“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).”
(QS Ar-Rahman :60)
Oleh : Ageng Kartika
NarasiPost.Com-Namanya Nina. Dulu kami hanya berteman dekat, malah pernah sekilas saling tidak suka. Saya kakak angkatannya di salah satu universitas negeri di Bandung. Namun, seiring perjalanan waktu, Allah Yang Maha Membolakbalikan hati menjadikan dirinya adik iparku. Nina yang biasa dipanggil Kunay, menikah dengan adik suamiku. Mereka dijodohkan ketika kami sudah bersahabat.
Kini kami tinggal di kota yang sama, yaitu Kota Serang, Banten. Masyaallah, sungguh pengaturan-Nya luar biasa. Kami saling mendukung dan menguatkan karena jauh dari keluarga besar.
Nama panggilannya sekarang Bunda Athyya. Ia mempunyai dua amanah putri yang saleha. Saling berkunjung di kala ada waktu, kini menjadi rutinitas kami. Apalagi, usia anak-anak Bunda dan saya berdekatan. Kami bak sepupu berbalut sahabat ketika anak-anak berkumpul. Berbagai peristiwa kami alami, senang dan susah silih berganti.
Sampai akhirnya, di pertengahan Desember 2020, saya sekeluarga positif Covid-19. Dari lima anakku, hanya yang ke empat hasil swab-nya negatif.
Suami harus dirawat di rumah sakit rujukan tempat bekerjanya di kota lain. Saya dan lima anak tetap di rumah. Alhamdulillah, swab bisa dilakukan di rumah.
Namun, kami bingung, bagaimana untuk pemeriksaan kondisi keluarga? Saya tidak bisa membawa kendaraan, tdak mungkin juga dengan kendaraan umum untuk membawa kami yang terpapar virus menular.
Alhamdulillah, ada Bunda yang bisa membantu kami untuk berkonsultasi ke dokter dan menyediakan keperluan obat-obatan. Masyaallah, ia seperti bidadari tanpa sayap. Dengan ketulusannya, di tengah kesibukannya, ia tetap memperhatikan kebutuhan pokok kami selama sakit.
Bunda konsultasi ke dokter di tempat iabbekerja. Dengan merujuk dari nilai swab masing-masing, maka dokter akan memberikan resep sesuai kebutuhan kami. Oh, iya, Bunda Athaya berprofesi sebagai apoteker di klinik.
Tiap hari, ia selalu menanyakan kondisi anak-anak via video call. Dua hari sekali, ia menyempatkan diri untuk mengecek langsung ke rumah. Walaupun dibatasi pagar dan harus memakai double masker, kami bisa bicara apa saja sekadar melepas beban selama isolasi mandiri.
Sering tangis ini tumpah ketika merasa berat, berjuang di rumah dengan anak-anak. Saat itu, Bunda siap mendengarkan dengan sabar. Kami memiliki gejala masing-masing sesuai dengan apa yang selalu dikeluhkan di saat kondisi normal. Tugas saya selain memantau keluhan anak-anak juga memastikan keadaan rumah tetap bersih dan rapi. Bunda selalu mengingatkan kami untuk menjadi pejuang negatif, wajib tertib minum obat, positif thinking, dan lakukan apa yang bisa membuat kami bahagia di kala sedang berjuang ini.
Kalimat yang selalu diucapkannya, “Ummi harus kuat, buat anak-anak dan abahnya yang berjuang di rumah sakit.”
Bunda pun harus menunda untuk bertemu ibunya, untuk merawat kami dari kejauhan. Ia berusaha membantu kesulitan kami dalam menghadapi gejala sakit yang berbeda-beda. Kami diingatkan untuk memasang muka manis ketika bantuan datang dari keluarga besar, tetangga, sahabat serta teman.
Kuasa Allah, walaupun kami berjuang dengan segala keterbatasan di dalam rumah, tapi Allah Swt. memberi limpahan rahmat dan sayangnya dengan bantuan yang datang tanpa henti. Sungguh luar biasa. Ada kenikmatan yang kami peroleh selama isolasi mandiri.
Tak terasa, kami menjalani isolasi mandiri selama satu bulan. Pertengahan Januari 2021, kami dinyatakan negatif semua, berkumpul dengan suami dan anak-anak kembali. Kami bersyukur dapat melewati long covid, bersiap meniti hari. Kami tetap menjaga protokol kesehatan, ditambah selalu menjaga imun tubuh dengan konsumsi vitamin atau obat herbal. Kami berusaha terus dekat dengan Sang Khalik. Karena sebaik-baiknya penjagaan dan perlindungan hanya dari Allah Swt..
Hanya Allah yang akan membalas segala kebaikan dan ketulusan Bunda. Sesungguhnya, balasan kebaikan adalah kebaikan. Sebagaimana firman Allah Swt. yang artinya:
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS Ar-Rahman :60)
Semoga Allah melimpahkan keberkahan usia, kesehatan dan kemudahan dalam setiap urusan Bunda Athaya.[]