Tertipu oleh Waktu

"Akankah diteruskan?
Menghabiskan umur dengan hura-hura
Hidup hanya menunggu ajal
Jika demikian
Apakah ruh ini tidak melolong kesakitan?"

Oleh. Rani Widiya Astuti
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com- Waktu begitu halus
Menipu diri yang terlena akan dunia
Berangan-angan melakukan kebaikan
Namun hanya rencana tak kunjung bisa

Belum sempat berzikir pagi
Waktu sudah siang
Ingin menjalankan salat Duha
Azan Zuhur terdengar
Komitmen tidak akan melewati hari tanpa membaca Al-Qur'an
Namun hanya sekadar rencana saja
Begitu lalainya diri
Yang hanya sibuk dengan duniawi

Akankah diteruskan?
Menghabiskan umur dengan hura-hura
Hidup hanya menunggu ajal
Jika demikian
Apakah ruh ini tidak melolong kesakitan?
Di saat harus berpisah dengan jasad, di saat sakaratul maut?

Waktu yang terus berlalu
Hanya disibukkan memuaskan hawa nafsu
Berleha-leha tak sadar maut di depan mata
Amal ibadah tak ada, tetapi ingin masuk surga
Alangkah hina diri ini terlalu mengejar dunia
Hingga lalai dengan kehidupan selanjutnya

Wahai diri
Tak sadarkah engkau waktu terus berjalan
Digulung hari demi hari, bulan dan tahun tanpa terasa
Napas yang terembus semakin menjauhkan kepada dunia
Liang kuburlah yang semakin didekati
Sungguh hina diri
Menyiakan waktu yang tersisa, padahal begitu ternilai harganya

Diri tertipu dengan usia muda
Padahal syarat mati tidak harus tua
Diri terpedaya dengan badan yang sehat dan kuat
Padahal syarat mati tidak harus sakit

Sungguh kenikmatan dunia membuatku terlena
Sehingga lalai dengan pencipta
Sibuk kerja, tetapi lupa ibadah
Ingin dipuji manusia, tetapi lupa bahwa itu adalah riya'
Beribu nasehat terdengar
Tapi hanya sekadar lewat, tanpa diamalkan
Sibuk memperbaiki diri, hanya untuk hal tak pasti
Hingga melalaikan hati mengingat mati

Butuh berapa tahun lagikah untuk berubah?
Mendekatkan diri kepada Yang Kuasa
Sedangkan maut sudah di depan mata
Tetapi diri masih santai dengan dosa

Astaghfirullah…

Serdang Bedagai, 14 Desember 2022[]


Photo : Pinterest

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Rani Widiya Astuti Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Hakordia 2022 dan Labirin Pemberantasan Korupsi
Next
Ilusi Pemberantasan Korupsi di Sistem Demokrasi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram