan apik oleh Mbak Rere. Dalam sekejap si Siput melaju kencang meninggalkan kami, eh, aku kali ya yang terbengong-bengong melihat kecepatan terbangnya. Gelar si Siput pun beralih menjadi si Turbo.

Aku dan Mbak Rere

Setelah kesan pertama yang tak menyenangkan, aku hampir tak pernah bersinggungan dengannya. Aku juga tidak tahu apakah naskah Saintek yang pernah kutulis sempat mampir ke mejanya. Aku hanya terheran-heran melihat kemampuannya. Hingga suatu saat, ketika Mbak Rere mem-publish sebuah tulisan, aku memprotesnya. Ha ha ha, sok sekali Anda! Bukan bermaksud apa-apa, hanya mencoba meluruskan pemahaman yang barangkali berbeda. Maka kami terlibat diskusi yang membuat aku berpikir ternyata asyik juga orangnya diajak diskusi. Mbak Rere mencoba mengurai dan memahami apa yang menjadi titik koreksiku dan apa yang dimaksud penulisnya. Beliau menjadi jembatan pemahamanku dan penulis naskah yang sebenarnya. Satu yang berubah, Mbak Rere membalas pesanku dengan segera, sudah tidak lelet lagi seperti semula. Dari situ aku semakin yakin, dia telah membenahi diri untuk menjadi lebih baik lagi.

Dan saat aku mengirim rubrik Medical, akhirnya surat cinta itu datang. Surat cinta dengan bahasa santun tak terkesan sangar. Surat cinta yang membuktikan kepiawaiannya memegang rubrik yang menjadi amanahnya. Surat cinta yang benar-benar menjadikanku jatuh cinta dengan sosoknya.

Pesan Sebelum si Siput Cuti

Amanah di NP memang berat, harus menghadapi pemred yang perfeksionis dan para penulis dengan berbagai genre, pemikiran dan tuntutan. Sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam Qur’an surah Al-Ahzab ayat 72 barangkali mewakili amanah yang diemban Tim Redaksi NP saat ini :

إِنَّا عَرَضۡنَا ٱلۡأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلۡجِبَالِ فَأَبَيۡنَ أَن يَحۡمِلۡنَهَا وَأَشۡفَقۡنَ مِنۡهَا وَحَمَلَهَا ٱلۡإِنسَٰنُۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومٗا جَهُولٗا ٧٢

”Sesungguhnya kami telah menimpakan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh”.

Tapi amanah ini terlanjur terpikul di pundak, maka mau tidak mau harus dijalankan semaksimal yang bisa kita lakukan, apa pun kondisi yang menimpa. Permakluman dalam mengemban amanah hanya bisa dilakukan pada kondisi yang dibenarkan syarak. Maka, untukmu Mbak Rere, semoga tetap tegar apa pun kondisimu saat ini. Semoga tetap amanah meski berat dan sulitnya beban. Insyaaallah pada waktunya nanti, engkau akan memetik hasil memuaskan, entah di dunia ataupun di akhirat-Nya.

https://narasipost.com/story/06/2024/siput-yang-berlari/

Entah mengapa kabar dari Pemred yang menyebutkan Mbak Rere akan cuti di bulan Juli karena hamil sedikit mencubit hati. Meski baru berinteraksi beberapa hari ada rasa kehilangan yang merayapi hati. Hanya doa yang terselip semoga Allah memudahkan segala urusan dan memudahkan kehamilan hingga persalinan.

Buat Mbak Rere tersayang, apa pun kondisimu, jadilah yang terbaik. Kadang orang luar tak mengerti kondisi kita, menuntut keprofesionalitasan kita dalam mengemban amanah, dan menjadi acuan dalam menilai kinerja kita. Anti telah membuktikan menjadi yang terbaik dengan segala keterbatasan dan kelebihan yang Anti miliki. Aku mengagumimu dengan segala keterbatasan dan kelebihanmu. Semoga di lain waktu aku bisa lebih banyak belajar darimu. Semoga Allah memberi kesempatan di kemudian hari untuk kita bertemu. Aamiin. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Netty al Kayyisa Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Keir Starmer Pro-Israel, Adakah Bedanya?
Next
Mom Andrea, the Strongest Woman
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Novianti
Novianti
3 months ago

Daku termasuk dimention gara-gara tidak konfirnasi..Malu saat mom.mengumumkan nama diriku karena kelalaian diri. Meski memang saat itu kondisi membuat pikiran blank. Tetapi memang ora g lain tidak tahu keadaan masing-masing dan kita yang harus komitmen. Barokallohu, mba.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram