Bedah Naskah(Opini part 1 )

"Beropini tanpa analisis dan solusi berbahaya! Sebab, membuat kita terpaku pada yang viral saja, kurang peka dengan konstelasi, hanya menyentuh permukaannya saja. Ini ibarat meninju di ruang kosong."

Oleh. Nur Jamilah, S.Pd.I.
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

Gerakan Putus Asa: Hari Ini Boleh Nikah Beda Agama, Besok Boleh Nikah Jenis Kelamin Sama?

NarasiPost.Com-Pernikahan adalah suatu hal yang sakral, paling tidak itulah bagi kita rakyat Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur agama ataupun budaya yang melekat kuat di masyarakat. Sayangnya semua keindahan luhur itu kini diuji oleh segelintir pihak yang mencari-cari celah untuk memisahkan nilai-nilai agama dengan urusan lainnya.

Belum lama tersebar kabar dari Jawa Tengah seorang yang mengaku sebagai muslimah menikah dengan seorang non muslim, bak “menyambut gayung” momentum para hegemoni pendukung nikah beda agama, salah seorang staf khusus Presiden Joko Widodo ikut-ikutan dengan menyebarkan kabar bahwa dirinya yang muslimah telah menjadi istri dari seorang non muslim.

Haruskah kita terkaget-kaget dengan berita ini? Rasanya tidak, bagaimana pun gerakan “Pemberontak Ajaran Agama” ini selalu ada dan hanya memutar isu-isu yang mereka rasa bisa dijadikan wadah agar mereka bisa tetap eksis.

Pemberontakan” mereka yang menggaungkan kebolehan menikah beda agama tak lebih dari suara oknum yang mengaku muslim tetapi berteriak bahwa ibadah qurban adalah sebuah kekejaman terhadap hewan.

Bukannya tidak mau menghadirkan ayat-ayat atau keterangan mengenai masalah ini, namun entah berapa kali penjelasan sudah disampaikan, toh ujung-ujungnya mereka tetap jalan. Alasannya ya “muter-muter” saja.

Jika tinjauan agama mereka pakai pendapat segelintir penafsiran yang katanya ulama yang mana menghalalkan nikah beda agama ini, dengan perbekalan oknum nakal yang bisa menyukseskan pendataan pernikahan mereka. Jika tinjauan dengan embel-embel kemanusiaan ya nggak jauh dari ungkapan “Cinta Mengalahkan Segalanya”.

Ok katakanlah pada akhirnya mereka makin kuat dengan banyak yang mendukung atau bahkan negara memulai “kendur” dalam penegakkan aturan hukum yang mengatur hal ini, apa yang akan terjadi?

Besok bisa saja akan ada yang bilang dengan membawa setumpuk klaim hasil penelitian bahwa daging babi punya manfaat kesehatan jadi memakan babi adalah sesuatu yang boleh bagi Umat Islam

Atau sekelompok orang berbekal kebebasan berekspresi membawa pernyataan-pernyataan yang di klaim dari para Ahli bahwa hubungan badan sesama jenis tidaklah berbahaya bahkan menyehatkan. Bisakah itu terjadi? Sangat bisa! Hal ini karena sesuatu yang dasarnya hanya semuanya manusia ya pasti batu keras pun bisa saja mereka anggap bergisizi untuk dimakan!

Maka jika Anda tidak punya alasan “melawan” kebodohan para Pemberontak Ajaran Agama ini, maka pikirkanlah dampak kedepan jika para Pemberontak Agama Ini terus menerus didiamkan.

Melawan adalah jalan yang harus dilakukan, tetapi tentu tidak dengan tindak kekerasan. Kita perlu menguatkan narasi serta literasi untuk melawan mereka. Pendalaman ilmu kegamaan dipadukan dengan ilmu umum kenikian tentu sangat berguna untuk melawan balik narasi yang mereka sampaikan.

