Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah:216)
Oleh. Rosmita
NarasiPost.Com-Sejak kecil aku mengidap penyakit asma, penyakit yang sukses membuat hidupku menderita. Bagaimana tidak? Saat anak-anak lainnya bisa bebas bermain di luar rumah, aku hanya bisa terbaring lemah saat penyakitku kambuh. Saat anak-anak lain bebas mandi hujan, aku tidak boleh. Saat anak-anak lain bebas minum es, aku pun tidak boleh. Sering aku tidak hiraukan larangan ibuku, aku main sepuas hati, mandi hujan, dan minum es, tapi setelah itu penyakitku kambuh. Kalau sudah sakit aku sendiri yang merasakan sakitnya.
Aku seperti terpenjara dalam rumah, meski pintu rumah selalu terbuka. Aku merasa terkekang tidak bisa jajan sembarangan, meski aku dikasih uang jajan. Penyakitkulah yang mengikatku sehingga aku tidak bisa berbuat sesuka hatiku. Bagaimana aku bisa hidup bebas kalau kepanasan, kehujanan, kecapean, dan minum es saja aku sakit. Aku benci penyakit ini, rasanya aku mau mati saja. Bila penyakit ini kambuh, aku sulit bernapas rasanya melelahkan sekali, kepala pusing, perut mual, badan pegal-pegal semua.
Kadang aku berpikir, kenapa Allah tidak adil kepadaku? Kenapa harus aku yang merasakan penyakit ini? Kenapa aku tidak mati saja, biar aku tidak merasakan sakit lagi?
Seiring dengan berjalannya waktu aku mulai terbiasa dengan penyakitku, aku berusaha menghindari hal-hal yang menyebabkan penyakitku kambuh. Aku lebih senang bermain di rumah dan baca buku, aku juga senang menulis dan mencurahkan isi hatiku di buku diary. Tapi tetap saja penyakitku sering kambuh, hampir tiap bulan aku sakit. Badanku sampai kurus sekali. Mungkin karena kurangnya ventilasi di rumahku, apalagi ayahku sering merokok dan menyemprot nyamuk menggunakan obat nyamuk cair. Aku tidak kuat kalau menghirup asap rokok dan bau obat nyamuk, langsung dadaku terasa sesak.
Saat remaja aku mulai mendekatkan diri kepada Allah dengan salat, mengaji, dan berdoa. Meski salatku masih bolong-bolong dan belum menutup aurat, karena aku dan orangtuaku memang masih awam soal agama. Tapi aku tidak pernah pacaran atau bergaul bebas dengan laki-laki, sampai saudara sepupuku bilang bahwa aku kuper karena aku tidak mau diajak jalan dan nongkrong bareng dia. Tidak apalah karena menurutku buat apa aku menyia-nyiakan waktu untuk hal yang tidak bermanfaat, apalagi jika setelah itu aku sakit aku sendiri yang rugi. Jadi lebih baik aku di rumah dan baca buku lebih aman bagiku.
Tapi tetap saja penyakitku kambuh, hingga aku merasa lelah dan putus asa. Aku berdoa: "Ya Allah bawalah aku ke suatu tempat, agar aku tidak lagi merasakan penyakit ini."
Allah mendengar doaku, Dia tunjukkan jalan agar aku masuk pesantren. Di sana aku mendapat ilmu dan hidayah, meskipun penyakitku belum sembuh tapi mulai jarang kambuh. Mungkin karena di pesantren tidak ada asap rokok dan semprotan nyamuk. Pernah suatu kali aku sakit, karena kecapean rupanya.
Aku juga senang di pesantren aku jadi punya banyak teman. Hobiku masih sama, yakni baca buku dan menulis. Di sini aku bisa menyalurkan hobiku menulis puisi dan cerpen yang aku tempel di mading. Teman-teman mengapresiasi tulisan-tulisanku, senang rasanya bisa menginspirasi dan memotivasi mereka.
Kini aku sudah menikah dan mempunyai dua anak, alhamdulillah penyakitku jarang kambuh bahkan bertahun-tahun lamanya. Karena suamiku juga tidak suka merokok. Yang bisa aku ambil hikmah dari penyakitku adalah mungkin itu cara Allah menjagaku. Agar aku dekat dengan-Nya, agar aku tidak berbuat maksiat apalagi sampai hamil di luar nikah. Agar aku suka membaca dan hobi menulis yang kini bermanfaat bagiku sebagai penulis opini dan hikmah-hikmah lainnya. Karena aku tidak tahu apa yang terbaik untukku, boleh jadi aku membenci penyakitku padahal itulah cara Allah menjagaku.
عَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (٢١٦)
“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah:216)[]
Photo : Pinterest
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]