"Untuk hidup abadi, seseorang tidak perlu menggunakan kekuatan magis ataupun obat-obatan terlarang. Yang diperlukan adalah kekuatan dari tulisan yang dapat mengabadikan sebuah karya dan pemikiran dari Sang Penulis."
Oleh. Fitria Zakiyatul Fauziyah CH
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Assalamu'alaikum, Sahabat, izinkan saya berbagi sedikit pada malam ini.
Menulis merupakan salah satu uslub bagi muslim untuk senantiasa berdakwah dan menegakkan risalah kalimat Allah Swt. di samping hal itu, menulis juga mempunyai keistimewaan khusus yang tidak bisa diperoleh dalam jalan dakwah lainnya, yaitu sebuah keabadian.
Untuk hidup abadi, seseorang tidak perlu menggunakan kekuatan magis ataupun obat-obatan terlarang. Yang diperlukan adalah kekuatan dari tulisan yang dapat mengabadikan sebuah karya dan pemikiran dari Sang Penulis.
Seorang muslim yang telah lama tutup usia, yaitu Sayyid Quthb, masih sangat dikenal namanya dan bahkan banyak kaum muslim mengkaji ilmu dari apa yang beliau pelajari semasa hidupnya. Semua itu karena beliau mengabadikan hasil pembelajaran, pemikiran, pemahaman, serta apa yang telah diperjuangkan semasa hidupnya untuk dapat lulus dalam sebuah karya tulis sebagaimana hadis berikut.
"Sesungguhnya kebaikan yang akan mengiringi seorang mukmin setelah meninggal dunia adalah ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan..” [HR. Ibnu Majah No. 238]
Namun saat ini, menulis dianggap remeh dan menjadi hal yang tabu. Terkadang heran, karena banyak orang yang memiliki setumpuk catatan harian tetapi menganggap bahwa dirinya tidak dapat menulis. Baik catatan harian, catatan sekolah atau coretan apapun itu sebenarnya merupakan tumpukan karya tulis yang mungkin sangat berharga dan mempunyai manfaat yang luar biasa. Karena pada dasarnya, semua orang mempunyai kemampuan untuk bisa menulis. Karena menulis merupakan kegiatan yang continue dijalani setiap hari, namun sekali lagi tak jarang orang yang tidak menyadari hal tersebut.
Secarik Motivasi
Gurunda K.H. Shiddiq Al-Jawi, pernah menceritakan terkait dengan berbagai pengalaman orang yang bermimpi bertemu Rasulullah saw. dan diceritakan satu kisah, bahwa:
Ada seseorang yang sedang lapar, kemudian ia tertidur. Pada saat itu di rumahnya hanya ia sendiri. Dan ketika tidur, ia bermimpi bertemu Rasulullah (dengan pakaian yang bersih) lalu berkata: "Saya lapar". Rasulullah langsung memberikan sepotong kue / cookies ditangannya. Kemudian ia bangun, dan ternyata makanan yang tadi diberikan benar ada di genggaman tangannya.
Masyaallah…
Masyaallah…
Masyaallah…
Dari pengalaman tersebut, kita dapat mengambil banyak hikmah, yaitu:
- Kabar gembira yang berikaitan dengan urusan dunia. Baik khusus untuk orang yang bermimpi, atau orang lain.
- Kabar gembira yang berkaitan dengan urusan akhirat. Seperti kabar apakah akan masuk surga atau selamat dari neraka, sebagaimana yang dialami oleh Imam Syuyuthi.
- Mengukuhkan keimanan dan ketaatan kita kepada Allah Swt., seperti mimpi yang dialami oleh Umar bin Abdul 'Aziz.
Semoga rasa rindu dan cinta kita kepada Rasulullah saw., semakin kuat dan senantiasa istikamah dalam ketaatan kepada Allah Swt. dan istikamah menggoreskan tinta emas untuk dakwah Islam.
Aamiin Yaa Allah 🤲🏻
Sekian sharing dari saya. Mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penyampaian dan penulisan. Semoga bermanfaat dan menambah semangat untuk terus menulis.
Allahummarhamna Bil Khilafah. Aamiin
Akhirul Kalam,wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.[]
Photo : Google dan Pribadi