Mereka Adalah Kaum Putus Asa

Mengapa demikian? Karena faktanya usaha pelegalan pernikahan beda agama secara hukum negara telah mereka lakukan dengan melakukan Judicial Review. Alhamdulillah, Allah Swt masih membukakan mata hati pemangku kebijakan terkait untuk melihat potensi berbahayanya jika hal itu dilegalkan. Dan tentu kita berharap ketetapan ini tak berubah walaupun pelaku pernikahan beda agama ini adalah orang dekat dari penguasa republik ini.

Yang lucu adalah mereka tetap saja melakukan walau negara mengatakan hal itu terlarang, apa mereka tidak disebut “memberontak” negara karena tidak taat aturan?

Terlebih karena “Mbak Stafsus Milenial” ini seorang muslimah nampaknya dia juga sadar betul meski dekat dengan Presiden Jokowi, Wakil Presiden Ma’ruf Amin adalah orang yang menandatangani fatwa MUI soal haramnya nikah atau perkawinan beda agama.

Ya benar! Wakil “bos” Anda adalah yang bertanggung jawab dalam fatwa haram perkawinan beda agama.

Mereka nampaknya putus asa dan menggunakan cara lain karena selalu kalah dengan melakukan Judicial Review atau melakukan bantahan yang sifatnya head to head pemikiran. Akhirnya mereka pun nampak sekali mencoba bermain di persepsi masyarakat dengan narasi seolah-olah pernikahan beda agama ini adalah hal wajar.

Bayangkan saja sosok Permadi Arya atau Abu Janda yang selalu beteriak NKRI harga mati, tiba-tiba dalam postingannya di media mengucapkan selamat dengan membawa narasi keagamaan yang menurutnya boleh nikah beda agama walaupun negara melarang. Standar ganda betul “Ustaz” satu ini!

Dengan mulai menarik simpati lewat kisah-kisah “mengharukan” mereka bak drama percintaan korea yang penuh lika-liku, perkawinan beda agama ini mulai diframing sebagai sebuah happy ending.

Mulailah lah mereka menggoreng dengan membawa narasi “yang nikah agamanya sama aja ada yang nggak bahagia, itu ada artis nikah beda agama bertahun-tahun tetap awet dan harmonis, makin kaya lagi!”.

Rendah betul hubungan pernikahan dan perkawinan hanya dinilai sebatas nampak bahagia di mata orang apalagi standarnya kaya raya! Hilang sudah esensi kesakralan sebuah pernikahan. Kalau sudah begini apa bedanya kita dengan orang-orang barat yang tidak mempedulikan sebuah pernikahan? masa bodo dengan hubungan badan, selama sama-sama enak ya jalan saja!

Memang perlu kesadaran bersama dari semua elemen, khususnya para tokoh lintas agama untuk meneguhkan sikap bahwa pernikahan dan perkawinan beda agama ini “tidak ada pintu” di tanah air kita tercinta ini.

Pemerintah harus bisa tegas menindak siapa saja oknum yang membuat hal ini bisa terwujud.

Rakyat harus benar-benar paham akan bahaya mereka para “Pemberontak Ajaran Agama” dan mereka yang terang-terangan melwan aturan negara.

Bedah Naskah

Setelah menyimak naskah di atas, maka berikut ini masukan-masukannya:

1. Judul
Gerakan Putus Asa: Hari Ini Boleh Nikah Beda Agama, Besok Boleh Nikah Jenis Kelamin Sama?

Judul ini terlampau panjang, belum 'eye catching' kurang pas ungkapan 'gerakan putus asa'-nya, faktanya justru kelompok yang memperjuangkan nikah beda agama dan sesama jenis tidak kenal lelah menghalalkan segala cara dalam jangka waktu lama agar diterima masyarakat, intinya menjauhkan umat muslim dari ajarannya. Sebab, Islamlah satu-satunya agama yang paling keras menolak kedua ide busuk tadi.

2. Lead: cukup bagus.

3. Pemaparan fakta sangat banyak, menyebar dari awal hingga akhir tulisan.

Namun sayang, tanpa dicantumkan satu pun sumber berita yang bisa dipertanggungjawabkan. Betul, dalam setiap tulisan, selayaknya kita menampilkan resonansi peristiwa lain, namun tidak perlu terlalu banyak dan berputar-putar di sana. Sehingga, kita lupa menganalisis dan menawarkan solusi hakiki.

3. Analisis.

Nyaris tidak dibahas apa yang menjadi akar masalah dari tema yang diangkat. Pembaca hanya diajak berputar-putar pada banyak peristiwa yang senada.

4. Solusi.

Tidak ada solusi hakiki yang ditawarkan oleh penulis. Mestinya, penulis menawarkan solusi visioner plus langkah-langkah untuk merealisasikannya. Lebih bagus lagi jika ditunjang dengan bukti historis.

5. Beropini tanpa analisis dan solusi berbahaya!

Sebab, membuat kita terpaku pada yang viral saja, kurang peka dengan konstelasi, hanya menyentuh permukaannya saja. Ini ibarat meninju di ruang kosong.

6. Diksi

Diksi yang digunakan tampaknya hanya menumpahkan luapan emosi penulis. Belum disertai penggiringan pada pemikiran tertentu.

7. Kalimat tidak efektif

Banyak ditemukan kalimat-kalimat yang tidak efektif bahkan sulit untuk dicerna maksudnya, misalnya:
Atau sekelompok orang berbekal kebebasan berekspresi membawa pernyataan-pernyataan yang diklaim dari para ahli bahwa hubungan badan sesama jenis tidaklah berbahaya bahkan menyehatkan. Bisakah itu terjadi? Sangat bisa! Hal ini karena sesuatu yang dasarnya hanya semuanya manusia ya pasti batu keras pun bisa saja mereka anggap bergisizi untuk dimakan!

Ada yang paham maksudnya apa???

8. Kesalahan KBBI, PUEBI, dan typo

Masih ditemukan sejumlah kesalahan dalam penerapan kaidah PUEBI, KBBI, dan typo. Penempatan huruf kapital yang belum pada tempatnya. Berikut di antara kesalahannya:

menyambut gayung 👉 gayung bersambut
non muslim 👉 nonmuslim
qurban 👉 kurban
di klaim 👉 diklaim
para Ahli 👉 para ahli
kedepan 👉 ke depan
kegamaan 👉 keagamaan
kenikian 👉 kekinian
nampaknya 👉 tampaknya
melwan 👉 melawan

9. Subjudul
Jika penulis ingin memetakan tulisan dalam beberapa subjudul, setidaknya berikan 2 subjudul yang berisi analis dan solusi, untuk fakta tidak mengapa tidak diberi subjudul. Sementara, di sini hanya ada satu subjudul yang tidak membahas secara mendalam terkait analisis dan solusinya.

10. Pengaturan Alinea

Mohon diperhatikan, aturannya bukan satu kalimat satu alinea ya. Tapi, satu alinea minimal terdiri dari 3 kalimat.

Intinya tulisan ini belum sistematis, tidak komprehensif, dan sisi ideologisnya belum muncul.

Demikianlah, semoga bisa menjadi pelajaran untuk kita semua. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh[]


Photo : Canva & pribadi

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Tsuwaibah Al-Aslamiyah Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Pajak Kembali Naik, Rakyat Kian Tercekik
Next
Bisikan Rasa
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Yuli Sambas
Yuli Sambas
1 year ago

Naskah yang panjang dan berisi pun masih menyisakan celah untuk dikoreksi demikian ronci dan teliti oleh tim media NP. Salut,,, baik untuk para kontributornya, terlebih untuk semua jajaran tim media NP. Jempol dua untuk founder NP tercinta

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram