Aurora merupakan istilah yang indah, seindah penampakannya di alam semesta. Fenomena cahaya berwarna tersebut tidak mungkin ada tanpa kekuasaan Allah.
Oleh. Sartinah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com & Penulis Rempaka Literasiku/Bianglala Aksara)
NarasiPost.Com-Aurora Borealis menjadi pertunjukan langit nan spektakuler pada Jumat dan Sabtu (10–11 Mei) lalu. Variasi warnanya yang memesona dan membentang puluhan kilometer, meliuk-liuk seolah sedang berdansa di langit malam. Para penggemar astronomi dan benda-benda langit tentu saja seperti mendapatkan "durian runtuh" dengan hadirnya Aurora Borealis tersebut.
Fenomena cahaya langit yang langka itu akan tampak di beberapa wilayah. Pada hari Jumat, Aurora Borealis mulai terlihat dari Mont Saint-Michel di pantai Prancis hingga ke Payett, Idaho, di Amerika Serikat (AS) bagian barat. Aurora juga bisa dinikmati di Jerman, Cina, Swiss, Spanyol, Inggris, bahkan sampai di Pulau Tasmania serta sebagian wilayah Australia di bagian selatan.
Lantas, apa itu Aurora Borealis dan bagaimana fenomena tersebut bisa muncul di langit malam? Adakah dampak yang bisa terjadi dengan kemunculan aurora tersebut?
Akibat Badai Matahari
Aurora Borealis muncul di langit bagian utara Bumi, terutama di daerah yang dekat dengan lingkaran Arktik. Fenomena mengagumkan ini lebih sering terjadi saat musim dingin menyapa, terutama ketika aktivitas Matahari sedang tinggi. Saking indahnya, fenomena alam nan langka tersebut menjadi salah satu pemandangan alam yang paling mengagumkan di dunia.
Selain keindahannya yang memukau, Aurora Borealis sering dijadikan objek penelitian ilmiah untuk memahami lebih dalam tentang interaksi Matahari dan atmosfer bumi. Lantas, bagaimana Aurora Borealis bisa terjadi?
Aurora Borealis atau yang dinamakan "Cahaya Utara" terjadi ketika partikel bermuatan dari Matahari atau yang disebut angin matahari, berbenturan dengan atmosfer bumi. Aurora merupakan salah satu dampak dari adanya badai matahari. Badai matahari sendiri merupakan siklus kegiatan peledakan dahsyat dari masa puncak kegiatan bintik matahari. Pada umumnya setiap 11 tahun akan terjadi periode aktivitas badai matahari.
Diketahui, badai matahari (solar storm) telah menghantam Bumi pada Jumat (10/5) yang lalu. Bahkan, badai tersebut diklasifikasikan sebagai badai "ekstrem" selama kurun waktu 20 tahun. Mengukip CBD News, disebutkan bahwa fenomena tersebut adalah yang pertama terjadi sejak "Badai Holloween" pada 2003 silam. (space.com)
Badai matahari sendiri berasal dari bintik matahari raksasa yang diberi nama AR3664. Ini merupakan bintik gelap raksasa yang terus berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan tersebut menjadikan bintik hitam ini sebagai bintik matahari terbesar yang paling aktif dalam siklus Matahari. Fenomena badai matahari kemudian mengakibatkan berbagai dampak, salah satunya adalah kemunculan Aurora Borealis.
Kemunculan Aurora
Terjadinya badai matahari pada Jumat kemarin mencapai kondisi geomagnetik tingkat lima (G5). G5 sendiri merupakan tingkatan tertinggi dalam skalanya. Secara ilmiah terjadinya aurora dapat dijelaskan sebagai berikut. Kondisi geomagnetik tingkat lima (G5) merupakan kondisi dengan temperatur tertinggi. Pada temperatur yang panas tersebut, sering kali terjadi benturan/kolisi antara molekul gas dan menimbulkan ledakan.
Setelah terjadi ledakan, elektron-elektron yang terbebas akibat ledakan tersebut terlempar dari atmosfer matahari ketika Matahari sedang berotasi. Kemudian elektron-elektron tersebut keluar dari lubang-lubang medan gaya matahari, lalu tertiup oleh angin matahari menuju Bumi. Partikel-partikel tersebut lalu dibelokkan oleh medan gaya bumi.
