"Awal bisa mengaksesnya, rasanya tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Dari lisan hanya terucap masyaallah dan alhamdulillah. Bagaimana tidak, memilikinya serasa memiliki perpustakaan pribadi eksklusif yang buku-bukunya bisa dibaca di mana pun dan kapan pun."
Oleh. Haifa Eimaan
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sudah tiga tahun ini saya diberikan kemudahan untuk mengakses konten-konten digital premium milik sebuah penerbit raksasa yang jaringan tokonya tersebar ke seantero Indonesia. Awal bisa mengaksesnya, rasanya tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Dari lisan hanya terucap masyaallah dan alhamdulillah. Bagaimana tidak, memilikinya serasa memiliki perpustakaan pribadi eksklusif yang buku-bukunya bisa dibaca di mana pun dan kapan pun. Tidak ada istilah mengantre seperti Ipusnas, aplikasi peminjaman buku milik Perpustakaan Nasional.
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Artinya, "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar-Rahman: 13)
Tidak ada nikmat yang saya dustakan. Rasa syukur membuncah. Saya bisa mengunduh dan membaca buku-buku terbaru baik fiksi maupun nonfiksi. Buku-buku nonfiksi terjemahan yang biasanya hanya bisa dipandangi di toko buku karena harganya tidak ramah di kantong akhirnya bisa dimiliki versi digitalnya.
Yang tidak kalah membahagiakan, saya dapat membacakan beragam buku bacaan untuk anak mulai seri nabi, seri akhlak, Majalah Bobo yang kini tinggal nama, Majalah Mombi, bahkan buku-buku yang versi cetaknya bisa ratusan ribu untuk satu buku. Termasuk kemudahan mengakses gratis beberapa harian surat kabar, tabloid, dan majalah.
Full Premium Package Hadiah
Seluruh kemewahan ini saya dapatkan gratis. Saya menyebutnya mewah karena harga berlangganannya mahal. Dengan alam berpikir mak-mak, uang satu juta sekian ratus ribu daripada dibuat berlangganan masih mending digunakan untuk kebutuhan lainnya yang lebih penting. Iya 'kan?
Nah, ini saya mendapatkannya benar-benar gratis dan legal. Saya tidak memanipulasi akun atau aplikasi. Selama tiga tahun ini, ada tiga teman yang berbagi akunnya dengan saya. Ini pun bukan tindakan ilegal karena setiap pembelian full premium package baik satu bulan atau satu tahun memang bisa digunakan di beberapa perangkat. Menariknya, salah satu teman ini sama sekali belum pernah saya temui. Selama ini kami hanya mengobrol seputar buku yang kami baca melalui WhatsApp.
Maka benar sabda Rasulullah saw. bahwa perumpamaan teman dekat yang baik dan teman dekat yang buruk seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Seorang penjual minyak wangi terkadang mengoleskan minyak wanginya kepada kita, kadang kita membelinya sebagian, atau kita dapat mencium semerbak minyak wanginya. Artinya, yang kita dapatkan seluruhnya berupa kebaikan. Sementara, bila berteman dengan tukang pandai besi, kadang ia bisa membakar pakaian yang kita kenakan bila berdiri di dekatnya. Kadang kita mencium bau tidak sedap darinya.
Berteman dengan penjual minyak wangi akan kecipratan wanginya. Berteman dengan tukang pandai besi akan kebagian hawa panas dan baunya yang tidak sedap. Berteman dengan mereka yang hobi membaca, bisa dipinjami buku, dibelikan buku, bahkan bisa diberi hadiah akses gratis ke Gramedia Digital Premium satu tahun penuh. Demikian makna harfiah hadis tentang berteman dengan penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Akan tetapi, makna mendalam hadis ini adalah hendaknya setiap orang berkawan dengan orang-orang yang bertakwa agar tertular ketakwaannya.
Tidak bisa dimungkiri, keberadaan teman bisa saling memengaruhi. Teman yang saleh akan selalu menebar kebaikan, berbagi ilmu, saling mendoakan, dan tidak lelah saling mengingatkan pada kebenaran. Demikian juga sebaliknya, kalau berteman dengan orang yang perangainya buruk dan tutur katanya kasar, maka lambat laun akan terbawa kasar dan berperilaku buruk. Di sekitar kita, bukan satu dua orang saja yang jatuh ke lubang kemaksiatan akibat salah memilih teman dan sahabat, tapi tidak terhitung lagi jumlah mereka.
Sebagai muslim, kita tidak perlu takut tidak menemukan penjual minyak wangi alias salah berteman. Rasulullah saw. telah memberikan kisi-kisi jawabannya. Pilihlah seseorang yang mendasari pertemanannya dengan ikatan keimanan. Ikatan ini paling kuat dari seluruh ikatan pertemanan yang ada di dunia. Boleh jadi, selama ini tidak pernah bertatap muka langsung, tetapi kecintaannya kepada Allah Swt. telah menautkan hati-hati mereka. Pertemanan dan persahabatan semacam ini kekal sampai di akhirat. Sebagaimana firman Allah di dalam Al-Qur'an surah Az Zukhruf ayat ke-67.
ٱلْأَخِلَّآءُ يَوْمَئِذٍۭ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا ٱلْمُتَّقِينَ
Artinya, “Teman-teman akrab pada hari itu menjadi musuh bagi yang lain kecuali persahabatan karena ketakwaan.” Sungguh kita berharap dari setiap pertemanan yang ada merupakan pertemanan yang kekal hingga surga-Nya.
Imam Hasan Al Bashri, tabiin yang menghabiskan waktunya di Bashrah, Irak, pernah menyampaikan bahwa kelak jika penghuni surga dan penghuni neraka telah masuk ke tempatnya masing-masing, penghuni surga akan mengecek keberadaan teman-teman terbaiknya di dunia.
Mereka bertanya, “Wahai Rabbku, di manakah si Fulan kawanku? Di manakah sahabatku? Mengapa tidak kulihat dia bersamaku di surga?"
Pertanyaan itu lalu dijawab, “Temanmu berada di neraka.”
Wahai Rabbku, wahai Rabbku, tidaklah sempurna kelezatan surga ini kecuali Fulan bersamaku.
Demi mendengar seruan penghuni surga yang mempertanyakan keberadaan teman salehnya di dunia, Allah memerintahkan agar Fulan dimasukkan ke dalam surga. Ya, kawan salehnya di dunia telah menyelamatkannya dari siksa jahanam.
Untuk itulah pandai-pandailah dalam pergaulan. Carilah teman yang bisa membawamu ke jalan surga-Nya bukan yang menjerumuskan ke neraka.[]
Follow teman yang baik di media sosial..