Taat Istri Bukan dalam Maksiat

"Tidaklah dibenarkan jika ketaatan istri justru membuatnya bermaksiat terhadap penciptanya. Jadi, tidak ada dosa bagi istri untuk menolak perintah suaminya jika perintahnya tersebut justru menjerumuskannya pada kemaksiatan."

Oleh. Hana Annisa Afriliani, S.S
(Redpel NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Beberapa tahun lalu aku berkenalan dengan seorang akhwat di sebuah kampus yang kukunjungi. Saat itu, aku sedang melakukan aktivitas dakwah di kampus itu, tepatnya menjalin audiensi untuk melaksakan kegiatan di sana. Usia akhwat itu masih sangat muda, mungkin sekitar 20 tahun, tetapi dia sudah menikah.

Aku mengajaknya berdiskusi soal persoalan umat yang sedang hangat pada saat itu. Ternyata dia cukup antusias menanggapinya. Lebih dari satu jam kami berbincang, dari fakta-fakta persoalan umat hingga solusi Islam atas berbagai persoalan tersebut. Kujelaskan bahwa Islamlah solusi atas segala problematika yang ada. Bahkan obrolan kami sampai juga dalam pembahasan soal Islam mengatur bagaimana seorang muslimah berpakaian di luar rumah.

"Dulu saya pakai gamis kayak, Mba." ujarnya sambil memperhatikan pakaianku.

"Oh ya? Wah, Masyallah… Tapi kenapa sekarang tidak pakai lagi?" tanyaku penasaran. Karena kulihat penampilannya kini jauh dari kata syar'i. Ya, dia mengenakan kerudung pendek seleher, celana jeans ketat, dan kaos lengan panjang.

"Disuruh suami, Mba. Kata suami kalau pakai gamis terlihat tua. Suami malu kalau jalan bersama saya yang pakai gamis." ceritanya.

Aku tersentak mendengarnya, sambil mengernyitkan dahi spontan kuucapkan istighfar. Antara kaget dan sedih bersatu di dalam dadaku. "Terus Mba langsung nurutin?"

"Awalnya engga, Mba. Karena saya pakai gamis dan kerudung panjang sudah lama. Dulu pernah ada teman yang ngasih tau, bahwa memang harus seperti itu pakaian muslimah di luar rumah. Tapi suami terus-terusan nyuruh tidak pakai gamis lagi. Kayak ibu-ibu katanya. " Ucapnya enteng.

Speachless. Aku bingung mau berkata apa mendengar ceritanya.

"Aku nggak salah kan, Mba? Aku kan taat sama suami, istri kan harus taat sama suami… " Ucapnya mencari pembenaran. Aku berusaha tersenyum sambil mengusap pundaknya. Setelah itu, kujelaskan seperti apa ketaatan istri terhadap suami yang dibenarkan syariat.

Hah…. Aku yakin bahwa fakta tersebut banyak terjadi dalam realitas hari ini. Banyak suami memanfaatkan kepemimpinannya dalam rumah tangga untuk menjegal ketaatan istri kepada Rabbnya. Jelas saja hal itu tidak dapat dibenarkan. Sebab, tidaklah ada ketaatan dalam kemaksiatan.

Benar, bahwa suami adalah sosok yang wajib ditaati oleh seorang istri, sebab suami adalah qowwam baginya. Sebagaimana yang diucapkan lewat lisan Baginda Nabi saw:

“Seandainya aku akan memerintahkan seseorang sujud kepada seorang niscaya aku perintahkan istri sujud kepada suaminya,” (HR Tirmidzi)

Namun demikian, tidaklah dibenarkan jika ketaatan istri justru membuatnya bermaksiat terhadap penciptanya. Jadi, tidak ada dosa bagi istri untuk menolak perintah suaminya jika perintahnya tersebut justru menjerumuskannya pada kemaksiatan.

Maka, selayaknya suami istri memiliki bekal agama sebelum menjalani biduk rumah tangga. Agar istri memiliki akidah yang kokoh dan ketaatan yang sempurna pada Rabb-Nya, bisa membedakan benar salah sesuai standar syariat. Sedangkan bagi suami, bekal agama menjadikannya bijak dalam memimpin, mampu mendidik istri semakin salihah, bukan justru menjadikannya abai terhadap titah Rabbnya, serta suami juga mampu mengoptimalkan potensi istri selama tetap berada di jalur takwa.

Demikianlah hakikatnya mencintai karena Allah. Mereka akan saling menopang dalam takwa dan saling mengingatkan dalam kebaikan. Bukankah sudah semestinya Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih kita cintai daripada makhluk-Nya yang lain? Jika begitu, semestinya ketaatan kepada Allah tak boleh digoyangkan sedikit pun oleh titah manusia.

Ingatlah sabda Rasulullah saw berikut:

“Tiga jenis orang yang jika termasuk di dalamnya maka seseorang akan merasakan lezatnya iman: orang yang mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, orang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya paling ia cintai daripada selain keduanya, dan orang yang dilemparkan ke dalam api lebih ia sukai daripada ia kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan ia dari kekufuran." (HR. Bukhari no. 6041, Muslim no.43)

Jika prinsip itu tertanam di dalam diri seorang muslim, maka takkan ada cerita suami memaksa istri mengikuti kemauannya, padahal jelas melanggar syariat. Takkan ada juga cerita istri melepaskan ketaatannya dengan alasan patuh pada suami. Sebab, landasan "saling mencintai karena Allah" menjadikan suami dan istri saling menjaga dalam taat kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Karena visi rumah tangga yang dibangun adalah jannah. Wallahu'alam bis shawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Hana Annisa Afriliani, S.S Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Wacana Penundaan Pemilu, ke Mana Muaranya?
Next
Bagai Buah Simalakama Ukraina, Rusia, dan NATO
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram