Aku, si Burung Cenderawasih NP yang terkenal killer di mata sahabat NP. Semua itu kulakukan agar teman-teman memperhatikan letak kesalahannya di mana dan agar tidak jatuh pada kesalahan yang sama dan berulang.
Oleh. Miladiah al-Qibthiyah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Puncak keyakinan paling tinggi adalah hadirnya Allah Swt. di setiap embusan napas kehidupan. Ketahuilah tak ada keniscayaan tanpa kekuasaan dan kebesaran Allah Swt. Begitu pula dengan urusan dunia, bukan karena mudahnya suatu urusan lantas kita yakin bisa mengerjakannya, tetapi karena kita yakin, maka segalanya menjadi mudah. Ketika Allah menjanjikan kemudahan, lalu mengapa kita mudah berputus asa (dari rahmat-Nya)?
Demikian juga tentang cerita kiprahku di NP dalam tulisan ini. Berada di jajaran Tim Redaksi NP itu tidak mudah. Begitu banyak amanah yang harus ditunaikan dan harus dieksekusi cepat. Namun karena keyakinan pada Allah Swt., semata untuk melebarkan sayap dakwah melalui media ini, Allah memudahkan segalanya. Allah mampukan dan mudahkan aku mengerjakan berbagai amanah yang ada di NP.
Selamat membaca!
Perjalanan Menemukan
Masih ingat enggak saat pandemi Covid-19 menerjang sebagian besar wilayah dunia, semua aktivitas "dirumahkan" 'kan? Aku adalah satu dari sekian banyak orang yang memulai aktivitas dakwah dari rumah. Mulai dari mengisi kelompok kecil hingga berforum dengan tokoh agama, intelektual, dan masyarakat. Seiring berjalannya waktu, rasa bosan mulai datang, Guys, kok rasa-rasanya enggak maksimal aja gitu menjalankan aktivitas dakwah secara daring. Sesekali aku menggerutu dalam hati, "Ya Allah kapan sih ini berakhir? Kangen banget duduk-duduk bermajelis seperti dulu". Hingga suatu ketika Allah tunjukkan jalan agar dakwah tetap produktif meskipun berada di rumah. Serasa dapat jackpot nih akunya, Allah telah menjawab kegelisahan hatiku sepanjang pandemi.
Setahun pandemi kuisi dengan menulis. Kucoba tuangkan apa yang selama ini aku sampaikan kepada mad'u dakwah ke dalam lembar-lembar catatan dalam smartphone-ku, lalu mengirimnya ke media dakwah online dengan maksud hati agar seruan dakwah tetap tersebar luas meski dalam kondisi pandemi. Biiznillah, aku bertemu dengan media dakwah NarasiPost.Com (NP) dan inilah perjalananku menemukan sisi lain dari segelintir aktivitas kehidupanku.
Awal Desember 2020 adalah saksi pertamaku menjadi kontributor media dakwah ini. Tersebab dorongan keyakinan yang kuat pada Allah Swt., Allah izinkan aku bergabung menjadi bagian dari Tim Redaksi NP tepat pada bulan Agustus 2021. Sebelum berada di Tim Redaksi NP, aku pernah berada di jajaran Tim VOT (Voice Over Talent) dan Kontap (Kontributor Tetap). Kisah lengkapnya bisa sahabat baca di naskah challenge true story-ku yang berjudul "You are The Best, Mom".
https://narasipost.com/challenge-true-story/08/2023/you-are-the-best-mom/
Saat ini aku diamanahi mengampu rubrik Opini, Motivasi, Teenager, dan Books. Mom Andrea selaku pemimpin redaksi yang sangat akrab aku panggil Mommy ini memercayaiku mengampu rubrik-rubrik ini. Selain itu, aku juga sebagai admin penulis inti yang di dalamnya adalah para penulis hebat andalan NP.
