Sejak kapan negeri muslim terbesar pobhia dengan agamanya
Memusuhi dan menghina ulamanya
Mengkriminalisasi pengembannya
Bukankah dulu kala para pendiri negara merendah meminta nasehatnya
Bedoon Essem
NarasiPost.Com-Terdengar lagi suara menyakitkan dari seorang hamba
Suara memilukan menghina agamanya
Menuduh dan melabeli saudara seagamanya
Yang seharusnya ia bela
Setelah radikal, teroris, ekstrimis, sok suci, kini ada label baru
Mabuk agama kau menyebutnya
Label ini sayangnya keluar dari lisan petinggi negara
Kedudukan yang seharusnya bijaksana
Apalagi mengaku Islam dia punya agama
Sebelumnya ada yang menasehati
Umat Islam sudah saatnya bergeser dari kitab suci
Kepada kitab konstitusi katanya dengan bangga
Baginya agama hanya sebuah nama
Padahal kelak dia akan ditanya
Bahkan ada yang masih baru
Pejabat dilantik berjaket biru
Dia berkata populisme Islam dia tak mau
Entah apa yang dia mau
Duhai hamba
Yang kami lakukan ini hanyalah bentuk kewajiban
Karena kami yakin hidup ini hanya kefanaan
Maka kami berusaha kembali meraih kejayaan dengan ketaatan
Karena hanya dengan taat
Indonesia akan meraih kegemilangan
Ooh, ada apa dengan negeriku?
Mengapa begitu benci dengan agamaku?
Islam dijadikan segala alasan atas kerusakan segala sesuatu
Islam disalahkan atas segala kebobrokan yang mereka seru
Sejak kapan negeri muslim terbesar pobhia dengan agamanya
Memusuhi dan menghina ulamanya
Mengkriminalisasi pengembannya
Bukankah dulu kala para pendiri negara merendah meminta nasehatnya
Sungguh kerusakan telah meluas merajalela
Di semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara
Namun, bukan karena Islam alasannya
Tapi karena demokrasi yang menjauhkan umat dari Tuhannya
Islam adalah solusi dari keterpurukan ini
Maka janganlah kau benci
Bukankah seharusnya segenap bangsa introspeksi
Dengan menggali aturan apa yang telah Sang Pencipta beri
Untuk mengatur negeri ini menjadi rahmatan lil alamaiin
Tak lain tak bukan kepada penerapan Islam Kaffah kita kembali[]
Photo : Google Source
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]