Namun, tetapi, dan tapi merupakan kata sambung/konjungsi yang digunakan untuk menunjukkan perlawanan atau pertentangan.
Oleh. Sartinah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Apa kabar teman-teman? Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan tetap semangat mengejar ilmu, ya. Senang sekali malam ini kita bisa berjumpa kembali dalam sharing KBBI untuk kedua kalinya. Sharing seperti ini insyaallah akan kontinu diselenggarakan oleh NP semata-mata demi meningkatkan kualitas naskah para penulis, khususnya dalam KBBI/EYD.
Namun, sebelum proses belajar kita mulai, tak lupa saya mengingatkan agar teman-teman “mengosongkan gelas” terlebih dahulu agar ilmu mudah diserap. Semoga sedikit ilmu yang Al-Fakir akan bagikan bisa bermanfaat. Lebih dari itu, saya dan tim berharap agar teman-teman langsung dapat mempraktikkannya di dalam naskah. Nah, sharing kita malam ini akan membahas tentang kata sambung namun, tetapi, dan tapi.
Nah, siapa di sini yang masih sering keliru menempatkan kata tersebut dalam naskahnya? Lupa itu manusiawi. Karena itu, selalu jadikan EYD maupun KBBI sebagai panduan saat menulis. Jika sudah diberikan ilmunya, semoga tidak salah lagi dalam penggunaannya, ya. Penasaran? Yuk, kita simak penjelasan tentang kata sambung.
Penempatan Konjungsi Namun, Tetapi, dan Tapi
Namun, tetapi, dan tapi merupakan kata sambung/konjungsi yang digunakan untuk menunjukkan perlawanan atau pertentangan. Mungkin banyak penulis yang masih tertukar menempatkan ketiga kata tersebut dalam naskah. Mungkin juga ada yang beranggapan bahwa ketiga kata tersebut sama saja penggunaannya. Sejatinya, ketiga kata tersebut memiliki perbedaan arti dan penggunaannya.
Namun adalah konjungsi antarkalimat. Konjungsi ini digunakan untuk menyambungkan kalimat sebelumnya. Penempatan konjungsi ini berada di awal kalimat dan diikuti tanda koma. Ingat ya, kata “namun” tidak diletakkan di tengah kalimat. Boleh juga menggunakan “akan tetapi” di awal kalimat karena merupakan sinonim dari “namun”.
Konjungsi berikutnya adalah tetapi. Tetapi adalah konjungsi intrakalimat yang digunakan untuk menyambungkan dua unsur setara di dalam kalimat. Konjungsi ini diletakkan di tengah kalimat dan didahului tanda koma. Ingat ya, Bestie, jangan meletakkan kata tetapi di awal kalimat.
Baca juga: kohesi-dan-koherensi/
Konjungsi selanjutnya adalah tapi. Nah, siapa nih yang masih sering menggunakan kata tapi dalam ketika menulis ragam formal? Tapi adalah konjungsi intrakalimat yang digunakan untuk menyambungkan dua unsur setara di dalam satu kalimat. Namun, harus diingat ya bahwa tapi merupakan bentuk tidak baku dari tetapi. Karena itu, konjungsi ini sebaiknya dihindari pemakaiannya saat teman-teman menulis ragam formal. Gunakan tetapi untuk menyambungkan kalimat, ya.
Nah, berikut ini contoh penggunaan konjungsi namun dan tetapi:
- Anak itu sebenarnya pandai. Tetapi, ia malas. (salah)
- Anak itu sebenarnya pandai. Namun, ia malas. (benar)
- Anak itu sebenarnya pandai, namun malas. (salah)
- Anak itu sebenarnya pandai, tetapi malas. ( benar)
Gimana, Bestie, sudah paham penggunaan kata hubung/konjungsi namun, tetapi, dan tapi, ‘kan? Setelah paham, langkah selanjutnya adalah mempraktikkannya dalam naskah. Ingat, Bestie, seribu teori pun akan sia-sia tanpa dipraktikkan dalam tulisan. Jadi, jangan tertukar lagi penempatannya ya. Semoga secuil sharing malam ini bisa mengubah dunia tulisanmu ya, hehe …
Konjungsi Selesai, Saatnya Bedah Naskah
Sharing ilmu belum lengkap tanpa bedah naskah ya, Bestie. Karena itu, mari melipir sejenak untuk menyimak bedah naskah. Naskah yang akan kita bedah kali ini adalah naskah Mbak Agus Susanti. Silakan dibaca-baca lebih dahulu naskah beliau, ya. Sebagaimana sharing sebelumnya, saya hanya akan mengambil beberapa paragraf saja untuk dibedah. Nanti teman-teman juga boleh ikut mengoreksi, kok.
Paragraf pertama:
Meskipun Israel mengatakan masih banyak Organisasi lain yang bisa menggantikan peran UNRWA terhadap rakyat Palestina, namun organisasi lainnya justru mengatakan bahwa mereka tidak bisa menggantikan posisi UNRWA sebagai tulang punggung di Jalur Gaza tersebut.
