Dia bisa jadi siput yang lambat, tetapi suatu saat juga bisa berubah seperti turbo yang melesat.
Oleh. Deena Noor
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-“Mbakku ...” Sapaan khasnya membuatku tersenyum. Terbayang seraut wajah putih berkaca mata yang sedang tersenyum manis. Dia memang selalu menyapaku seperti itu as if I was her real sister. How sweet ...
Eh, tetapi perempuan Bandung ini sering dipanggil Siput lo oleh Bu Andrea! Lha kok?! Selain itu, dia juga dipanggil si Turbo. Lhah, apalagi itu?! Kira-kira kenapa, ya?!
Kalau lihat dari karakternya, siput terkenal lambat jalannya. Terus kalau turbo itu bukannya identik dengan kecepatan, ya?! Siput lambat, sedangkan turbo cepat. Dua hal yang berkebalikan. Hmm ... menarik ini.
Apakah dia punya kedua karakter tersebut? Iya. Dia bisa jadi si siput yang lambat, tetapi suatu saat juga bisa berubah seperti turbo yang melesat. Mak wushhh! Nah, kurang lebih itulah alasannya kenapa neng geulis ini mendapat julukan seperti itu.
Sudah tahu ‘kan siapa yang sedang kita bicarakan?! Ya, dialah Renita, admin NP yang berasal dari Tanah Pasundan. Dia biasa dipanggil Rere atau Teh Rere. Namun, ada pula yang memanggilnya Mbak Rere atau Neng Rere. Kalau aku biasanya termasuk yang kedua. Di tulisan ini, aku akan menyebutnya sebagai Neng Rere saja, ya, biar nyunda dikit. He he he ...
Kenapa Dia Jadi Siput?
Neng Rere dijuluki Siput oleh Bu Andrea karena katanya suka mojok. Ia seperti siput yang sembunyi di dalam cangkangnya. Kadang kalau dipanggil-panggil, enggak segera nongol-nongol. Padahal, ada naskah yang harus segera disetor. Kadang juga seperti ogah-ogahan. Bu Andrea suka kheki kalau sudah begitu.
Bukan tanpa alasan dia seperti itu. Ternyata rumahnya sering kebanjiran sehingga dia harus menepi dahulu dari NP. Namanya kebanjiran pasti aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Belum lagi usai banjir harus bersih-bersih rumah atau membetulkan yang rusak-rusak. Sangat repot pasti.
Alasan lainnya adalah anak-anaknya sedang sakit. Sebagai ibu, tentu tanggung jawab utamanya adalah mengurus anak-anaknya. Ketika anak sedang sakit, tentu ibulah yang merawatnya. Ibu pasti akan menjaga dan mengupayakan anaknya supaya cepat sembuh. Bahkan, ketika ibu juga sedang sakit, ibu tetap mendahulukan keperluan anak-anak dan keluarga ketimbang dirinya. Mungkin juga karena ada kesibukan lain di luar aktivitas sebagai ibu. Bisa juga karena kurang dalam manajemen waktu sehingga beberapa amanah menjadi kurang maksimal.
Sebenarnya di NP, kita diberi kelonggaran ketika ada urusan keluarga seperti sakit atau kewajiban lain yang memang tidak bisa ditinggalkan. Bu Andrea sangat mengerti hal itu karena beliau juga seorang ibu. Beliau selalu mewanti-wanti timnya untuk mengutamakan kesehatan dan keluarga dahulu. Kalau sedang sakit, istirahatlah dahulu dan rawat sampai sehat kembali. Yang penting sampaikan kepada beliau sehingga amanah bisa dioper ke yang lainnya dan tidak terbengkalai. Inilah pentingnya komunikasi.
Bu Andrea juga meminta kepada semua tim untuk berkomitmen dengan tugas di NP sebagaimana akad yang telah disepakati. Kita yang sudah berakad dengan NP tentunya harus menunjukkan keseriusan dalam mengemban amanahnya. Wajar bila beliau meminta kita, semua anggota Tim NP, untuk memiliki sense of belonging to NP. Kalau bukan kita siapa lagi? Astagfirullah. Ini seperti menampar mukaku sendiri. Maafkan kami, ya, Bu Andrea ...
Dia Berubah Jadi Turbo
Kembali ke si siput tadi. Ternyata, ia bisa menjadi turbo lho. Kalau sudah jadi turbo, dia akan melaju secepat kilat. Semua kerjaan akan beres dengan segera. Itu mengingatkanku pada sebuah film tentang para siput. Ada satu tokohnya bernama Turbo. Dia mendapat energi listrik layaknya spiderman , sehingga dia punya kekuatan dan kecepatan. Gerak si Turbo jadi cepat. Jalan yang biasanya lelet menjadi sangat gesit.
Neng Rere ini seperti itu katanya. Walau sering kali mojok, tetapi dia bisa seperti turbo. Sekalinya jadi turbo, dia bisa merampungkan tugas-tugasnya dengan sat set. Naskah-naskah para kontributor akan segera diperiksanya. Bahkan, bisa membantu admin yang lain, sebagaimana budaya kerja di Tim Inti yang saling support. Dia juga cepat tanggap kalau diajari desain dan cara publish di web. Progres yang menggembirakan dan membanggakan, ya! So proud of you, Neng Rere!
Kini, si Turbo NP tak hanya memeriksa naskah para kontributor, tetapi juga sudah bisa mem-publish naskah di web sesuai rubrik yang dipegangnya. Wah, masyaallah tabarakallah, ya, Bund! Keren deh! Kudoakan semoga dia jadi turbo terus. Semoga rumahnya tidak kebanjiran lagi atau kalau kebanjiran, ya, jangan sering-sering. Semoga dia dan seluruh keluarganya senantiasa diberi kesehatan dan dilancarkan urusannya. Semoga juga makin aktif dan gesit di NP.
Pintar
Neng Rere diamanahi oleh Bu Andrea untuk memegang rubrik Opini, World News, dan Medical. Aku setuju sekali dengan itu. Menurutku, dia sangat piawai dalam ketiga rubrik tersebut. Tulisannya tidak hanya bagus dari segi isi, tetapi diksinya juga tepat, pas, dan tidak berlebihan.
Secara pribadi, aku paling suka dengan tulisan-tulisannya dalam rubrik Medical. Menurutku, dia bisa menjabarkan tentang tema medis dengan baik. Kata-katanya tertata dan mengalir sehingga mudah dimengerti. Di tangannya, topik yang lumayan berat bisa diolah sehingga terasa ringan dan mudah dicerna.
Paham maksudku, enggak sih? Intinya, dia bisa menuliskan tema yang berat menjadi mudah dipahami oleh pembaca. Nah, ini adalah ciri-ciri orang yang pintar menurutku.
Banyak tulisannya di rubrik Medical yang bagus-bagus. Salah satunya adalah tulisan tentang implan payudara. Dalam artikel ini, dia menguraikan tentang implan payudara, prosedurnya, dampak, dan hukumnya dalam Islam. Pembahasan tentang medis memang biasanya khas karena banyak istilah-istilah yang tidak umum. Namun, di tangan yang tepat, hal itu bisa tersaji dengan apik dan bisa dimengerti. Ketika membacanya, kita bisa tergambar seperti apa itu implan payudara dan bagaimana pandangan Islam tentangnya. Coba deh baca sendiri artikelnya di sini: https://narasipost.com/medical/09/2021/implan-payudara-untuk-meningkatkan-kepercayaan-diri-wanita-bolehkah/
Dia juga pernah menulis tentang tato dan facial “vampir” dengan mengulasnya dari sisi medis dan pandangan Islam. Itu juga bagus! Bukan hanya lihai dalam rubrik Medical, tetapi dia juga keren di rubrik WorldNews dan opini tentunya. Dia juga bisa menulis tema Teenagers dan Family lo!
Tak heran sih kalau dia pernah menjadi pemenang challenge. Dia menorehkan prestasi dengan menjadi juara dalam Challenge ke-4 NP untuk dua rubrik, yakni opini dan Parenting/Family. Untuk rubrik opini, dia mendapat nilai 97 poin, selisih 1 poin dari sang juara pertama, Teh Emi atau Nurjamilah. Begitu pula di rubrik parenting, dia juga mendapat 97 poin dan menyandang juara kedua. Bagi yang penasaran dengan tulisannya sehingga bisa menang, bisa dilihat di sini: https://narasipost.com/challenge-ke-4-np/09/2021/generasi-istimewa-penegak-peradaban-mulia-lahir-dari-sistem-paripurna/
Oh, iya, Neng Rere juga pernah sharing ilmu kepenulisan, yaitu tentang memilih diksi yang tepat. Bagus dan bermanfaat lho! Bisa dipelajari dan nanti dipraktikkan, ya, supaya tulisannya makin mantul! Silakan lihat di sini: https://narasipost.com/sharing-ilmu-kepenulisan/03/2022/bagaimana-memilih-diksi-yang-tepat/
Luwes
Selain pandai dalam menulis, ternyata dia juga luwes dalam berbicara, khususnya saat menjadi moderator. Surprisingly, she did well. Aku tidak menyangka karena dari luar, dia tampak seperti pendiam. Tahunya begitu duduk sebagai moderator, dia terlihat nyaman dan mampu menguasai medan. Suaranya juga empuk dan ramah sehingga audiens Zoom dan YouTube, khususnya aku, bisa mengikuti event dengan betah.
Aku melihatnya punya bakat untuk menjadi pembicara. Dia sukses sebagai moderator di event sharing yang diadakan oleh NP waktu itu. Menjadi moderator butuh persiapan dan penguasaan materi. Moderator harus bisa memandu diskusi sesuai dengan temanya dan tidak melebar ke mana-mana. Selain itu, moderator juga harus membuat suasana diskusi kondusif, tidak garing, atau membosankan.
Event yang dipandunya adalah saat sharing tentang kepenulisan World News dan Teenagers. Waktu itu yang menjadi pembicara adalah Teh Nurjamilah dan Mbak Miladiah al-Qibthiyah. Coba deh cari di channel YouTube NarasiPost, pasti ada. Buktikan sendiri apakah penilaianku sesuai atau tidak.
Mau jadi penulis atau mau jadi pembicara, Neng Rere mampu menjalani keduanya dengan baik menurutku. Untuk urusan menulis, dia tidak perlu diragukan lagi kepiawaiannya. Sementara kalau menjadi pembicara atau moderator di NP, kayaknya tinggal diperbanyak saja jam terbangnya. Insyaallah akan makin bagus.
Dia Teman Seangkatan Seperjuangan
Neng Rere pernah seangkatan denganku waktu masuk ke Tim Kontap NP. Dia, Mbak Dia dan aku masuk barengan di grup yang kini menjadi Tim Penulis Inti. Bersama-sama kita menunaikan amanah di Tim Kontap yang penuh dengan cerita. Grup yang seakan tak pernah sepi. Selalu ada saja bahan untuk diobrolkan. Kalau sudah kumpul semua, notifikasi WA enggak berhenti-berhenti. Tang ting tang ting. Chat WA bisa yang serius sampai guyonan, bahkan ada yang nyanyi-nyanyi segala. Wah, benar-benar ramai deh. Sampai-sampai Bu Andrea kadang menyetop kegabutan kita waktu itu. Ha ha ha ...
Berada di Tim Kontap memang sebuah pengalaman yang sangat berkesan. Kita belajar bersama. Kita melewati jatuh bangun, susah dan senang, tertawa dan menangis bersama. Kita juga saling support. Ingatkah bagaimana rempongnya kita waktu bikin video perkenalan untuk NP? Kita take video berkali-kali supaya hasilnya bagus. Benar-benar momen yang tak akan terlupakan.
Kini, kita terpisah. Neng Rere dan Mbak Dia sekarang berada di Tim Redaksi NP. Kalau aku, ya, di sini-sini saja. Alhamdulillah ...
Bangganya diriku pernah seangkatan denganmu dan Mbak Dia dalam Tim Kontap. Kini, kalian berdua sudah melesat di Tim Inti. Meski kita tidak lagi satu tim, percayalah bahwa aku bahagia dan bangga melihatmu menjadi admin NP. Kamu hebat dan pasti akan lebih hebat lagi di masa mendatang. I’m so proud of you.
Terima Kasih
Neng Rere, terima kasih selalu memanggilku dengan sebutan Mbakku. Tahukah kamu betapa senangnya diriku dengan panggilan itu. Serasa aku punya adik kandung betulan.
Terima kasih telah menerima curhatku waktu itu, saat aku begitu galau. Ternyata kau pun tengah galau hingga akhirnya menggalaulah kita berdua. Aku merasa lega karena punya teman senasib yang mau mendengarkan resahku. Aku juga mendapat segenggam kekuatan hingga mampu memutuskan apa yang memang harus kuputuskan. Tidak ada penyesalan karena semua memang sudah ditakdirkan oleh-Nya sebagaimana yang telah dinyatakan dalam surah At-Talaq ayat 3: “Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
Terima kasih, untukmu. Semoga kebaikan senantiasa menghiasi hidupmu hingga nanti. Jangan lupa, kalau nanti kau tidak menemuiku di surga, carilah aku, ya! Love you ‘cause Allah …
Saran
Untuk Neng Rere, lebih seringlah muncul di Grup Konapost. Neng Rere itu orangnya juga asyik dan seru. Orang pasti menyukai kehadiranmu.
Terlebih lagi, dirimu adalah seorang admin NP yang tentunya mengemban amanah untuk menjaga dan mengembangkannya sebagai media dakwah. Nasihat ini juga berlaku untuk diriku meskipun aku bukan seorang admin. Semoga Allah mudahkan kita untuk menunaikan amanah ini. Ingatkan aku jika kau menemuiku dalam kelalaian.
Satu lagi pesanku. Don’t forget me, especially in your dua. Selebihnya, tetaplah ramah, murah senyum, dan positive vibes. Semangat untuk terus berproses dan berprogres! Sehat selalu, ya, Neng yang baik hati. Semoga Allah menjagamu dan keluarga senantiasa. []
MasyaAllah... Kereenn. Melejit bersama mendukung dalam suka duka.
Terima kasih mbak Netty sudah mampir ^_^
Maaa syaaa Allah yg menceritakan dan yang diceritakan sama kerennya!!
Terima kasih mbak Esti.. sudah mampir.. ^_^
Barakallah untuk mbak Deena dan mbak Rere
Wa fiik barakallah.. mbak Firda
Barakallah mbak Dina dan mbak Rere.
Wah, jadi dapat banyak gambaran tentang mbak Renita yang kece ya.
Wa fiik barakallah..
Mbak Tina juga kece..
Terima kasih ya Mbakku sudah menuliskan story tentang aku... Heehee ... Makasi sarannya juga ... Kenal awal di Kontap sampai hari ini inget banget yaa kebersamaan kita dulu seseru apa. Allahumma Baarik Mbakku ..
Unforgettable
Masya Allah, baarakallaah mbak Dina. Tulisan story-nya selalu enak dibaca dan menyentuh hati. Doakan saya ya mbak, agar bisa mengikuti jejak mbak Dina.
Wa fiik barakallah..
Semangat Mbak Mariyah! Insyaallah bisa..
MaasyaAllah..kalau dari hati terasa juga sampai ke hati, dari tulisan ini terasa senangnya, bersyukurnya, penuh cintanya juga bangganya..
Alhamdulillah..
Uuunnccchhhh... keren sih emang kalian berdua. Rere emang kalau sudah nulis especially di rubrik opini, WN, dan medical pasti mantul. Aq tuh sering banget pas baca tulksan Rere dendam banget aku. Pingin nulis sebagus dia . Pun ketika mbak Deena nulis ttg family dan story dendam aku sama kalian berdua. Sayangnya dendam ini tak kesampaian. Cz aku belum sehebat kaleannnnnn
Hu hu hu hu
Ayo tuntaskan dendammu.. jangan sampai jadi dendam Nyi Blorong.. hii
Serius lu dendam sama gue... aseli lo gue ga tau.. wkkkwkkk...
Rereeeeeeeeee... Barakallahu fiyk ya zeyeng...
Juga Mbak Deena yang sudah menuliskan kisah tentang Rere, jadi banyak yang tahu nih kiprah Rere yang sesungguhnya di NP. Suka tulisan Mbak Deena... Always keren.. Mantap
Aamiin..
Mbak Mila si Burung Cenderawasih..
Allahumma Baarik zheyengg... Makasih yaa ...
Masyaallah barakallah tulisan mb Deena selalu enak dibaca, mengalir dan detail tentang Rere...yg direview dan merivew emang keren
Wa fiik barakallah..
Mbak Mimi.. yang juga keren dan selalu ceria..
Masyaa Allah, mba Rere dan Mba Deena sama-sama asyik. Tulisan antuma berdua keren. Tentang siapa mba Rere, saya baca di tulisan teman yang lain. Dari tulisan ini, makin melengkapi tentang dirinya. Semoga mba Rere dan Mba Deena produktif terus menulis dengan tulisan yang mencerdaskan.
Aamiin..
Doa terbaik untukmu juga mbak..