"Kegagalan adalah awal kesuksesan yang tertunda. Terus berusaha dengan gigih hingga target terpenuhi"
Oleh : Didi Diah, S.Kom.
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Siapa yang tak kenal sambal Bulek Didi? Ya, itulah usaha yang aku rintis saat ini sejak tiga tahun lalu. Berawal dari hal yang tak terduga, sampai akhirnya usaha ini sungguh membuat hidupku jatuh bangun untuk melanjutkannya. Tak pernah terbersit punya usaha sambal botolan, tapi pikiran serta langkah kaki ini menuntun untuk mengerjakannya. Walau masih terbilang sederhana, namun Allah Swt izinkan usahaku ini telah menjangkau Indonesia dari Aceh sampai Papua, dan Abu Dhabi Uni Emirat Arab.
Awal kisah, disela kesibukan mengajar Senin hingga Jum’at, tiap hari Ahad aku membuka lapak usaha masakan matang di rumah, seperti sayur dan juga lauk pauk. Alhamdulillah respon teman-teman begitu baik dan antusias, masakan yang aku buat kebanyakan masakan tradisional dari pulau Jawa. Alhamdulillah, teman-teman menyukai hasil masakanku dan akhirnya kegiatan itu aku lakoni sejak suami sakit-sakitan demi untuk menambah bayar kontrakan dan jajan anak-anak, pikirku saat itu. Tapi kegiatan itu sempat terhenti saat suami mulai kronis dan aku harus menemaninya cuci darah, tenagaku sudah fokus untuk mengurus segala keperluan suami jika anfal.
Akhirnya, qodarullah suami tak kuat menahan sakitnya, Allah lebih sayang dengan mengambilnya terlebih dahulu. Maka, setelah selesai masa iddah, aku bertanya kepada anak-anak apakah Ibu boleh berjualan kembali, dan akhirnya mereka menyetujui. Maka, aku mulai berjualan kembali. Setiap ada pesanan opor ayam, maka pembeli tersebut aku kasih bonus sambal ijo teri hingga akhirnya mereka ada yang tertarik untuk hanya memesan sambalnya saja. Tak lama, aku mulai membaca dan melihat peluang dalam usaha sambal. Sambal yang aku buat awal berjualan hanya sambal ijo teri dan tak lama menyusul sambal ikan cakalang. Dengan botol yang sederhana tanpa stiker, aku berjualan dan menawarkan ke teman-teman hingga akhirnya waktu juga yang membuat sambal ini mengalami transformasi, baik kemasan dan juga teknik pengolahan.
Dulu, sebelum usaha sambal ini dimulai, aku lebih dulu merintis usaha bawang goreng, baik original maupun bawang teri pedas. Namun sungguh luar biasa, di usaha ini begitu banyak air mata yang aku tumpahkan, apalagi jika bukan karena gagal produksi. Tangisku pecah di pojokan dapur saat bahan baku bawang merahku dulu berbeda dari biasanya, bawang itu membutuhkan waktu lebih lama untuk matang dan setelah kering lebih mudah hancur. Aku menangis sejadi-jadinya karena saat itu aku langsung membeli banyak bawang merah untuk stok, tanpa mencoba beberapa kilo terlebih duhulu.
Akhirnya aku istirahat dari usaha bawang goreng dan kembali ke usaha sayur matang serta sambal.
Berjalannya waktu, aku fokus mengembangkan usaha sambal botolan ini, terutama belajar teknik memasak yang membuat sambal awet tanpa bahan pengawet, dan juga teknik pengemasan. Pastilah di tengah jalan aku menemui keluhan-keluhan pelanggan yang kala itu sempat membuat hati ketar-ketir. Namun, memang dasar aku yang cengeng maka hal terebut hanya bisa kuterima dengan tangisan, setelahnya aku bisa duduk tenang mencari kesalahan guna memperbaiki kualitas di produksi berikutnya.
Akhirnya aku mendaftar ikut diklat uji kelayakan dan pengawasan keamanan bahan makanan dari Dinas Kesehatan kota tempat aku tinggal. Di sana aku belajar banyak apa saja kesalahan aku selama ini, mulai dari persiapan hingga pengemasan sesuai standar kesehatan. Kalaupun ada hal-hal yang di luar kuasa, terkadang aku harus pintar-pintar memilih jasa ekspedisi agar sambal bisa sampai di awal waktu. Sejak saat itu aku sangat memperhatikan lebih detil kebutuhan kelengkapan produksi sambal. Hingga ada waktu uji sampel gratis dari Dinas Perdagangan dan Industri, aku segera ikut dan membawa lima botol sampel ke dinas terkait. Namun, qodarullah hingga saat ini aku harus lebih sabar karena belum juga ada kabar apakah hasil uji laboratorium aku lolos atau tidak. Kalaupun tak berkabar, aku berbesar hati akan mencoba lagi ikut uji sampel produk yang berbayar, sehingga aku layak untuk mendapatkan izin edar industri rumah tangga atau P-IRT.
Usaha demi usaha yang aku rintis rasanya begitu banyak air mata juga keletihan. Sempat terpikir untuk mundur, namun wajah dua buah hatiku selalu menguatkan diri ini, mereka yang menjadi motivasi juga semangat sang ibu saat letih dan terkapar dalam usaha agar bangkit dan gigih meraih mimpi mewujudkan usaha yang bisa diteruskan anak cucu nanti. Tak mudah saat tulang rusuk ini berubah peran menjadi tulang punggung, namun kedua permata hatiku yang menguatkan lemahnya tulang rusuk ini agar tetap kokoh. Kala malam, aku pandangi foto almarhum suami, dan aku katakan padanya, “Ibu baik-baik saja Ayah, dan akan baik-baik saja bersama kedua buah hati kita, I love you Ayah and I miss you so much’. Dan pipi ini basah tak terkira disertai pecahnya tangisan.
Kini harapan itu terbentang luas, usaha ini harus terus berjalan. Wanita ini harus tetap gigih mencengkramkan taring usahanya agar terus dikenal seantereo negeri, tak ada kata kalah, yang ada hanya terus mengevaluasi diri agar menjadi lebih baik lagi.
Banyak doa teruntai dari keluarga, sahabat juga teman-teman yang begitu menyayangiku, tak sedikit bantuan materi kerap menghampiri, dan aku sampaikan banyak terima kasih atas segala perhatian dan juga doa. Hanya Allah Swt yang akan membalas kebaikan kalian. Dan hanya berharap pula kepada-Nya agar usaha sambal ini tetap bertahan hingga mimpi mempunyai pabrik sambal tertunaikan. Aaamiin Ya Allah. Man Jadda Wa Jadaa.[]
Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]