Aku Tahu Pertolongan Allah Itu Dekat

Aku tahu pertolongan Allah datang jika setiap cobaan dilalui dengan sabar dan tawakal. Apa pun yang terjadi, akan terjadi sebab tiada yang mustahil bagi-Nya.

Oleh. Mahyra Senja
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sahabat Narasipost Media, pada tanggal 14 Februari lalu aku berkunjung ke Kota Yogyakarta bersama dengan siswa dan guru tempat aku mengajar. Destinasi wisata yang kami kunjungi yakni Malioboro, Pantai Parangtritis, Keraton Yogya, Taman Pintar, Candi Prambanan. Namun, kali ini aku ingin bercerita tentang Pantai Parangtritis. Oh, iya aku sangat terkesan dengan pemandangan pantai Parangtritis yang memesona dan indah.

Aku menyaksikan birunya air laut dan ombak yang bergulung-gulung sangat elok dipandang mata. Kondisi di sana sangat bersih juga tertata rapi. Ada anak-anak yang sedang bermain layang-layang dan bermain pasir.

Hampir semua orang berfoto ria sambil menikmati kesejukan alam di pantai. Aku juga menikmati segarnya air kelapa hijau dan di tempat itu terdapat hutan cemara yang lokasinya hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua atau roda empat karena lokasinya sangat jauh dari keramaian.

Hal yang paling tidak akan aku lupakan adalah saat terjadi peristiwa yang hampir membuat jantungku copot. Bagaimana tidak? Baru pertama kali menjejaki Yogya, terjadi hal yang membuatku trauma.

Ya, aku kehilangan ponsel. Peristiwa itu terjadi pada saat kami mau ke arah pulang, aku dan dua orang rekanku naik mobil jeep di belakang. Entah mengapa baru tiga menit jalan, mobil jeep kami mogok. Sehingga terpaksa kami menunggu mobil itu diperbaiki. Sementara sambil menunggu, aku membuka pesan WhatsApp dari temanku.

Sepuluh menit kemudian, mobil itu tiba-tiba melaju dengan kecepatan tinggi sehingga mengagetkan kami semua. “Jangan kenceng-kenceng, Bang. Aku takut jatuh.” Ucapku sambil gemetaran.

Namun, si sopir jeep tak mengindahkan ucapanku dan terus menambah kecepatan sehingga ponsel yang tadi kutaruh di atas rok, lenyap entah ke mana. Awalnya, kupikir jatuh di dalam mobil, jadi aku bisa mengambilnya nanti setelah sampai karena tak mungkin kami berhenti, tetapi setelah sampai di lokasi tempat kami berkumpul di parkiran bus, aku terkejut karena ponselku tidak ada di bawah jok mobil.

Saat itu pihak travel tidak mau menunggu aku karena jadwal sangat padat. Jadi, mau tidak mau terpaksa mereka meninggalkan kami yang berada di bus 1. Sedangkan bus 2 dan 3 sudah melaju ke restoran. Wajahku sangat tegang. Pikiranku hanya tertuju pada ponsel itu. Aku yakin kalau aku cari pasti ketemu. Jadi, aku tetap tinggal untuk berusaha mencari ponselku.

“Jangan-jangan jatuh di hutan tadi, Bang.” Selidikku.

“Memangnya kamu mau saya anter cari ke hutan?”

“Iya, Bang. Ayo ke sana aku yakin tadi jatuh.” Pintaku setengah memaksa.

“Kalau gitu, saya tukar mobil ini dulu, ya. Kita pakai jeep yang nggak mogok.”

“Oke, kalau begitu, Bang.”

Aku pun menunggu dan naik jeep berwarna biru bersama rekanku yang bernama Bu Rita.

Hatiku dag dig dug dan cemas. Mulutku komat-kamit mengucap selawat nabi. Lagi-lagi batinku bicara, “Ya, Rabbi semoga ketemu ponsel itu. Aku yakin Engkau akan menolong dengan cara-Mu. Aku ikhlas bila memang itu bukan rezekiku lagi.”

Selama setengah jam kami mencari ke hutan cemara dan dilanjutkan menyisir pesisir pantai, tetapi tidak juga ketemu. Aku sudah tak berdaya, saat si si sopir bilang, ingin kembali ke parkiran karena memang tidak ada ponsel yang jatuh di sana.

https://narasipost.com/motivasi/07/2021/agar-pertolongan-allah-datang/

Pertolongan Allah Itu Dekat

Di tengah kebimbangan, tiba-tiba rekanku Bu Rita menghubungi nomor ponselku berkali-kali, hingga akhirnya ada suara yang terdengar. Rupanya ada yang mengangkat ponsel itu. “Halo, ini ponsel Bu Maryanah, ya. Mohon maaf, Pak. Saya mau ambil ini ponsel teman saya, jatuh di mana?”

“Ke sini aja, Bu. Di hutan cemara. Tempat Ibu belok tadi.”

“Baik, saya segera ke sana.” Aku mendengar samar obrolan Bu Rita.

“Bang, tolong berhenti dulu, dengarkan suara Bu Rita.” Kami pun berhenti di pesisir pantai.

“Alhamdulillah, masih rezeki Ibu.” Ucap Bu Rita dengan wajah ceria.

“Maksudnya gimana, Bu? Apa ponsel saya bisa ketemu?” tanyaku panik dan belum sadar apa yang terjadi. Dengan nada emosi, Bu Rita teriak dan menamparku.

Prakk.
“Sadar, Bu. Sekarang cepetan nangis, ponselnya udah ketemu.”

“Apa? Udah ketemu?” tanyaku setengah tak percaya.

“Iya.” jawab Bu Rita geram.

“Alhamdulillah, ya Allah…” Bola mataku mengembun. Seakan rintik hujan turun dengan deras di kelopak mata ini. Aku tak menyangka doaku terjawab di waktu yang tepat.

Kami pun segera bertemu dua orang pasangan yang sedang melakukan foto prewedding di hutan cemara. “Terima kasih, Pak. Ponsel saya sudah ketemu.”

“Iya, tadi terjatuh, Bu. Ini silahkan diambil.”

“Semoga Allah menjaga Bapak dan berkah untuk kedua pasangan calon mempelai.”

“Amin.”

Kami pamit dan kembali naik jeep. Lima belas menit kemudian, kami sampai. Tanganku bergetar memegang ponsel yang hilang sambil mengucap syukur dalam hati. “Alhamdulillah terima kasih, ya, Rabb.”

Aku memberikan uang tips pada sopir jeep dan mengucapkan terima kasih. Ketegangan dalam diriku telah lenyap. Aku dan Bu Rita kembali naik bus untuk melanjutkan perjalanan menuju restoran dan hotel.

Bagiku pengalaman itu tidak terlupakan. Dari cerita ini aku ingin berpesan bahwa sekalipun kamu kalut menghadapi suatu masalah, jangan panik dan selalu yakin akan pertolongan Allah Swt. Maka, kuncinya tetap tawakal dan berdoa. Jangan lupa mengucap selawat nabi dan zikir dalam keadaan genting sekalipun sebab, ada Allah bersama kita. Asal kita yakin karena pertolongan Allah itu sangat dekat. Allah Swt. berfirman:

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاۤءُ وَالضَّرَّاۤءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ

“Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (Al- Baqarah ayat 214).

Wallahu a'lam bishawab.[]