Hujan janji membanjiri tiap pori-pori.
Rasa jengah berkelebat enggan pergi.
Sementara jumawa terhias pada punggawa negeri.
Wajah-wajah lembut bertangan besi
Oleh. Afiyah Rasyad
(Kontributor Tetap NarasiPost.com)
NarasiPost.Com-Rinai hujan membadahi permukaan bumi
Menyaingi indahnya hujan janji
Terus hadir tanpa pernah ditepati
Hati ringan kala ucapan diingkari
Semburat cahaya tak jua menampakkan diri
Entah enggan, entah cuaca, ia terus bersembunyi
Sementara diginnya aturan ditemani arogansi
Melukis kekejaman menanggalkan nurani
Riak-riak kebencian telah menyelimuti hati
Rasa percaya tercecer dalam busuknya hujan janji
Setangkup harapan mengantat jiwa gigit jari
Air mata telah kering meski nasib terus ditangisi
Hujan janji membanjiri tiap pori-pori
Rasa jengah berkelebat enggan pergi
Sementara jumawa terhias pada punggawa negeri
Wajah-wajah lembut bertangan besi
Mudah sekali berucap janji
Maniak pencitraan tuk menarik simpati
Dalam singgasana kekuasaan yang terus ditempati
Terlalu lama duduk sudah enggan pergi
Janji tinggallah janji
Segala kata bertahta manipulasi
Serangkaian kebijakan terus mengintimidasi
Rakyat jelata yang hidup segan tak jua mati
Inilah demokrasi
Tak peduli dengan banjirnya janji
Saatnya kaum muslim menyadari
Lalu kembali pada aturan Ilahi[]
Photo : pinterest