Kesalahan dalam paragraf ini:
- terhadap rakyat Palestina, namun -> terhadap rakyat Palestina, tetapi -> namun adalah penghubung antarkalimat sehingga peletakannya harus di awal kalimat. Jika di tengah kalimat gunakan tetapi.
Paragraf Kedua:
Negara disekat-sekat dengan faham nasionalisme, kecintaan terhadap negera mengakibatkan timbulnya rasa egois dan tidak peka terhadap saudara yang ada di negeri lainnya. Padahal Rasulullah saw. pernah bersabda “Seorang muslim itu saudara bagi muslim lainnya”. (HR.Bukhari dan Muslim)
Kesalahan dalam paragraf ini:
- faham -> paham
- negera -> negara
- Padahal Rasulullah saw. pernah bersabda-> penggunaan padahal di awal kalimat kurang tepat. Padahal merupakan penghubung intrakalimat untuk menunjukkan pertentangan antara bagian-bagian yang dirangkaikan. Oleh karena itu, peletakannya harus di tengah kalimat.
- bersabda “Seorang muslim itu -> bersabda, “Seorang muslim itu
- bagi muslim lainnya”. -> bagi muslim lainnya.”
- (HR.Bukhari dan Muslim) -> (HR. Bukhari dan Muslim)
Soal Ujian Sharing KBBI
- penjabat >< pejabat
- dimungkiri >< dipungkiri
- antiperadangan >< anti-peradangan
- surah Al-Baqarah >< surat Al-Baqarah
- tazir >< takzir
- mengklaim >< mengeklaim
- kelembapan >< kelembapan
- menjijikkan >< menjijikan
- seringkali >< sering kali
- nasihat >< nasehat
- kapan pun >< kapanpun
- komplit >< komplet
Demikian sharing kita malam ini. Semoga bermanfaat. Sampai bertemu kembali di sharing selanjutnya. Wallahualam bissawab. []
Suka dengan sharingnya. Penting sekali bagi penulis untuk memperhatikan konjungsi.
Barakallah untuk mbak Sartinah
[…] https://narasipost.com/sharing-ilmu-kepenulisan/11/2024/konjungsi-namun-tetapi-dan-tapi/ […]
Sepertinya tapi masih sering digunakan di masyarakat umum. Soalnya sering nemu kata tapi..
Penting banget ini pembahasan konjungsi.
Betul, Mbak. Ngisi sharing bikin aku jadi ikutan belajar.
Kadang rancu kadang tertukar, kadang… Kakehan alasan. Wkwwk… Semoga bisa lebih baik lagi. Baarakallahu fiik mb sartinah sharingnya
Hihi … nano-nano ya, Mbak.
Aamiin, wa fiik barakallah Mbak Netty
Pas nulis dan ngoreksi harus bolak balik buka catatan. Heuheu
Semoga jd tdk lupa lagi setelah belajar ini.
Barakallah Mbak Sartinah Ilmunya.
Betul Mbak, kita sering lupa ya. Memang harus diulang terus-menerus.
Aamiin, wa fiik barakallah
Sepertinya mirip-mirip..seringkali pakai perasaan sih kalau bikin kalimat jadinya salah… Harus mengubah kebiasaan
Wah, bahaya tuh kalau bikin kalimat pakai perasaan, Mbak. Harusnya pakai kata-kata, hehe …
Jazakumullah Khair atas ilmunya, sangat bermanfaat❤️❤️❤️
Waiyyaki, Mbak Nirwana
Barakallah Mbak Sartinah, ilmu ini bermanfaat. Jazakillah khairan
Aamiin, wa fiik barakallah Mbak Mimi.
Waiyyaki
Alhamdulillah jadi inget lagi pelajaran dulu, jazaakilah ahsanal jazaa Mba Sartinah sharingnya
Waiyyaki, Mbak Ni’mah. Semoga bermanfaat.
Dicatat baik-baik. Syukron, mba. Buat saya yang masih sering membuat kesalahan tentang ini, bermanfaat sekali.
Alhamdulillah, syukran Bu
Bermanfaat banget bagi yg suka lupa sama kata sambung ini
Betul Mbak. Kalau banyak yang tau dan praktik, kan lumayan ya buat kita, hehe …
Jazakillah khoyr Mbak Sartinah atas sharing ilmunya. Jadi lebih ingat penggunaan kata “tetapi” dan “namun” sehingga mudah diingat.
Waiyyaki, Mbak Raras. Semoga bermanfaat
Harus diingat2 ini..
Jazakillah khoir Mbak Sartinah..
Betul, harus dicatat kalau perlu.
Waiyyaki, Mbak Dina
Belajar KBBI itu sesuatu banget … Syukron Mbak Sartinah ilmunya
Betul, Mbak. Lieur-lieur gimana gitu ya.
Afwan, Mbak Yul.