Kegagalan Boeing Starliner dalam menyelesaikan misi ujinya membuat Crew Dragon menjadi pahlawan yang akan menjemput dua astronaut tersebut.
Oleh. Puput Ariantika, S.T.
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Crew Dragon siap untuk menjemput dua astronaut yang terdampar di luar angkasa. Astronaut atas nama Butch Willmore dan Suni William merupakan veteran Badan Antariksa Amerika Serikat ( NASA) dan mantan pilot militer Amerika Serikat. Mereka merupakan awak pertama dalam penerbangan uji Boeing Starliner pada 5 Juni 2024. Namun, terjadi serangkaian masalah pada sistem pendorong Starliner pada penerbangan 24 jam pertama sehingga membuat para astronaut itu berada di stasiun yang mengorbit bumi selama lebih dari 80 hari. (CNN, 27 Agustus 2024)
NASA mengatakan bahwa mereka akan membawa pulang pesawat ulang-alik Boeing Starliner tanpa astronaut. Para astronaut itu akan tetap berada di stasiun luar angkasa internasional (ISS) menunggu Crew Dragon menjemput mereka sambil melanjutkan tugas formalnya sebagai bagian dari kru ekspedisi hingga 2025. (CNBC.com, 24 Agustus 2024)
Penerbangan antariksa sangat berisiko, bahkan pada kondisi paling aman dan paling rutin sekalipun. Begitu pun dengan uji terbang pada dasarnya tidak aman, walaupun sering dilakukan. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan dan dipertimbangkan. Jika terjadi suatu masalah saat penerbangan, seluruh tim yang terlibat harus cepat dan tepat dalam mengambil tindakan.
Masalah pada Boeing Starliner
Masalah yang terjadi pada Boeing Starliner yang menyebabkan dua astronaut terdampar adalah kebocoran helium dan masalah pendorong kontrol reaksi atau propulsi Starliner. Ada lima dari 28 pendorong kontrol reaksi pada Starliner yang berhenti bekerja selama tahap pertama misi uji Boeing. Pendorong kontrol reaksi berhenti karena adanya panas yang terbentuk di dalam pendorong yang menyebabkan segel isolasi menggelembung sehingga membatasi aliran propelan. Uap propelan menjadi pemicu kerusakan pada segel hingga berefek pada kebocoran helium.
Uji terbang Boeing Starliner tahun ini bukanlah kegagalan yang pertama. Sebelumnya telah dilakukan uji terbang pertama tahun 2019 tanpa awak dan mengalami kegagalan. Kegagalan pertama ini karena adanya masalah pada perangkat lunak yang dapat menyebabkan tabrakan dan berpotensi bencana. Pengujian dilanjutkan pada 2021, tetapi gagal lagi karena adanya kelembaban yang tidak terduga yang menyebabkan reaksi kimia menghambat pembukaan beberapa katup kapsul dan berakhir kembali ke pabrik untuk diinspeksi. Misi uji berhasil dilaksanakan pada 2022, meski terdapat beberapa masalah pada sistem propulsi yang terdeteksi, tetapi penerbangan Boeing tanpa awak berhasil meluncur ke ISS dan berlabuh beberapa hari, kemudian lanjut pulang ke Bumi.
Crew Dragon sang Penjemput
Kegagalan Boeing Starliner dalam menyelesaikan misi ujinya untuk mencapai stasiun antariksa internasional menyebabkan dua astronaut terdampar di antariksa. Kegagalan itu membuat Crew Dragon menjadi pahlawan yang akan menjemput dua astronaut tersebut. Spek bagus yang dimiliki Crew Dragon menjadi pilihan. Crew Dragon telah beroperasi selama empat tahun, menjalani 44 kali peluncuran, 42 kali mengunjungi ISS, dan 25 kali reflights. Menurut situs resmi Space X, Crew Dragon adalah kapsul pertama yang membawa manusia ke stasiun antariksa.
Adapun spek yang dimiliki oleh Crew Dragon, yakni: tinggi 8,1 m/26,7 ft, diameter 4 m/13 ft, volume kapsul 9,3 m³/328 ft³, volume bagasi 37 m³/1300 ft³, bobot saat peluncuran 6.000 kg/13.228 lbs, dan bobot saat kembali 3.000 kg/6.614 lbs.
Crew Dragon memiliki empat bagian utama, yaitu:
Pertama, kapsul antariksa. Bagian bertekanan (pressurized section) berfungsi untuk mengangkut orang dan kargo yang ramah lingkungan. Bagian ini memiliki volume total 9,3 m³.
Kedua, bagasi (trunk) Dragon. Bagian yang menopang kapsul selama penerbangan berfungsi untuk penyediaan daya selama penerbangan saat berada di ISS. Bagian ini juga mampu membawa kargo tanpa tekanan. Bagasi akan tetap menempel pada kapsul Dragon sesaat sebelum masuk kembali ke atmosfer bumi. Bagian ini memiliki volume mencapai 37 m³.
Ketiga, mesin. Kapsul Dragon dilengkapi dengan pendorong Draco yang berfungsi ketika kapsul bermanuver saat berada di orbit. Ada 16 pendorong Draco yang berkerja untuk mengarahkan kapsul Dragon selama misi penerbangan berlangsung, termasuk manuver apogee, penyesuaian orbit, dan kendali arah. Setiap Draco mampu menghasilkan gaya 90 pon dalam ruang hampa, sedangkan dorongan dalam ruang hampa dapat mencapai 400 newton atau 9,0 lbf.
Mesin kapsul Dragon juga dilengkapi dengan delapan Superdraco yang menjadi kekuatan kapsul karena memberikan daya pada sistem peluncuran (launch escape). Mesin ini juga menyediakan propulsi yang toleran terhadap kesalahan pada peluncuran kapsul. Dalam keadaan darurat yang tidak terduga, delapan mesin Superdraco ini mampu memberikan daya sejauh setengah mil dari titik awal kurang dari 8 detik. Kekuatan Superdraco mampu memberikan dorongan 71,2 kN atau 16.000 lbf.
Keempat, parasut. Bagian ini berfungsi ketika kapsul Dragon masuk kembali ke Bumi. Kapsul Dragon dilengkapi dengan enam parasut. Dua parasut pendorong untuk menstabilkan dan empat parasut utama untuk memperlambat kapsul Dragon lebih jauh sebelum mendarat ke Bumi.
Misi Penjelajah Antariksa
Dari masa ke masa, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi makin pesat. Ditambah lagi adanya keinginan manusia untuk mencari tempat tinggal baru yang mirip dengan bumi makin menguatkan tekad untuk menjelajah dunia antariksa. Berbagai penelitian dilakukan demi mewujudkan misi itu sehingga dihasilkan beberapa penemuan yang bermanfaat bagi kehidupan di bumi.
Beberapa benda penemuan sebelum keberangkatan astronaut ke antariksa, di antaranya:
Pertama, ditemukannya konsep makanan beku dan kering. Demi menghemat ruang, sesuatu yang dibawa harus seringan mungkin sehingga para peneliti membuat makanan beku dan kering untuk para astronaut ketika mejelajahi antariksa.
Kedua, ditemukannya selimut penyelamat. Demi melindungi astronaut dari radiasi dan panasnya sinar matahari, para peneliti membuat selimut pelindung dari lembaran aluminium. Selimut ini kemudian diaplikasikan dalam misi kemanusiaan dan penyelamatan. Selimut ini juga digunakan untuk lomba maraton karena dapat melindungi pelari dari hipotermia.
Ketiga, ditemukannya sepatu tahan lama. Para astronaut menggunakan sepatu dengan rancangan khusus sehingga dapat melindungi astronaut ketika menjejakkan kaki ke bulan. Teknologi itu menginspirasi untuk pembuatan sepatu yang lebih stabil, fleksibel, dan mampu meredam guncangan.
