Hati sibuk dalam tumpukan skenario sandiwara.
Pagelaran rayuan dunia membius seluruh jiwa.
Syahdan, tak ada alter ego menjelma.
Kesadaran mutlak menuntun di atas remah-remah kuasa
Oleh. Afiyah Rasyad
(Kontributor Tetap NarasiPost.com)
NarasiPost.Com-Kedua netra terperangkap dalam bayang-bayang dusta
Hati menderu bergemuruh menahan luka
Sepercik dahaga mendunia di batas asa
Kepak kelemahan tak mampu tegak di medan laga
Ruas-ruas rasa terpenjara
Terbelit manisnya rayuan dunia
Mengoyak jiwa di altar-altar nestapa
Tersungkur jauh dalam lubang pusara
Langkah bersenda gurau dengan kehidupan fana
Melakoni peran teramat sempurna
Meninggalkan nurani nun jauh di sana
Seringai licik terus membahana
Tak tampak satu pun penyesalan di dada
Hati tersangkut dalam gelimang noda
Berkuasa tak tentu arah rimbanya
Rayuan dunia telah meninabobokkan rasa
Bibir sumringah meski berperan sebagai boneka
Tunduk patuh pada setiap titah tuannya
Menggadaikan harga diri pada sebuah mahkota
Merasa berjasa di antara tumpukan fatamorgana
Hati sibuk dalam tumpukan skenario sandiwara
Pagelaran rayuan dunia membius seluruh jiwa
Syahdan, tak ada alter ego menjelma
Kesadaran mutlak menuntun di atas remah-remah kuasa
Duhai, begitu silau pada kemilau harta dan tahta
Terlupa kekalnya alam baka
Kepastian ajal siap menjemput tiap-tiap nyawa
Akankah berkhir dalam dekapan rayuan dunia?[]
Photo : Pixels