Siput itu tak lagi lamban, kini dia telah berlari cepat dan berhasil mengambil posisi di hati sang pemimpin redaksi
Oleh. Arum Indah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Guys, Guys. Apakah kamu tahu siput? Makhluk berukuran mungil nan mini yang lamban banget kalau berjalan. Saking lambannya ia berjalan, siput hanya mampu berjalan sejauh 1,34 cm dalam waktu satu menit! Lama banget, ‘kan? Kalau kita lagi “kesel” sama polah seseorang yang lama banget, pasti kita juga bakal merepet dan ngomong ke orang itu, “Duh, kamu lambat amat. Kayak siput, tahu ‘gak, sih!”. Pokoknya semua yang lama, lambat, dan lamban, pasti akan selalu kita ibaratkan sama siput.
Akan tetapi, jangan salah, Guys. Meskipun mungil nan mini dan lamban binti lama, jika sudah beraksi, siput bahkan bisa menjadi sang juara lari! Yes, kalian semua pasti ingat dengan dongeng masa kecil kita tentang pertandingan lari antara siput dan kancil, tah? Sang siput mampu meraih gelar juara dan menyingkirkan si kaki cepat berkat strateginya.
Lalu, apakah kita akan membicarakan dunia siput hari ini? Tentu tidak, karena saya bukan ahli siput. Jadi, Guys. Di tulisan kali ini, saya akan me-review seorang editor tim NP yang berdomisili di Paris Van Java alias Bandung. Seseorang yang dijuluki “siput” oleh Pemred NP, Mom Andrea. Siapakah dia? Ya, dia adalah Teh Renita, alias Teh Rere.
Wah, kira-kira apa hubungan Teh Rere sama siput yang berlari, ya? Penasaran? Stay calm and stay tune di naskah ini, ya!
Awal Perkenalan
Jujur, awalnya nama Teh Rere terbilang masih cukup asing di telingaku. Sejak aku bergabung di Konapost bulan 11 tahun 2023 silam, aku hanya beberapa kali melihat pesannya di grup. Lalu, keberadaannya benar-benar tak terpantau lagi olehku. Entah aku yang tak memperhatikan grup dengan baik atau memang Teh Rere tengah ada keperluan lain.
Namun, beberapa waktu ini, namanya sudah mulai sering berseliweran di Grup Konapost. Ia sering membagikan naskah-naskah para penulis yang sudah publish di website NP dan merespons beberapa pesan dari anggota grup. Dari situlah awal perkenalan kami. Pagi itu, Teh Rere menghubungi aku via japri dan mengabarkan bahwa naskahku sudah tayang. Ia juga memberi tahu bahwa judul naskahku diganti agar nilai SEO-nya berwarna hijau. Aku iyakan pesannya dan kuucapkan terima kasih.
Sebuah ide pun muncul di kepala. Berhubung NP sedang mengadakan challenge dan salah satu temanya mengenai “Tim Redaksi NarasiPost.Com di Mataku”. Aku pun mencuri-curi kesempatan untuk SKSD (sok kenal sok dekat) dengan Teh Rere. Berbagai pertanyaan aku lontarkan, sejak kapan ia di NP, kapan bergabung menjadi tim redaksi, apa saja amanah, dan kendala yang ia hadapi selama di NP? Maklum, ya, Teh, baru itu yang bisa aku tanya-tanya selama proses SKSD, aku belum bisa tanya nomor rumah, nomor sepatu, apalagi nomor rekening. Hehehe.
Cuti dan She’s Come Back
Nyatanya, obrolanku dengan Teh Rere pagi itu, belum membuahkan hasil. Aku masih merasa blank dengan sosok Teh Rere. Lampiran kertas di Microsoft Word-ku masih setia pada posisi awal, putih bersih tanpa noda. Setiap kata yang aku tulis, bolak-balik aku hapus. Oh My God, memang serumit ini membuat naskah story.
Kuputuskan untuk mengambil gawai lagi, berselancar sebentar di dunia maya, sambil menyimak pesan di Grup Konapost. Beberapa pesan kembali masuk dari Teh Rere, ia kembali mengirim beberapa naskah yang publish dan salah satunya adalah naskahku lagi. Tak berapa lama, Teh Rere kembali mengirimkan pesan pribadi kepadaku, mengabarkan tulisanku sudah dimuat dan tentunya ada beberapa hal yang menjadi catatan. Hihihi. Segera kuketik balasan untuknya dan menyampaikan ucapan terima kasih.
Setelah itu, kami saling bertukar pesan, bercerita ini-itu dan kutanyakan pada Teh Rere mengenai dirinya yang selama beberapa bulan lalu jarang terlihat di Konapost. Lewat voice note yang ia kirim, akhirnya aku tahu bahwa selama ini Teh Rere cuti selama beberapa bulan dari NP karena berbagai pertimbangan and now, she’s come back dan siap melangkah kembali bersama NP
Teh Rere dan NP
Aku memang belum lama mengenal Teh Rere, karya-karyanya juga baru beberapa yang aku baca. Kata Mom Andrea, Teh Rere lihai dalam menulis Opini, WorldNews, dan Medical. Ia juga bisa menulis rubrik Family dan Teenager. Wah, Insyaallah nanti akan aku baca karya-karyamu, Teh.
Katanya juga, Teh Rere sedikit “pelit” untuk memberi nilai. Padahal aura wajah Teh Rere itu, enggak ada unsur-unsur pelitnya, lo. Jadi, jangan pelit-pelit, ya, Teh. Nanti hilang manisnya, atuh. Hehehe.
Teh Rere juga termasuk editor yang ketat untuk perihal naskah. Jika naskah yang masuk ke meja redaksinya memiliki plagiarisme sampai 15%, maka ia tak akan segan untuk mengembalikan naskah itu ke penulisnya. Begitu juga, kalau naskah yang masuk kurang “menggigit”, Teh Rere juga enggak bakal segan untuk mengembalikan naskah itu.
Siput yang Berlari
Julukan siput yang disematkan kepadanya berawal dari Mom Andrea yang merasa keki saat menagih naskah yang harus di edit dalam rubriknya tidak segera di setor. Tetapi, ternyata lamanya Teh Rere menyetor naskah diakibatkan karena rumahnya yang sering kebanjiran dan anaknya yang sering sakit atau ada kesibukan lainnya. Namun, ada hal yang berbeda saat ini. Aku teringat satu kalimat Mom dalam pesan pribadinya yang dikirim untukku. Mom mengatakan “proud of her”. Ya, Mom Andrea bangga dengan kinerja Teh Rere saat ini. Mom melihat ada aura yang cerah dari Teh Rere karena bisa membantu mempublish naskah-naskah yang masuk ke www.NarasiPost.Com melalui rubriknya. Selama ini hanya Mom sendiri yang mempublish semua naskah para penulis di NP.
https://narasipost.com/event/reportase-meet-and-greet-tim-redaksi-np/
Apa yang Mom Andrea rasakan, itu juga yang aku lihat. Dari amanahnya di NP, yakni membantu = desain dan publish beberapa naskah yang ada di rubriknya. Kalian tahu ‘kan kalau desain di NP itu perfeksionis banget? Belum lagi urusan SEO yang harus warna hijau, aku bisa lihat totalitasnya Teh Rere dalam menjalankan amanah itu. So, wajar 'kan kalau aku menyebutnya sebagai siput yang berlari? Siput itu tak lagi lamban, kini dia telah berlari cepat dan berhasil mengambil posisi di hati sang pemimpin redaksi, termasuk juga di hati kami yang belum masuk ke jajaran tim redaksi. Hehehe.
Teruslah Berkarya
Guys, dari perjalanan Teh Rere selama beberapa bulan ini, ada hikmah yang bisa aku ambil. Terkadang Allah memberikan kondisi yang menurut kita sulit, tetapi kondisi itu sebenarnya bukan untuk melemahkan kita, melainkan sungguh Allah tengah menempa kita untuk menjadi pribadi yang lebih hebat lagi. Teh Rere yang saat ini melesat berkiprah bersama NP, membuatku ingat akan ayat Allah dalam surah Al-Insyirah ayat 5-6:
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ
Artinya, “Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.”
Ya, Allah senantiasa menjanjikan kemudahan di dalam kesulitan yang hadir. Di balik ujian Teh Rere antara rumah yang kebanjiran dan anak yang sering sakit, Teh Rere mampu melesat menjadi lebih baik lagi. Semangat, ya, Teh. Semoga kiprahmu di NP semakin melesat dan semoga kami mampu mengikuti jejakmu. Big hug for you![]
Wahh mbakk naskah storynya makin lama makin aduhaiiiii
Semoga Allah mudahkan urusan Teh Rere sehingga kontribusinya untuk dakwah lewat NP bisa melesat dan peluru-peluru naskah makin membanjiri dunia maya sebagai upaya perang opini. barokallohu buat penulis dan yang ditulis.
Aamiin...
Allahumma Baarik Mba Arum.. Terimakasih ya atas reviewnya
Sami2, teteh
Ada cerita siput di NP, tapi bukan sembarang siput.
Barakallah mbak Arum
Ehehee.siput supeer, ini mbaak
Barakallah untuk mbak Arum dan Teh Rere
Wa fiik barakallah, mbak..