Aku si Burung Cenderawasih
Back to judul tulisan ini yakni tentang Burung Cenderawasih. Setiap dari kami pasti ada nama julukan yang disematkan oleh Mommy. Salah satunya aku, si Burung Cenderawasih NP. Saat aku mengenal NP posisiku sedang berdomisili di Papua, tepatnya di Tanah Hitam, Jayapura. Seperti yang kamu ketahui, Papua itu terkenal dengan julukan "Bumi Cenderawasih". Dari sinilah julukan untukku tercipta.
Kata Mommy, selain memang aku saat itu tinggal di Papua, aku seperti burung cenderawasih yang gesit dalam menjalankan dan mengeksekusi tugas dan program-program NP. Layaknya burung cenderawasih yang indah dan menarik, (tapi aku gak indah, Guys, biasa aja), kata Mommy, aku selalu memberikan ide yang cukup menarik terkait program NP ataupun terobosan baru. Padahal faktanya, Mommy-lah yang punya ide dan terobosan pamungkas untuk NP, Guys, not me.
Jadi begitu filosofi Burung Cenderawasih yang disematkan Mom Andrea padaku.
Well, Aku mengira NP seperti media dakwah pada umumnya yang hanya fokus memosting tulisan-tulisan dari para kontributornya. Namun, dugaanku salah. NP menjadi wasilah atau jalanku menunaikan perintah Allah. Sebagaimana dalam firman-Nya yang berbunyi:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ (١٢٥)
"Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl: 125)
Melalui ayat ini, aku tuangkan pandanganku seputar peristiwa yang tengah terjadi, baik skala nasional, maupun internasional. Aku mengajak para pembaca agar melek dengan kondisi yang ada, aku buka pemikiran mereka melalui gagasan-gagasanku tentang ketidakadilan, pelayanan publik dan kebijakan rezim yang zalim, dll. Aku juga mengarahkan mereka pada jalan keluar atas setiap permasalahan yang terjadi dengan sudut pandang Islam yang khas.
Aku Editor Killer
Singkat cerita, selain menjadi kontributor tetap NP kala itu, aku juga dipinang oleh Mom Andrea untuk menjadi bagian dari keluarga inti NarasiPost.Com. Dari sinilah aku mulai "dinas". Hehehe, kayak kantoran ya. Ya memang seperti inilah NP. Ada begitu banyak pekerjaan yang mesti dikerjakan dan diselesaikan. Mulailah aku diberi amanah menjadi seorang editor naskah. Hingga akhirnya diberi jabatan "istimewa", yang mana rekan sejawatku tak ada yang berani menerima jabatan istimewa itu jika ditawarkan sama Mom Andrea.
Saat menjalankan amanah pertamaku sebagai editor naskah, Aku benar-benar belajar dari nol tentang struktur kepenulisan, standar dan kriteria NP itu seperti apa, selalu update EYD dan KBBI terbaru, bagaimana teknik parafrasa, pandangan dan analisis yang tajam, terhindar dari plagiarisme, tanda baca yang benar, dan semua yang berkaitan dengan kepenulisan. Aku banyak sekali mendapat pelajaran tentang teknis penulisan di NP. Jika gak bergabung di NP, mungkin naskah-naskahku amburadul, gak cantik, indah, dan rapi. Menjadi editor naskah juga dituntut upgrade tsaqafah Islam manakala ada penulis yang keliru, rancu, salah referensi, bahkan irasional ketika memaparkan pandangannya terhadap sesuatu permasalahan.
Tak segan-segan aku menolak naskah yang menurutku tidak sesuai dengan standar dan kriteria NP. Namun, jika naskah tersebut bagus, tetapi masih ada yang perlu direvisi maka aku kembalikan naskah tersebut ke penulisnya dengan surat cinta. Memeriksa banyaknya naskah penulis yang masuk ke meja editor kadang bikin dongkol juga, Guys. Dongkolnya itu bukan karena banyaknya naskah, tetapi karena para penulis tersebut selalu berada di kesalahan yang sama. Padahal sudah berulang kali diberikan catatan, tetapi di naskah berikutnya masih aja ada kesalahan, dan salahnya itu-itu melulu. Sampai aku benar-benar memberikan catatan killer pada yang bersangkutan.
Bahkan jujur aku pernah juga angkat tangan ketika mendapatkan naskah dari penulis yang memang sudah aku tandai betapa gak cantik dan gak rapi naskah yang bersangkutan. Aku bilang ke Mom, "Mom, tolong naskah ini dikasih ke editor lain, ya. Aku menyerah (sambil mengirimkan emoji bendera putih)." Entah ya kalau editor lain, mungkin mereka terima-terima aja. Mereka 'kan pada baik-baik ya. Gak kayak aku yang selalu buat sakit hati mungkin para penulis karena surat cintaku yang horor.
Bagi yang pernah menerima surat cintaku, aku sampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya ya. Itu kulakukan agar teman-teman memperhatikan letak kesalahannya di mana dan agar tidak jatuh pada kesalahan yang sama dan berulang. Bahkan di antara teman-teman editor, akulah editor yang paling killer bin kejam. Bahkan untuk Tim Penulis Inti saja, ketika kutemukan satu kesalahan pada naskahnya, aku langsung kembalikan untuk direvisi sesegera mungkin pake tanda seru!. Mungkin dalam hati mereka dongkol juga. Kesalahan cuma satu doang, apa salahnya sih diperbaiki lalu di-publish.
Tim TPI yang baca ini mungkin julidin aku kayaknya ya. Hahaha. Akan tetapi itu kulakukan karena aku menyayangimu TPI-ku sayang. Itu kukembalikan agar teman-teman tahu, ternyata sejeli apa pun mata kalian mengecek naskah, bahkan kalian cek berulang-ulang sebelum dikirim ke Mom Andrea, bahkan sudah merasa gak ada kesalahan penulisan. Namun ketahuilah, ada aja cara Allah sampai aku menemukan kesalahan penulisan dalam naskah tersebut. Hihihi. Tapi jujur deh kalian, dengan perlakuan seperti ini, kalian menemukan banyak manfaat 'kan? Kalian lebih banyak tahu tentang teknis penulisan 'kan? Yang lebih penting naskah kalian menjadi rapi, cantik, dan indah 'kan? Karena inilah yang kami inginkan. Kalau kata Mommy, kalian harus perfect dan zero kesalahan. Sekali lagi kuhaturkan maaf yang sebesar-besarnya untuk sahabat TPI-ku tercinta dan Konapost yang pernah mendapatkan surat cinta dariku. Tolong dimaafkan ya.
Akan halnya ketika menjadi juri challenge. Mata benar-benar harus jeli seperti burung elang. Kata demi kata kami cek satu per satu agar tak ada satu pun yang terlewatkan untuk kami periksa. Menentukan pemenang challenge itu berat. Persaingan di antara peserta challenge cukup ketat. Sampai kadang kita berunding cukup lama untuk menentukan pemenangnya. Ada banyak kriteria yang kami tentukan saat mengadakan challenge. Dan seperti biasa, jika menurut kami tak sesuai syarat, tak segan kami gugurkan naskah tersebut. Beberapa kali aku menemukan naskah challenge di luar kriteria dan aku gugurkan naskah tersebut. Biasanya kalau seperti ini Mommy pasti tanya, “Kenapa naskah ini ditolak atau digugurkan?” Kujawablah, “Bla bla bla.” Dan kata Mommy, “Hem, baiklah.”
Menjadi juri challenge di NP itu tidak mudah, karena penilaiannya harus detail dan terperinci. Di antara sesama juri pun ketika ada kriteria penilaian berbeda, bakal ditegur keras sama Mommy. Jadi memang tanggung jawab menjadi Tim Redaksi itu tidak main-main, Guys. Semuanya harus dipertanggungjawabkan serinci mungkin. Kalian tahu 'kan kalo Mom Andrea itu perfeksionis?
Admin Kontap, RedPel, dan Wakil RedPel
Oke, next, selain menjadi editor naskah ataupun juri challenge, aku juga diamanahi menjadi admin grup Kontap, sekarang namanya TPI (Tim Penulis Inti). Di sini kerasa banget perjuangan menjadi admin Kontap. Mereka benar-benar harus di-riayah sebaik mungkin agar menjadi penulis andalan NP dan rujukan para Konapost. Bersama rekanku Mbak Nurjamilah kami bergantian meriayah grup untuk menjalankan program-program Kontap yang sudah kami susun dengan apik. Mulai dari sharing ilmu berbagai genre, ujian KBBI, memberikan tantangan di luar zona aman mereka, memberikan hukuman jika mereka mengabaikan amanahnya sebagai Kontap, mengingatkan kembali akad-akad mereka selama berada di Kontap, membagi amanah wajib dan amanah khas, dan ini sangat membutuhkan perhatian ekstra karena mereka benar-benar dibimbing agar bisa menguasai segala rubrik. Singkatnya, seperti inilah kiprahku saat diberi amanah sama Mommy untuk me-riayah Kontap.
Belum lagi saat jadi wakil RedPel dan RedPel. Inilah jabatan "istimewa" yang kumaksud. Menjadi wakil RedPel dan RedPel itu tidak mudah, karena harus memutar otak agar semua program NP yang dicanangkan itu berjalan dan bisa dieksekusi dengan baik (berhasil). Ini kerasa banget saat aku dan Mommy sering telponan lama sampai tengah malam mendiskusikan tentang program NP, event bergengsi, challenge bulanan, mingguan, harian, program Ramadan, challenge akhir tahun, milad NP, dst. Aku sering memberikan sumbangan ide ke Mommy jika Mommy meminta pendapatku atau pandanganku. Selain itu, aku juga me-riayah dan merangkul Tim NP, saling bahu-membahu menjalankan roda dakwah di NP, saling mengoreksi bila ada kesalahan, saling mengingatkan jika ada yang lalai dan abai, dan saling berembug jika ingin memutuskan sesuatu.
Amanah ini tidak berlangsung lama, may be hanya setahunan, kurang dari 2 tahun kayaknya. Karena aku juga waktu itu sedang hamil besar. Singkat cerita setelah lahiran baby Zayn, bertepatan di Milad ke-2 NP waktu itu, karena waktu itu SC, mau tidak mau cuti untuk pemulihan. Seiring berjalannya waktu jabatan istimewa itu ditiadakan. And now, kita semua mendapatkan posisi yang sama di NP.
Amanah atau job paling terbaru yang diberikan Mommy untukku adalah desain image untuk naskah-naskah yang publish di web sekaligus mem- publish naskah-naskah tersebut. Tapi desain image-ku masih banyak kekurangan, belum sebagus cara Mommy yang sangat pandai membuat image itu berbicara. Aku akan terus belajar menjadi lebih baik, insyaallah. Oh ya, sebelum dinyatakan berhasil desain image dan membantu Mommy publish langsung di web, kami beberapa kali belajar tentang SEO dan kawan-kawannya via Zoom. Mommy begitu sabar dan telaten mengajari kami tentang SEO, dkk. Hingga akhirnya kami berhasil mengedit naskah-naskah sahabat Konapost dengan SEO hijau dan nilai yang nyaris sempurna. Jazakillah khair ya Mom atas ilmunya untuk kami.
Ouw iyya aku lupa, sejak menjadi bagian dari Tim Redaksi, aku juga beberapa kali menjadi moderator di Event Bincang Mesra, Meet and Greet, maupun sharing ilmu via Zoom yang diadakan oleh NP. Kalo kata Mommy sih, aku salah satu moderator andalan NP selain sahabatku Mbak Nurjamilah. Meskipun menurutku masih jauh dari kata andalan sebenarnya. Bahas ini aku jadi kangen dengan event-event bergengsi NP. Kangen dengan ilmu-ilmu dari para narasumber berkelas yang selalu dihadirkan NP. NP memang banyak program, Guys, dan itu harus kita goal-kan semaksimal dan se-perfect mungkin.
Satu pertanyaanku untuk para pembaca dan Sobat NP di mana pun berada, "Tertarik gak mengikuti jejak kami untuk berkiprah di NP?"
