"Tugas perbaikan umat inilah, yang kami wariskan kepadamu. Maka, perbanyaklah bekal untuk menghadapi tantangan akhir zaman. Bersabarlah dengan beratnya menuntut ilmu. Bersabarlah dengan medan dakwah yang kian terjal karena kau adalah pemimpin umat masa depan"
Oleh : Aya Ummu Najwa
NarasiPost.Com-Tak terkira bahagia hati, ketika kaudatang ke dunia ini. Wajah merahmu seketika melenyapkan segala sakit dan derita. Ahlan wasahlan anakku! Selamat datang di dunia yang fana ini! Dunia tempat kau akan kucetak menjadi setegar karang, sekuat baja, pemimpin generasimu, mutiara umat.
Memilikimu membuatku tersadar, bahwa kau tak hanya sebuah anugerah yang Allah berikan. Namun, kau adalah amanah, penerus estafet jalan hidup ini, jalan perjuangan penuh liku, jalannya para anbiya dan siddikin yang akan Allah tanyakan kelak padaku, apa yang telah kuberikan kepadamu, urusan dunia ataukah urusan akhirat.
Anakku, ibumu adalah wanita biasa yang merindukan surga, yang memimpikan hidup dalam kerahmatan, yang menginginkan kehidupan Islam kembali diterapkan. Maka, bersabarlah dengan jalan terjal ini, dengan berbagai hambatan dan rintangan. Bersabarlah jika kita harus banyak menahan diri, dari mengikuti hawa nafsu, menahan diri di kala yang lain bebas. Kita tetap memilih terikat dengan syariat, di kala yang lain memilih lepas.
Anakku, bersabarlah jika ibumu mengejar hafalanmu. Bersabarlah dengan banyaknya taklif yang kami berikan padamu. Bukan karena kami tak sayang, dengan banyaknya pelajaran yang kami berikan, pembatasan gadget yang kami tentukan, tersitanya waktu bermainmu. Tapi, itulah bentuk kasih sayang hakiki kami untuk masa depanmu nanti karena kau adalah pemimpin umat.
Tak selalu menuruti permintaanmu, bukan berarti kami tak mampu. Tak selalu memanjakan bukan berarti kami tak sayang. Perih hati kami melihatmu menangis karena harus belajar. Sedih hati ini melihatmu tidur di depan kitab hadismu. Pilu hati kami ketika menyodorkan kitab baru setelah selesai yang satu. Bersabarlah nak, sungguh itulah bekalmu untuk menyongsong masa depan, untuk menaikkan derajatmu di hadapan Rabbmu.
Sungguh tak terkira kebahagiaan itu. Ketika mendengarmu melantunkan ayat-ayat Allah. Begitu tak terbendung haru ini ketika kau selesaikan hafalan Al-Quran. Anakku, bukan dunia yang kami harap darimu, bukan banyaknya prestasi dan capaian dunia yang kami tunggu. Namun, kami hanya berharap kau akan menjadi syafaat kami, yang kelak menunggu kami di pintu surga-Nya.
Anakku, sistem kapitalis telah merusak kehidupan, membuang aturan Tuhan, membuat lelucon dengan agama, menghancurkan generasi umat, merusak mereka dengan permainan dan senda gurau. Inilah kehidupan yang mengagung-agungkan materi, yang mengajak lupa bahwa semua tak dibawa mati. Kehidupan yang menjauhkan manusia dari Tuhannya.
Inilah yang sekarang terjadi. Tugas perbaikan umat inilah, yang kami wariskan kepadamu. Maka, perbanyaklah bekal untuk menghadapi tantangan akhir zaman. Bersabarlah dengan beratnya menuntut ilmu. Bersabarlah dengan medan dakwah yang kian terjal karena kau adalah pemimpin umat masa depan. Arahkan dan bimbinglah mereka kepada Islam, agar mereka bangkit dan berjaya.
Sungguh, jika saat ini kau merasa letih dengan penatnya pembelajaran, bosan dengan tebalnya kitab-kitab, iri dengan waktu bermain temanmu, maka itulah sejatinya biaya yang harus dibayar untuk sebuah kesuksesan. Namun, bukan kesuksesan biasa yang ingin kita capai, tetapi kesuksesan meraih derajat tertinggi dari Rabbmu.
Maka wahai anakku, bersabarlah dan bertahanlah. Ajaklah umat kepada Islam. Jangan pernah berhenti, karena kau adalah pejuang Islam. Jangan pernah menyerah karena menyerah berarti kehilangan surga. Teruslah berjuang hingga Islam diterapkan secara sempurna di muka bumi. Sebarkanlah cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia. Teruslah bergerak wahai anakku, hingga saatnya tiba, Allah kumpulkan kita di jannah-Nya.[]
Photo : Pinterest
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]