Aku sangat berkesan belajar pada si “Mutiara dari Pasundan”. Salah satunya belajar trik menulis opini dari awal hingga mahir dan layak tayang di media.
Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sepakat, jika Pemred NP memberinya julukan “Mutiara dari Pasundan”. Karyanya luar biasa bersinar. Tim NP yang paling lama aku kenal dan tetap bertahan menjadi editor NP sampai sekarang. Awal mengenalnya karena ia adalah sosok yang sering menjadi pemenang tulisan terbaik di berbagai challenge NP. Peraih nilai tertinggi, hingga ia sering mengisi sharing ilmu kepenulisan di NP dari awal berdirinya media NarasiPost.Com.
Mengenal si "Mutiara dari Pasundan" karena aku tahu ia adalah sosok pembelajar yang pantang menyerah untuk berproses. Mengenalnya sejak awal aku menjadi anggota Konapost. Aku membaca naskah-naskahnya dan mengambil banyak pelajaran dari tulisannya. Si “Mutiara dari Pasundan” adalah sang juara di setiap challenge NP, terutama opini. Tulisannya berkualitas dan layaklah ia mendapat julukan itu.
Membaca tulisannya, aku seakan mendapat mata kuliah di tema-tema tertentu. Padat, komplet, dan tentunya berdaging. Mungkin inilah yang membuat ia menempati posisi istimewa di hati Pemred NP, sehingga ia selalu mendapat pujian atas kinerjanya.
Tak Kenal Maka Tak Sayang
Siapakah sebenarnya si “Mutiara dari Pasundan” itu? Karena ada istilah "tak kenal maka tak sayang", mari kita berkenalan lewat biodata beliau.
Bernama asli Nurjamilah, S.Pd.I. dan punya nama lain Tsuwaibah Al-Aslamiyah atau Seberkas Cahaya. Lahir pada tahun 1985 di Jakarta. Selain sebagai Tim Redaksi NarasiPost.Com., ia juga seorang ummun wa rabbatul bait, hamilu dakwah, penulis, dan sekaligus seorang editor. Ia berasal dari daerah Pasundan, tepatnya di daerah Cianjur, dan sekarang juga masih berdomisili di Cianjur. Jadi paham 'kan, jika ia diberi julukan “Mutiara dari Pasundan”?
Namun karena aku dari awal mengenalnya dengan nama Nurjamilah, maka aku lebih suka memanggilnya dengan panggilan Mbak Nurjamilah, karena dari awal nama itu yang akrab di telingaku. Aku salut dengan torehan prestasi yang ia raih sebagai penulis di NP. Karena jiwa pantang menyerahnya dan semangatnya untuk terus belajar, agar terus menjadi lebih baik, membawa ia menjadi sosok yang mampu menempati sisi hati Pemred NP.
Bahkan Mom Andrea menilai, jika Mbak Nurjamilah adalah salah satu penulis opini terbaik, sampai naskahnya sering dibaca sahabatnya, sehingga nama Nurjamilah diingat oleh pembacanya.
Sebagai editor ia juga sangat teliti dan amanah dan ini menjadi alasan kenapa ia diberi amanah untuk menjadi editor buku-buku NP. Salah satu editor yang sangat detail dalam mengecek naskah.
”Surat Cinta” darinya
Bagi penulis NP istilah “surat cinta” pasti tidak asing lagi, yakni sebuah catatan tentang naskah yang dikembalikan oleh editor ke penulis. Dari sini penulis bisa tahu di mana letak kesalahan naskah yang kita kirim, kita bisa merevisinya sekaligus bisa mendapatkan ilmunya dari isi surat cinta tersebut.
Dahulu, ketika diriku pertama kali belajar menulis opini, tak jarang naskahku juga sering mendapat surat cinta dari Mbak Nurjamilah. Efeknya luar biasa bagiku, dari sini aku bisa banyak belajar untuk membuat opini yang lebih baik lagi. Masukan dan saran sering aku dapatkan darinya ketika diriku mendapat surat cinta darinya. Dari surat cintanya aku belajar banyak tentang bagaimana menjadi seorang penulis opini.
Bagi yang sudah lama menjadi bagian di NP, pasti akan tahu ciri khas dari tulisan opini sang “Mutiara dari Pasundan” ini. Bahkan sampai saat ini pun, aku masih tetap belajar untuk bisa menghasilkan karya sebaik karyanya. Berkali-kali aku ikut kelas kepenulisan yang diisi olehnya. Tentunya ilmu yang bermanfaat yang aku dapat.
Sering juga diriku dapat chat yang berisi pesan darinya, ia memberikan link tulisannya, agar aku bisa belajar darinya. Ia tidak pelit ilmu dan mudah diajak diskusi. Ia akan dengan sangat ikhlas membantu para penulis untuk menjadi lebih baik lagi.
Maka benar sekali pandangan Mom Andrea tentang Mbak Nurjamilah, bahwa ia berani diskusi jika ada pandangan Islam dalam naskah tersebut kurang. Selain ia adalah orang yang jujur dan amanah, ia juga termasuk sosok yang ikhlas dalam melakukan tugas dan amanahnya. Sehingga kelihatan sekali kalau Pemred sangat menghargainya. Terbukti ia menjadi salah satu Tim NP terlama yang saya kenal.
Selain opini, ia juga piawai menulis naskah di berbagai rubrik. Sekarang ia menjadi Admin Tim Penulis Inti, dan itulah yang menyebabkan ia sekarang sangat jarang muncul di grup WA Konapost.
Aku sangat berkesan belajar pada si “Mutiara dari Pasundan”. Salah satunya adalah belajar trik menulis opini dari awal hingga mahir dan layak tayang di media. Darinya aku belajar, bahwa sebelum kita benar-benar mempraktikkan ilmu yang diterima, maka menjadi penulis hanyalah sebuah angan-angan saja, yang jelas ia menyuruh kita untuk terus belajar dan berproses.
“Kalau sudah dapat ilmunya, eksekusi, tulis, dan kirim ke media. Karena siapa menguasai media, maka ia akan menguasai dunia,” inilah pesan indah dari Mbak Nurjamilah.
Aku Merindu Karya “Mutiara dari Pasundan”
Untuk Mbak Nurjamilah, jujur aku tidak tahu latar belakang kehidupan pribadimu. Namun, aku tahu betapa banyak kiprahmu dalam belantara literasi. Terutama dalam membantu NP untuk menayangkan tulisan-tulisan yang bermutu di web NarasiPost.Com.
Lama dirimu tidak menyapa diriku, dengan tulisan-tulisan keren darimu. Ke manakah gerangan dirimu? Kata Mom Andrea dirimu kadang-kadang sangat sibuk, dan bahkan kadang suka menghilang dan susah dicari. Semoga dirimu tetap sehat selalu. Tetap gemar menebar ilmu, meskipun dirimu harus berbagi waktu.
Semoga semua waktu yang telah dirimu korbankan untuk dakwah dan dunia literasi, akan menjadi keberkahan dan pahala untukmu. Karena kita semua tahu, betapa waktu adalah sesuatu yang berharga yang bisa kapan saja berlalu. Semoga kita adalah bagian dari orang-orang yang beriman, dan beruntung karena amal kebajikan kita, dengan saling menasihati untuk kesabaran.
Sebagaimana Allah juga mengingatkan kita semua dalam surah Al-‘Asr ayat 1-3 yang artinya:
“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”
Pesanku, cobalah sekali waktu sapa kami di grup Konapost, untuk pengobat rindu. Paling tidak kami tahu kalau kamu dalam keadaan baik selalu. Salam rindu dari aku yang suka membaca karya keren darimu.
Wallahu a'lam bi shawaab. []
waahh maa syaa Allah mbak nur jamila ❤️
Julukan untuk penulis yang keren.
Barakallah mbak Isty. Sudah mengenal ratunya opini NP.
Barakallah untuk mbak Isty. Beruntungnya bisa kenal dekat dengan mbak Nurjamilah
Masyaallah barakallah jadi lebih mengenal Mb Nurjamilah lewat tulisan mb Isty ini. Sukses dunia akhirat buat kalian.
Aamiin, sukses juga guat mbak Mimi
Alhamdulillah, barakallah untuk tim Np yang senuanya keren.