Para pelaku kejahatan seksual deepfake mengaku bahwa gambar yang mereka buat akan dijadikan alat untuk menindas para korban dan memperoleh keuntungan finansial.
Oleh. Arum Indah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Guys, apakah kamu sudah pernah mendengar tentang deepfake? Deepfake merupakan salah satu kejahatan teknologi dengan teknik manipulasi gambar, video, atau audio dengan kecerdasan buatan (AI). Para pelaku deepfake biasanya akan mengambil foto-foto korban dari media sosial mereka seperti Instagram, lalu menggabungkan wajah asli dengan tubuh palsu. Gambar ataupun video bernuansa seksual pun bebas mereka buat dengan teknologi AI.
Di Korsel, kejahatan seksual dengan menggunakan teknologi ini sudah sangat meresahkan, Guys. Kasus ini mulai mencuat ke permukaan setelah sejumlah ruang obrolan di Telegram membuat dan mendistribusikan materi pornografi dengan teknologi deepfake. Mirisnya, media Korsel Yonhap menyatakan bahwa korban teknologi ini banyak berasal dari kalangan pelajar SMP dan SMA. Ada juga korban yang berasal dari kalangan guru bahkan tentara. (cnnindonesia.com, 27-8-2024)
Sedihnya lagi, ada 180 kasus tindak pidana yang terjadi menggunakan teknologi deepfake pada 2023 di Korsel. Dari 120 orang yang ditetapkan sebagai tersangka, 91 di antaranya adalah remaja. Pada 2024, tindak kejahatan ini justru mengalami peningkatan. Pada 21 Agustus lalu, Kantor Pendidikan Metropolitan Busan tengah menyelidiki empat orang pelajar yang meniru 18 wajah temannya dan dua gurunya untuk membuat 80 gambar pornografi dan disebar melalui pesan instan. (mediaindonesia, 27-8-2024)
Miris banget, ya, Guys. Remaja yang harusnya mendedikasikan hidupnya dengan hal-hal positif, justru terlibat tindak pidana kejahatan seksual. Remaja yang harusnya berkontribusi positif untuk negara, malah terlibat kasus yang meresahkan pemerintahan. Duh, sebenarnya apa sih yang menjadi alasan para remaja itu hingga mereka bisa terlibat tindak kejahatan deepfake?
Alasan Tindak Kejahatan Deepfake
Para pelaku kejahatan seksual deepfake ini mengaku bahwa gambar yang mereka buat akan dijadikan alat untuk menindas para korban dan ada juga yang tujuannya untuk memperoleh keuntungan finansial. Wah, sungguh alasan yang buat geleng-geleng kepala.
Mulanya, foto-foto tanpa busana itu akan disebarluaskan dan dibagikan secara gratis di ruang obrolan Telegram. Setelah itu, foto-foto akan beralih menjadi situs berbayar. Satu foto akan dihargai Rp7.579 dalam bentuk mata uang kripto.
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol pun telah memberlakukan darurat pornografi deepfake dan mendesak pihak berwenang untuk memberantas epidemi kejahatan seksual manipulatif ini. Ia menyayangkan pelaku deepfake yang kebanyakan masih berusia remaja. Fakta di lapangan memang menunjukkan banyak remaja di Korsel yang menguasai teknologi AI. Namun, mereka justru menyalahgunakan kemajuan teknologi itu.
Korsel memiliki sejarah kelam mengenai kejahatan seksual, Guys. Pada 2019, pemerintah Korsel pernah menangkap Cho Ju-bin dan menjebloskannya ke penjara, Ju-bin terlibat skandal pemerasan puluhan wanita agar mau melakukan tindakan seksual.
Sayangnya, tindak kejahatan seksual yang terus berkembang pesat tidak dibarengi dengan sanksi yang tegas dari negara. Tidak heran jika kasus kejahatan seksual pun menjadi hal yang sulit diberantas di Negeri Ginseng itu.
Deepfake Wujud Rusaknya Generasi Kapitalis
Tidak dimungkiri, kelakuan remaja di Korsel sangat erat kaitannya dengan sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri itu, Guys. Kapitalisme telah menjadikan para remaja bersikap materialistis tanpa peduli dengan norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat. Mereka akan mau melakukan segala hal yang bisa menghasilkan cuan, meskipun hal itu bertentangan dengan norma yang berlaku.
Kapitalisme yang berakidah sekuler juga telah menghasilkan generasi-generasi yang jauh dari nilai agama. Kecanggihan teknologi dalam peradaban sekuler justru banyak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi demi mendulang keuntungan. Ditambah lagi dengan sistem pendidikan kapitalistik yang tidak menjadikan agama sebagai fondasinya, sistem pergaulan yang sangat rusak, dan lemahnya sistem sanksi membuat kejahatan demi kejahatan terus tumbuh subur dalam sistem kapitalisme, Guys.
Nah, kejahatan seksual deepfake merupakan salah satu bentuk kejahatan dari banyaknya praktik kejahatan seksual yang terjadi dalam kapitalisme. Kapitalisme selalu mengulang sejarah kelam kejahatan seksual dengan berbagai bentuknya di setiap zaman. Mirisnya, makin canggih zaman, kejahatan seksual yang terjadi juga makin beraneka ragam dan para pelakunya juga makin berusia belia. Kondisi ini menunjukkan bahwa kapitalisme merupakan penyumbang demoralisasi terbesar sepanjang masa.
Islam Menghentikan Kejahatan Seksual
Berbeda dengan kapitalisme, Guys, Islam akan menghentikan tindakan-tindakan kejahatan seksual dari akarnya. Dimulai dari sistem pendidikan berbasis takwa kepada Allah, pengaturan sistem pergaulan yang sangat rinci, dan sanksi yang ditetapkan negara akan menjadikan generasi Islam tumbuh tanpa adanya cacat moral.
Pendidikan dalam Islam akan dibangun berasaskan akidah Islam, tujuan dari pendidikan adalah takwa. Generasi Islam adalah generasi yang sangat berpegang teguh kepada hukum syarak. Dalam sistem pergaulan, kehidupan yang terpisah antara laki-laki dan perempuan menjadikan interaksi di antara mereka hanya interaksi yang bersifat urgen seperti kesehatan, pendidikan, dan jual beli. Dengan pembatasan ini juga, tidak akan ada interaksi berlebihan antara pria dan wanita.
Hal itu makin diperkuat dengan sanksi yang ditetapkan oleh negara. Remaja pelaku kejahatan akan dikenai sanksi tegas dari negara sebab taklif hukum sudah dikenakan bagi mereka yang sudah balig, jadi buka berdasarkan usia,
Guys.Baca: Deepfake Sisi Buruk Teknologi
Islam juga memiliki tolok ukur baku dalam perbuatan, yakni halal dan haram atau kesesuaian dengan perintah Allah. Suatu hal yang mendatangkan keuntungan materi yang besar, tetapi ternyata bertentangan dengan perintah Allah maka hal itu tidak akan dilakukan.
Perkembangan teknologi dalam Islam akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan individu semata. Teknologi dalam Islam juga hadir untuk makin memudahkan manusia menjalankan perintah Allah dan menyebarluaskan syiar agama Islam. Islam bahkan mendorong umatnya untuk terus bereksplorasi dengan teknologi dan terus memperhatikan alam sebagaimana firman Allah dalam surah Yunus ayat 101:
قُلِ انْظُرُوْا مَاذَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۗوَمَا تُغْنِى الْاٰيٰتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُوْنَ
Artinya: “Katakanlah, ‘Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!’ Tidakkah bermanfaat tanda-tanda kebesaran Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak beriman.”
Khatimah
Kejahatan seksual deepfake merupakan fakta yang dihasilkan karena demoralisasi dalam sistem kapitalisme. Demoralisasi tidak bisa dihindari dalam sistem kapitalisme sehingga kejahatan dengan berbagai bentuknya terus berkembang dan bahkan dilakukan oleh anak-anak berusia belia. Kapitalisme telah melahirkan generasi-generasi cacat moral. Jadi, jangan pernah berharap perubahan dalam kapitalisme, ya, Guys.
Lain halnya dengan Islam yang akan menghasilkan generasi penuh iman dan takwa kepada Allah. Generasi Islam akan mendedikasikan hidupnya untuk penyebaran Islam. Teknologi yang dihasilkan pun akan terkonsentrasi untuk kemaslahatan umat dan dakwah Islam, bukan yang lain. So, yuk, hidup dengan aturan Islam!
Wallahualam bissawab. []
Ngerinya, ya Allah. Saling percaya akan tercerabut di tengah masyarakat akibat fitnah kejahatan deepfake. Belum lagi rasa malu dari korban. Sistem kapitalis benar-benar tidak mampu menciptakan rasa anan.
Kemajuan teknologi khususnya hadirnya AI memang luar biasa. Namun dampak negatifnya juga sangat mengerikan. Di sistem kapitalisme, suatu kebaikan bisa berubah menjadi kemaksiatan demi cuan. Astagfirullah...
Barokallah, tulisannya keren, mengedukasi, dan menginspirasi.
Astaqfirullah....Sangat mengerikan. Ketika Islam tidak dijadikan aturan kehidupan, kerusakan makin nampak di depan mata.
Pendidikan yang berbasis Kapitalisme hanya menghasilkan generasi rusak amoral..kerusakan dunia ya g disebabkan oleh kapitalisme sudah sangat meresahkan nih guys..yuk ah beralih ke sistem Islam..
Mbak ayaa... syukron sudah mampir
Ngeri ya, teknologi makin canggih, tapi potensi kejahatan makin merajalela. Tanpa Islam, teknologi memang rawan disalahgunakan.
Iya mbak, teknologi d masa kapitalisme sering disalahgunakan
Remaja makin rusak bukan hanya di Korea saja. Ini menunjukkan bahwa sistem yg digunakan saat ini sudah harus ditinggalkan. Kembali kepada Islam. Sistem Islamlah solusi dari semua masalah yg ada di dunia ini.
Benar, mbak... remaja dimana-mana rusak