Tersebab medan gaya bumi di kutub utara dan selatan sangat lemah, maka partikel bermuatan listrik yang dipantulkan tersebut menerobos masuk ke atmosfer bumi lalu bertabrakan dengan partikel gas bumi. Benturan/kolisi tersebut kemudian menghasilkan cahaya yang menari-nari di langit kutub utara dan selatan. Cahaya inilah yang dinamakan aurora atau cahaya kutub. Aurora yang muncul di bagian kutub utara dinamakan Aurora Borealis, sedangkan yang muncul di kutub selatan disebut Aurora Australis. (tribunnews.com, 12/5/2024)
Dampak Aurora
Mengutip situs Hurtigruten: Antartica & Artic Expeditions, disebutkan bahwa fenomena aurora tidak berbahaya bagi manusia yang menyaksikannya dari tanah. Pasalnya, fenomena tersebut terjadi di atmosfer bumi sehingga tidak akan berdampak secara langsung bagi kehidupan manusia. Meski tak berdampak buruk secara langsung pada manusia, penampakan aurora akan berdampak negatif pada teknologi dan infrastruktur. Hal ini terjadi karena aurora memiliki muatan partikel listrik yang bisa mencapai tanah.
Dalam beberapa keadaan, misalnya kondisi yang sangat ekstrem, partikel listrik yang ada pada aurora dapat memengaruhi saluran listrik, jaringan komputer, jaringan pipa dan gas, serta iCloud. Selain itu, badai magnet dahsyat yang datang bersama aurora dapat mengganggu jaringan komunikasi dan meledakkan kabel listrik.
Aurora juga bisa memengaruhi kecepatan satelit dan pesawat ruang angkasa. Pasalnya, ketika aurora datang, atmosfer bumi akan sedikit mengembang. Jika saat itu ada satelit atau pesawat ruang angkasa yang sedang terbang rendah maka kecepatan keduanya akan menjadi lambat bahkan bisa membuat satelit maupun pesawat ruang angkasa jatuh kembali ke Bumi. (tribunnews.com, 20/5/2021)
Beberapa negara pun pernah mengalami dampak dari aurora ini. Di Swedia misalnya, saat terakhir Bumi mengalami fenomena aurora, negara itu sampai melakukan pemadaman listrik. Pun demikian dengan Afrika Selatan yang juga mengalami kerusakan infrastruktur listrik karena munculnya aurora. Kerusakan tersebut terjadi karena fluktuasinya medan magnet terkait badai geomagnetik, sehingga menyebabkan listrik padam. Meski demikian, laporan sementara dari AP News menyebut bahwa belum ada dampak signifikan pada jaringan listrik, GPS, dan komunikasi akibat badai matahari yang baru-baru ini terjadi.
Tanda Kebesaran Allah
Allah Swt. menciptakan langit, bumi, dan seluruh isinya agar manusia banyak belajar dan tentu saja makin dekat kepada-Nya. Adanya langit dan bumi menandakan bahwa kehidupan memang ada. Di luar angkasa, Allah menciptakan berbagai macam benda langit, mulai dari yang tampak oleh pandangan manusia hingga yang tidak terlihat. Allah Swt. pun telah berfirman dalam surah Adz-Dzariyat ayat 47:
وَالسَّمَاۤءَ بَنَيْنٰهَا بِاَيْىدٍ وَّاِنَّا لَمُوْسِعُوْنَ ٤٧
Artinya: "Langit Kami bangun dengan tangan (kekuatan Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskan(-nya)."
Selain benda-benda langit (seperti Matahari, Bulan, bintang, dll.), Allah Swt. juga menciptakan berbagai fenomena alam yang menakjubkan. Salah satunya adalah aurora. Aurora merupakan istilah yang indah, seindah penampakannya di alam semesta. Fenomena cahaya berwarna tersebut tidak mungkin ada tanpa kekuasaan Allah. Allah-lah yang berkehendak mewujudkannya dan tidak seorang pun dari manusia mampu membuatnya.
Aurora merupakan salah satu tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah yang harus dipikirkan oleh manusia. Untuk itulah Allah memberikan kelebihan kepada manusia berupa akal (pikiran) untuk memahami berbagai hal, baik tentang apa-apa yang ada di alam semesta, pada dirinya, dan bagaimana manusia harus menyikapinya. Pemikiran yang benar tentang segala sesuatu, termasuk ciptaan Allah, niscaya akan membawa manusia pada ketakwaan hakiki dan ketundukan pada Sang Pencipta.
Khatimah
Aurora hanyalah satu dari puluhan, ratusan, bahkan ribuan keajaiban alam yang Allah persembahkan untuk manusia. Dengan menyaksikan kebesaran dan kekuasaan Allah (melalui ciptaan-Nya), seharusnya membuat kita sadar bahwa manusia sangat kecil dan tidak layak membanggakan apa pun yang dimilikinya.
Wallahu a'lam bishawaab.[]