Keempat, ditemukannya teknologi air bersih. Teknologi pemurnian air dalam pesawat luar angkasa sekarang menjadi teknologi untuk membunuh bakteri, virus, dan ganggang dari sumber air.
Ada banyak lagi penemuan teknologi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia terkait adanya persiapan untuk keberangkatan para astronaut ke antariksa. Namun, perlu diketahui bahwa perjalanan luar angkasa juga memberikan manfaat yang lebih besar bagi kehidupan manusia, di antaranya, mampu melindungi manusia dari asteroid, mengetahui prakiraan cuaca dan musim dengan bantuan satelit di luar angkasa, teknologi komunikasi yang lebih sempurna, dan ditemukannya bahan baku energi seperti helium di bulan, mengingat cadangan helium di bumi makin langka.
Urgensi Manusia Menguasai Antariksa
Sebelum manusia mampu menembus langit, para ilmuwan melakukan pengamatan di langit berupa pengamatan tentang bulan, bintang, dan matahari sehingga ditemukan sistem penanggalan, yaitu sistem penanggalan Masehi yang dihitung berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari dan penanggalan hijriah yang dihitung berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi. Pada masa kekhilafahan Abbasiyah, telah dibangun observatorium di Bagdad guna mengamati benda-benda langit. Ini menjadi bukti pentingnya ilmu astronomi dalam kehidupan manusia.
Melalui perjalanan astronaut ke luar angkasa, banyak teori tentang bumi terbantahkan, seperti teori yang mengatakan bahwa bumi itu datar. Manfaat besar yang diperoleh manusia adalah terbukanya jalur komunikasi dan teknologi digital. Namun, keberadaan antariksa bukan hanya bermanfaat dari sisi teknologi, tetapi lebih bermanfaat untuk membuktikan kebesaran Allah Swt. Tuhan Pencipta alam.
Ada banyak ayat Al-Qur'an berbicara tentang antariksa. Namun, sebagian manusia ada yang tidak percaya karena tidak beriman kepada Allah Swt. Dengan perjalanan para astronaut ke luar angkasa dan memberikan informasi yang sama sebagaimana yang telah Allah Swt. kabarkan makin membuktikan kebenaran Islam di mata dunia. Ini sebagaimana firman Allah Swt. dalam Al-Qur'an surah Ar-Rahman ayat 33, yaitu:
يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اِنِ اسْتَطَعْتُمْ اَنْ تَنْفُذُوْا مِنْ اَقْطَارِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ فَانْفُذُوْاۗ لَا تَنْفُذُوْنَ اِلَّا بِسُلْطٰنٍۚ ٣٣
Artinya: "Wahai seluruh jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya, kecuali dengan kekuatan."
Dan Al-Qur'an surah Al-Anbiya' ayat 33, yaitu:
وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْن٣٣
Artinya: "Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya."
Jelaslah bahwa antariksa berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Namun, dalam Islam, penelitian terhadap antariksa lebih berorientasi pada kemaslahatan umat dan kemudahan dan melaksanakan perintah Allah Swt. Bukan untuk meraih materi dan pemuasan akal belaka. Wallahua'lam bishawab.[]
Teknologi yang berkembang pesat harusnya juga diikuti dengan sistem pendukung yang mumpuni, yani sistem yang berasal dari Allah Swt. Sehingga teknologi akan makin banyak memberi manfaat bagi umat manusia.
Masyaallah. Allahu Akbar.
Kalau bukan karena Allah, manusia tidak bisa apa2. Kecanggihan teknologi dan kepintaran manusia sudah selayaknya dipergunakan untuk kemaslahatan.
Barakallah Mbak Puput
Dengan menjalankan aturan Allah merupakan rasa syukur bahwa Allah telah menciptakan kita, alam semesta dan seisinya, barakallah...