Keberanian Berbuah Surga

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (QS. Āli ‘Imrân [3]: 139)

Oleh : Nur Rahmawati, S.H.
Penulis dan Praktisi Pendidikan

NarasiPost.Com-Masih ingatkah dengan Ali bin Abi Thalib? Ya, laki-laki pemberani yang menggantikan posisi Rasulullah saw. di tempat tidur beliau ketika kaum kafir Quraisy mengepung rumah Rasulullah saw.

Dari mana keberanian itu didapat? Siapakah yang dicontoh oleh Ali? Tentunya dari Rasulullah saw. teladan kaum muslimin. Kedekatan Ali dengan Rasulullah saw. didasarkan pada keimanan, maka tumbuhlah cinta karena Allah sehingga nyawa pun akan rela diberikan.

Ketika Rasulullah saw. hendak hijrah ke Madinah atas perintah Allah Swt, Rasulullah mengetahui niat buruk kaum Quraisy yang akan membunuhnya, sehingga Rasulullah memerintahkan Ali untuk menggantikan posisi beliau di tempat tidur.

"Wahai Ali, pakailah jubahku yang berwarna hijau ini, dan gantikan Aku untuk tidur di tempat tidurku!" ucap Rasulullah kepada Ali.

"Baik, Rasulullah! Saya akan menggantikan posisi Anda!" Ali menjawab dengan tegas dan tanpa ragu, padahal keberanian Ali tersebut, akan mengancam nyawanya.

"Aku dan Abu Bakar akan menuju ke Madinah terlebih dahulu, tinggallah kau di Makkah dulu!" perintah Rasulullah kembali pada Ali.

"Baik, ya, Rasulullah!" jawab Ali dengan penuh takzim.

Segera Ali mengenakan jubah Rasulullah saw. dan berbaring di tempat tidur beliau. Tiba-tiba terdengar suara segerombolan orang yang mengendap-endap masuk ke rumah Rasulullah.

"Ayo, kita segera masuk ke kamar Rasulullah dan membunuhnya!" seru salah satu dari kaum Quraisy.

Kemudian, mereka bergegas masuk kamar Rasulullah dan mendapati seseorang yang mereka sangka Rasulullah.

"Hai, Rasulullah, kami akan membunuhmu!" gertak salah satu dari mereka, membangunkan orang yang ada di ranjang tersebut, sembari menyingkap selimut yang dikenakan pria itu.

"Aku bukan Rasulullah! Aku Ali!" jawab Ali, seketika bangun dari tempat tidur itu.

"Tidak mungkin!" jawab mereka dengan rasa kecewa karena gagal membunuh Rasulullah dan pulang dengan tangan hampa.

Begitulah kisah keberanian Ali bin Abi Thalib yang rela berkorban nyawa dan tenaga demi Rasulullah. Keberanian yang dimilikinya, mencontoh keberanian Rasulullah saw. yang kisahnya sudah terkenal di seantero negeri. Rasulullah ditakuti oleh para musuh karena keberaniannya. Selain sebagai pemimpin negara, beliau juga menjadi panglima perang yang tak pernah gentar melawan musuh untuk memenangkan agama Allah Swt.

Adapun perang-perang yang dipimpin Rasulullah saw. seperti perang Badar dimana kala itu pasukan muslim berjumlah 300 orang melawan 1000 orang kafir. Selain itu ada pula perang ke Khaibar, perang dengan Bani Ghatfan dan banyak lagi.

Keberanian inilah yang patut kita contoh bersama, jangan pernah takut menyampaikan kebaikan, dimana hal itu akan berbuah surga serta menaikkan derajat seseorang, sebagaimana firman Allah Swt:

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (QS. Āli ‘Imrân [3]: 139)

Kepercayaan diri dalam berbuat kebaikan patut dimiliki oleh setiap muslim, karena ini bagian dari konsekuensi keimanan. Allah menyukai muslim yang kuat sebagaimana yang termaktub dalam surah tersebut. Walaupun akan banyak rintangan dihadapi, maka kesabaran diperlukan dalam menghadapinya.

Orang-orang yang sabar akan selalu dekat dengan Allah. Modal ini dapat kita manfaatkan untuk membangun keberanian, tentunya selalu diimbangi dengan meng-upgrade diri melalui literasi dan meng-habbit-kan diri dengan ilmu. Semoga keberanian kita dalam menyampaikan kebenaran dengan ikhlas akan berbuah surga. Wallahu a'lam bishawab.[]

Photo : Google

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Nur Rahmawati S.H. nur-rahmawati-sh
Previous
Episode Miranti
Next
Nasionalisme Meruntuhkan Ikatan Persaudaraan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram