Tawaf menjadi salah satu ritual dalam ibadah haji yang selaras dengan sains. Melalui sains pula, keajaiban ciptaan Allah telah terungkap.
Oleh. Sartinah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com & Penulis Rempaka Literasiku/Bianglala Aksara)
NarasiPost.Com-Tawaf merupakan salah satu ritual dalam ibadah haji. Bagi para jemaah haji dan umrah pasti sudah merasakan bagaimana nikmatnya mengikuti rangkaian demi rangkaian ibadah haji, salah satunya adalah tawaf. Secara etimologi, tawaf artinya berputar. Sedangkan secara syariat, tawaf diartikan sebagai salah satu bentuk ibadah dengan cara mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.
Tawaf merupakan tahiyyah al-ihram atau penghormatan ibdah ihram. Saat menjalani ibadah haji itulah, semua status keduniawian ditinggalkan. Tak ada lagi perbedaan status sosial, harta, jabatan, warna kulit, dan asal-usul. Mereka hanya menggunakan satu pakaian yang sama, yakni kain ihram berwarna putih dan tanpa jahitan. Kain ihram tersebut menjadi lambang bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama di sisi Allah. Juga sebagai pengingat bagi semua manusia bahwa mereka lahir dan meninggal tanpa mengenakan atribut apa pun di tubuhnya.
Sejarah Tawaf
Mengutip buku Ensiklopedia Fikih: Haji & Umrah karya Ahmad Sarwat, LC., M.A., tawaf dimaknai sebagai aktivitas mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran. Aktivitas tersebut dimulai dari hajar Aswad dan diakhiri di hajar Aswad pula dengan menjadikan bagian kanan tubuh menghadap ke arah Ka'bah. Aktivitas tawaf memang tak hanya dilakukan kaum muslim saat ini saja, tetapi sudah dilakukan oleh orang-orang Arab jahiliah di masa lalu.
Hanya saja, terdapat perbedaan mencolok antara tawaf yang diajarkan oleh Rasulullah saw. dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang Arab jahiliah di masa lalu. Di mana, mereka melakukan tawaf sekeliling Ka'bah pada malam hari dengan bertelanjang (tanpa busana) sambil bertepuk tangan dan bersiul. Peristiwa tersebut diabadikan dalam Al-Qur'an surah Al-Anfal [8] ayat 35:
وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِندَ ٱلْبَيْتِ إِلَّا مُكَآءً وَتَصْدِيَةً ۚ فَذُوقُوا۟ ٱلْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ
Artinya: "Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka, rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu."
Selain itu, tawaf juga sudah dilakukan oleh para nabi terdahulu. Dikutip dari buku Sejarah Ibadah karya Syahruddin Al Fikri, disebutkan bahwa setelah pembangunan Ka'bah, Nabi Adam a.s. diperintahkan untuk tawaf sebanyak tujuh kali. Tak hanya manusia, malaikat pun disebut melakukan tawaf di dunia dan di sisi Allah. Di dunia, para malaikat mengelilingi Baitullah, sedangkan di sisi Allah Swt. mereka mengelilingi Bait al-Makmur/Baitulmakmur. Para nabi setelahnya pun melakukan hal yang sama. (detik.com, 02/01/2023)
Tawaf dalam Pandangan Sains
Mungkin banyak orang bertanya, mengapa gerakan tawaf justru berlawanan dengan arah jarum jam? Hal ini karena gerakan tawaf mengacu pada perputaran benda-benda langit yang beredar pada porosnya. Di mana perputaran benda-benda langit memang berlawanan dengan arah jarum jam. Gerakan rotasi tersebut memberikan makna bahwa seluruh benda langit patuh terhadap hukum Allah Swt. yang menciptakan dan mengatur alam semesta.
Menurut seorang astronom dan peneliti yang pernah menjabat sebagai profesor riset LAPAN, Thomas Djamaluddin, ritual tawaf merupakan simbol ketaatan alam semesta kepada Sang Pencipta, yakni selalu melakukan gerak berputar. Thomas menambahkan, tawaf yang berjumlah tujuh kali tersebut menjadi simbol tak terhingga dari simulasi gerak alam semesta. Mengapa harus tujuh? Simbol tujuh bermakna bahwa alam semesta ini terus-menerus bergerak tanpa henti dari yang terkecil hingga yang paling besar. (vivanews.co.id)
Mulai dari atom yang merupakan bagian terkecil dari suatu benda, elektron-elektronnya (partikel sub-atom) selalu berputar mengelilingi inti pusat atom yang berotasi berlawanan dengan arah jarum jam. Lalu ada bulan yang berotasi mengelilingi bumi. Bumi yang menjadi tempat tinggal bagi manusia pun berotasi. Bulan dan bumi, keduanya berotasi mengelilingi matahari.
Tata surya pun bergerak mengelilingi pusat galaksi, sementara galaksi-galaksi tersebut berputar mengelilingi kumpulan galaksi yang lebih besar. Galaksi-galaksi yang sangat besar juga terus bergerak mengelilingi sesuatu, dan sesuatu itu adalah rahasia Sang Pencipta alam semesta, yakni Allah Swt.
Begitulah alam berotasi secara terus-menerus sebagai bentuk ketundukan kepada Tuhannya. Pergerakan seluruh benda tersebut seiring dengan gerakan tawaf dan berlawanan dengan arah jarum jam. Meski pergerakan seluruh benda-benda langit tersebut seolah tampak alami, tetapi sejatinya seluruhnya bergerak mengikuti kehendak Sang Pencipta. Itulah bentuk ketaatan hakiki dari alam semesta.
Tak hanya alam semesta, pergerakan seluruh organ yang ada di dalam tubuh manusia pun selaras dengan gerakan tawaf. Darah yang ada di tubuh manusia beredar berlawanan dengan arah jarum jam. Bahkan, sel telur di dalam kandungan pun berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Demikian pula dengan sperma yang bergerak mencapai indung telur, gerakannya berputar berlawanan dengan arah jarum jam.
Wujud Ketaatan Manusia
Sejatinya ibadah haji dan seluruh ritual yang dilakukan di dalamnya (termasuk tawaf) bukan sekadar kewajiban semata, tetapi memiliki makna yang sangat dalam. Ka'bah misalnya, dapat dimaknai sebagai pusat spiritual dari hamba-hamba Allah yang beriman. Ka'bah juga menjadi pusat rotasi di mana kaum muslim mengelilinginya. Saat salat pun, seluruh kaum muslim di dunia menghadap ke arah Ka'bah.
Demikian juga dengan tawaf, yang dapat dijadikan sebagai pengingat bagi jiwa-jiwa manusia untuk selalu taat kepada Sang Pencipta, sebagaimana ketaatan alam semesta. Ketaatan benda-benda langit itu tidak pernah terputus, sebagaimana makna dari tujuh putaran tawaf. Dengan demikian, jelaslah bahwa Allah menciptakan manusia dan seluruh benda yang ada di alam semesta, hanya untuk tunduk dan taat kepada-Nya.
Khatimah
Tawaf menjadi salah satu ritual dalam ibadah haji yang selaras dengan sains. Melalui sains pula, keajaiban demi keajaiban ciptaan Allah telah terungkap. Gerakan tawaf seharusnya makin mengokohkan keimanan manusia kepada Sang Pencipta. Di sisi lain, tawaf di Baitullah juga mendatangkan banyak pahala bagi orang yang melakukannya.
Hal ini pernah disabdakan oleh Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a.: "Sesungguhnya pada setiap hari Allah 'azza wa jalla menurunkan 120 rahmat kepada Baitullah ini. Enam puluh untuk orang-orang yang bertawaf, 40 untuk orang-orang yang salat, dan 20 untuk orang-orang yang memandang (Baitullah)." (Al-Fakihy:1/198)
Wallahualam bissawab. []
Ya Allah, membaca tulisan ini menambah kerinduan untuk bisa melakukan tawaf di baitullah. Semoga Allah memudahkan diri ini dan semua pembaca yang ingin ke sana. Aamiin
Aamiin Ya Allah ...
Masyaallah...luar biasa. Salah satu hikmah syariah. Ga bisa ngomong apa2 saya baca tulisan ini. Luar biasa. Allahu Akbar!
Betul mbak, luar biasanya penciptaan dan pengaturan Allah, ya
Masyaallah. Segala sesuatu adalah makhluk bagi Sang Pencipta. Semuanya tunduk kepada perintah-Nya. Barakallah mba@Sartinah.
Aamiin, wa fiik barakallah mbak
Masyaallah, sungguh luar biasa ciptaan Allah. Semua memiliki makna tersendiri. Allah mengatur alam ini begitu detail dan rapi. Ini kembali menjadi bukti bahwa apa yang diciptakan oleh benar-benar sesuia fitrah manusia.
Betul mbak Kom, Maha Sempurnya Allah ya.
Masya Allah, betapa sempurna ciptaan-Nya. Semua serba teratur. Betapa Allah tidak pernah main-main saat menciptakan manusia. Tapi manusia suka mempermainkan aturan-Nya, merasa dirinya lebih pandai dari Sang Pencipta.
Ya, begitulah realitas banyak manusia. Realitasnya manusia itu sangat kecil dan lemah, tapi kesombongan kadang membuat manusia merasa yang paling kuasa.
Masyaallah,benda langit pun tawaf. Tak membayang jika itu terhenti. Sungguh Allah Maha mengatur. Dan setiap sesuatunya ada maslahat di dalamnya. Keren mb Sartinah naskahnya tambah wawasan
Betul mbak Mimi, betapa Allah sangat sempurna menciptakan dan mengatur semua makhluknya.
Masyaallah indahnya Islam. Dengan tawaf mewujudkan rasa ketakwaan kita kepada Allah Swt. Naskah yang menarik dan membuka wawasan.
Semoga kita diberikan kemudahan untuk tawaf kembali
Betul Bu Dewi, semoga seiring banyaknya ilmu tentang alam semesta, semakin meningkatkan keimanan kita pada Allah.
Aamiin
Masya Allah..dari dulu belajar sains baru nyadar semua benda alam berputar pada porosnya melawan arah jarum jam, dan itu seperti perputaran saat tawaf.
Ya Allah segitunya Allah mention kita untuk yakin bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua atas pengaturan dan penjagaan Allah Swt.
Betul mbak, kadang kita melihatnya seperti biasa saja ya, tetapi Allah menciptakannya dengan sangat luar biasa.
Masyaallah, Betapa segala sesuatu yang berjalan seperti rutinitas hakikatnya adalah bentuk dari keteraturan ciptaan Allah, dan kita sebagai manusia harus tunduk dan patuh terhadap aturanNya.. Barakallah mbak sartinah..
BTW artikel nya mbak ini sudah cb menerapkan Lead ya mbak
Betul mbak, sudah coba buat leadnya. Yuk, ikutan coba buat lead.
Aamiin, wa fiik barakallah mbak Maftucha