Pencarian Cinta Terindah

“Katakanlah (wahai Muhammad), jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (TQS. Ali-Imran: 31)

Oleh. Nur'Aini Ummu Qilas
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sudah menjadi fitrah manusia untuk merasakan jatuh cinta. Suatu rasa yang bisa mendorong dengan kuat untuk meraihnya dan akan selalu ingin bersamanya. Bahkan, berkorban pun dirasakan sebagai suatu kebahagiaan.

Begitu pun yang pernah aku alami. Ketika merasa terpesona dengan sesuatu yang membuat hati ini tersentuh dan benar-benar memberikan pencerahan dalam pemikiran ini. Tepatnya ketika masa kuliah dulu.

Setelah ayahku meninggal, saat itu usiaku baru 10 tahun. Aku merasa kehilangan. Entah kenapa sering kali hati ini merasa hampa, aneh, dan entah menginginkan apa. Seolah ada yang harus kucari tetapi belum aku temukan juga. Suatu yang aku sendiri tidak mengerti. Yang pasti aku ingin lebih baik untuk diriku dan untuk orang tuaku, juga untuk sesama.

Ketika sudah memasuki usia balig, saat itu sekitar usia SMP-SMA, aku mulai mengikuti kegiatan salah satu organisasi di sekolah, tapi tidak bertahan lama. Lalu, aku ikut lagi kajian di sekolah tetapi tidak berlangsung lama juga, karena dari minggu ke minggu peserta semakin berkurang. Padahal, aku sangat nyaman dan tertarik, akan tetapi aku berpikir untuk berhenti juga.

Pada usia saat itu, dalam proses pencarian dengan kondisi merasa sendiri, tentunya aku belum bisa berbuat apa-apa. Aku hanya selalu berdoa, "Ya Allah anugerahkanlah kepadaku teman-teman dan guru yang saleh yang bisa membimbingku hingga ke surgamu". Itulah harapan besarku saat itu dan sampai kapan pun.

Tiba masa kuliah yang sangat kuimpikan dengan fakultas dan jurusan seni. Aku pikir potensi dan hobiku akan terasah saat itu, berharap aku bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat. Hari demi hari pun kulalui. Masih ada kehampaan dalam hati. Hingga suatu hari, aku melihat perubahan pada sahabatku yang tinggal satu kosan. Mulai dari pakaiannya, aktivitasnya yang lebih terarah, ucapannya, dan aku merasa ingin seperti dia. Dia menyarankan untuk mencari ilmu dengan sungguh-sungguh.

Singkat cerita, akhirnya Allah mengabulkan doa-doaku. Aku dipertemukan dengan sahabat- sahabat yang salihah dan sabar, juga penuh keikhlasan. Mereka begitu penuh kasih sayang membimbingku dan aku merasakannya. Sesuatu yang kucari selama ini sudah aku temukan. Alhamdulillah, akhirnya aku menemukan jawaban atas pertanyaan dan kebingunganku dalam melangkah. Hatiku mulai terisi dengan hangatnya cinta Illahi.

Saat itu aku merasakan benar-benar jatuh cinta dan sangat terpesona pada Islam, yang ternyata aturan Allah Swt. Itu sungguh luar biasa. Islam menuntun kita semua dari hal terkecil sampai hal terbesar. Islam memberikan solusi atas semua permasalahan hidup dengan dalil-dalil yang terperinci, juga memberi tuntunan untuk hati dan pemikiran kita agar tidak salah melangkah. Semua perlu proses karena ilmu Allah tidak akan pernah habis untuk dikaji meski sepanjang hayat. Dan ingatlah Allah menilai proses kita. Terlebih untuk mengamalkannya kita tidak bisa sendiri, karena butuh tangan-tangan orang lain yang menuntun, mengingatkan, dan menguatkan langkah kita dalam menjalani kehidupan ini.

Ternyata aku yang baru diberikan secuil kesempatan untuk mengenal Islam lebih jauh, pun sudah merasakan keindahan dan ketenangan yang sulit untuk digambarkan dengan kata-kata. Meskipun hingga detik ini, diri ini masih jauh dari kata baik dan salihah. Diri ini belum mampu menjadi hamba yang pantas dicintai Allah Swt., belum bisa menjadi anak yang berbakti pada orang tua, belum bisa menjadi istri dan ibu yang baik. Tetapi dorongan cinta kepada Allah Swt. adalah bahan bakar yang akan terus mendorong kita untuk selalu bertahan. Baik dalam kesedihan ataupun kekecewaan karena makhluk, pun hal lainnya. Bahan bakar tersebut yang akan membuat kita tetap berdiri dan melangkah dalam kebenaran meski kadang tertatih karena deraan hawa nafsu, kebodohan, dan ujian- ujian yang datang silih berganti.

Kepada semua sahabat dan guruku yang telah membimbingku, juga pada siapa pun termasuk media yang hadir untuk kebaikan dan dakwah Islam. Surgalah yang layak menjadi tempat pulang kalian semuanya. Jangan lupa carilah aku jika aku tidak ada di sana. Semoga kita semua istikamah dan mendapatkan ampunan serta rida-Nya.

Ingatlah bahwa Allah telah menegaskan,

“Katakanlah (wahai Muhammad), jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (TQS. Ali-Imran: 31)

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Nur'Aini Ummu Qilas Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pajak Tidak Boleh Menzalimi Rakyat
Next
Memupus Diskriminasi Warga Difabel, Mungkinkah?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram