Kualitas sempurna yang dimiliki setiap bunga tulip bisa mengantarkannya masuk dalam daftar khusus jenis bunga tulip berdasarkan standar yang telah ditentukan, seperti ukuran tinggi serta kerampingan kelopak bunganya
Oleh.Rindoe Arrayah
NarasiPost.Com-Jika mendengar nama bunga tulip pastinya akan tergambar dalam benak kita sebuah negara yang sangat dikenal dengan sebutan “Negara Kincir Angin”, yaitu Belanda. Tidak bisa dipungkiri lagi, di sana banyak dijumpai berbagai warna bunga tulip yang memesona. Di saat musim semi, kisaran antara bulan April hingga Mei bermekaran 4 juta kuntum dari 300 jenis bunga tulip di Kota Keukenhof Belanda dengan area seluas 32 hektar. Bahkan, di setiap tahunnya biasa dikunjungi wisatawan sekitar 800.000 orang dari seluruh penjuru dunia yang ingin menyaksikan keindahan aneka bunga tulip dalam Festival Tulip yang diselenggarakan di kota itu.
Namun siapa sangka, bunga tulip bukanlah bunga asli dari Belanda. Bunga yang begitu indah dengan beraneka ragam warna itu ternyata merupakan warisan dari peradaban mulia, yaitu peradaban Islam pada masa Khilafah Utsmaniyah di Turki.
Pada saat itu, tulip merupakan sejenis bunga liar yang tumbuh di kawasan Asia Tengah. Di era kekhilafahan Turki Utsmani, terkhusus saat kekuasaan Sultan Ahmed lll (1703-1730), bunga tulip mulai dibudidayakan. Sehingga, tak heran jika disebut “Era Bunga Tulip.” Dari sini, Belanda sebenarnya berutang budi pada kekhilafahan Turki Utsmani. Mengapa bisa dikatakan demikian? Hal ini dikarenakan, kepopuleran yang diraih Belanda dengan bunga tulipnya tak bisa dilepaskan dari keberadaan Khilafah Turki Utsmani di belakangnya.
Begitu istimewanya bunga tulip di masa itu. Terbukti, terdapat dewan khusus yang dibentuk sebagai lembaga yang ditugaskan membudidayakan bunga tersebut. Dewan ini dipimpin oleh orang Turki yang memiliki keahlian merangkai bunga di kawasan istana. Ia yang diberi hak untuk menilai kualitas berbagai jenis bunga tulip serta memberi nama yang indah dan puitis pada beraneka macam bunga tulip itu. Nama-nama bunga tulip yang pernah tercipta diantaranya adalah, “Rose of colored Glass”, “Increaser of Joy”, “Big Scarlet”, “Star of Felicity”, “Diamond Envy”, “Light of the Mind”, “Those that burn the heart”, atau “Matchless Pearl”. Sungguh, nama-nama yang semakin menjadikan bunga tulip memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan jenis bunga yang lainnya.
Tidak berhenti sampai di situ saja terkait penilaian terhadap bunga tulip. Kualitas sempurna yang dimiliki setiap bunga tulip nantinya bisa mengantarkannya masuk dalam daftar khusus jenis bunga tulip berdasarkan standar yang telah ditentukan, seperti ukuran tinggi serta kerampingan kelopak bunganya. Bahkan, bentuk helaian kelopaknya pun menjadi penilaian tersendiri. Setiap helai kelopaknya harus halus dan kuat, berbentuk lancip dengan jarak antar helaiannya sempit, satu warna, ukuran lebar dan panjangnya pun harus pas.
MasyaAllah…, sebuah upaya yang penuh kesungguhan demi melestarikan keberadaan makhluk Allah Swt di muka bumi ini.
Apa yang dilakukan kekhilafahan Turki Utsmani manakala melakukan klasifikasi terhadap bunga tulip baru diterapkan oleh komunitas holtikultural Belanda dan Inggris setelah tiga ratus tahun kemudian. Sebuah jeda yang cukup lama, jauh sebelumnya sudah dilakukan oleh ahli perangkai bunga di masa kekhalifahan Sultan Ahmed III.
Lalu, sejak kapan bunga tulip bisa berpindah ke Belanda? Berdasarkan dokumentasi pertama tentang penanaman bunga tulip pada tahun 1954, dijelaskan di situ bahwa bunga ini diperkenalkan oleh seorang ahli botani Universitas Leiden, Carolus Clusius pada tahun 1573 dengan cara menanamnya di kebun raya Universitas Leiden. Bibit bunga tulip ia dapatkan dari Wina, Austria, pada saat ia menjabat sebagai penanggungjawab taman istana di Austria. Di Austria, bunga ini diperkenalkan oleh etnis Hungaria. Mereka mengenal bunga tulip dari orang-orang Khilafah Turki Utsmani yang datang membebaskan Hungaria pada awal abad 16. Bermula dari situ pula, budaya Turki memberikan pengaruh yang sangat kuat di Austria.
Kata “tulip” sendiri berasal dari bahasa Turki yang artinya “turban” atau dalam bahasa Indonesia bermakna “sorban”, semacam kain yang dililit untuk menutupi kepala para pria. Keindahan bunga tulip laiknya hamparan permadani warna-warni yang disajikan oleh Allah Swt di dunia ini.
Pesona bunga tulip ternyata menyimpan sebuah kisah sejarah yang selama ini berusaha untuk ditutupi. Dari sini semakin jelas bahwa banyak hal yang kita kira sebagai kemilau dari Barat, namun jika ditelusuri ternyata merupakan warisan dari kekhilafahan.
Wallahu a’lam bishshowab.[]
Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]