Jawab di kolom komentar di bawah ini, ya. Hihihi
So, inilah kami yang hingga Juni 2024 ini Allah masih mengizinkan kami berada di tempat yang aku sebut sebagai rumah keduaku di masa depan. Rumah yang tidak pernah sepi dari program semata-mata merangkul para penulis ideologis untuk menuangkan karya-karyanya, memfasilitasi para penulis ideologis dengan membukukan karya-karya mereka yang telah publish di NP, mengadakan event bergengsi dan sharing ilmu secara gratis demi menimba ilmu dari para narasumber hebat, dan tentunya membuka kesempatan challenge seluas-luasnya agar kalian berpeluang menjadi the winner, the best writer, and the best article in NarasiPost.Com.
Salam cinta dari Burung Cenderawasih, Miladiah al-Qibthiyah.
Wallahu a'lam bishawab.[]
Mauuu? He he he. Baarakallahu fiik mb Mila Cendrawasih NP. Tunggu reviewku ya mb, jangan ditinggal. He he
Dengan senang hati ditunggu review jujur apa adanya yaa Mbak Netty
Masya Allah
Inspiratif.. semoga kelak juga bisa merasakan dakwah dg tulisan..
Aamiin. Barakallahu fiyk.
MasyaAllah, kerja yang nyata, nyata mencerdakan umat.
InsyaAllah... Aamiin aamiin...
maasyaaAllah ternyata kerja di balik layarnya gubrak-gubrak banget, ya. Barokallohu fiikum buat tim NP dan Mom Andrea. Semua bimbingan, catatan buat para kontributor insyaAllah dicatat sebagai pahala di sisi Allah. Memang penulis lainnya juga harus dilecut ya biar tulisan di NP berbobot dan tentunya ideologis.
InsyaAllah terus belajar, Mbak. Sebenarnya dengan adanya kesalahan penulisan dari kontributor itu maki membuat editor belajar terus-menerus.
MasyaAllah, tabaarakallah Sistah. Emang se'aktif' itu dirimu
Hehehe.. Kamu juga aktif banget di Konapost. Aku gak bisa se aktif kamu Mbak
Mbak Mila killer? Enggak ah, hehe. Beberapa kali dapat surat cinta dari Mbak Mila. Apalagi karena saya menulis di salah satu rubrik yang beliau asuh. Sehat selalu Mbak Mila. Love U
Iyya nih. Mbak Irma adalah salah satu penulis favoritku di rubrik Teenager...
Kangen naskah²mu Mbakku
Masyaallah..barakallah mbak. Pertama2 dpt surat cinta dr mbak, aku selalu deg2an. Tp berkat surat cinta dr mbak pula, aku jd belajar bahwa banyak yg harus diupgrade dalam diri.. syukron atas surat2 cinta yg pernah dikirim ke saya, mbak..
Btw, jawaban utk pertanyaannya: sgt tertarik, mbak.. hihihi
Tenryata Mbak Arum salah satu yang pernah mendapat surat cinta dariku ya. Maafkan ya Mbak.
Wahh tertarik nih... Boleh dilirik Mom Mbak Arumnya
ayo mbaaa bimbing aku biar bisa kerja remote dari mana aja dengan menjadi "penulis" atau apapun itu sejenisnya! Sehat selalu ya mba!
MasyaAllah saya masih banyak kekurangan untuk membimbing Mbak. Belajar bersama mungkin iya. Hehehhe
Aku aslinya masih banyak belajar di NP.
Masyaallah tabarakallah mb Mila luar biasa ya kiprahnya menjadi bagian tim redaksi byk pengalaman, pelajaran, dan stok sabar menjalani amanah. Klo bagiku mb Mila gak killer tapi tegas iya. Aku suka cara kerjanya. Profesional. Dan naskahnyan selalu berbobot. Keren sukses dunia akhirat.
MasyaAllah bunda, gercep banget komen. Hehhehe makasih ya Bun atas apresiasinya untukku