Negeri Partikelir

“Partikelir kapitalis harus tersingkir
Sang pemimpin amanah harus hadir
Memastikan perintah-Nya tak dianulir
Hingga di yaumulakhir”

Oleh. Deena Noor
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com- Di sebuah negeri
Gemah ripah loh jinawi
Meruah hasil bumi
Tanah indah bagai surgawi

Elok permata khatulistiwa
Sejumput surga dunia
Memesona tiada tara
Anugerah Sang Mahakuasa

Permadani hijau terhampar
Lumbung padi terbesar
Bentangan samudra biru bersinar
Hilir mudik kapal berlayar

Satwa beraneka rupa
Hidup bebas di alam raya
Bersanding warna-warni flora
Mempercantik mayapada

Subur makmur sentosa
Mimpi di depan mata
Sejengkal menjadi fakta
Andai tak salah kelola

Sayang beribu sayang
Raharja tak kunjung didulang
Rahayu layu kian gersang
Dilahap ambisi sumbang

Negeri indah tak bertuah
Digerogoti kaum temaah
Berlindung falsafah salah
Nasib rakyat terengah-engah

Daulat zamin ringkih
Partikelir mengambil alih
Mengelola negara tanpa kasih
Untung rugi benar dipilih

Penggawa bersorak-sorai
Bergelimang kuasa membuai
Tugas lepas tak tertunai
Jelata renta tertunduk lunglai

Hitung dihitung
Untung jangan buntung
Diraup hingga menggunung
Materi tak tanggung-tanggung

Berkuasa layaknya berdagang
Uang menyetir wewenang
Nurani tercoreng berang
Logika pun dibuat tercengang

Permainan di lahan basah
Taktik licik begitu bergairah
Pasang wajah tersenyum ramah
Siap menerkam siapa pun yang lemah

Kuasa bukan amanah
Kapital memerintah
Kebijakan suka-suka, terserah
Yang di bawah makin susah

Dengan rakyat buat perhitungan
Hak berubah menjadi kewajiban
Pelayanan dianggap beban
Hanya beres dengan pembayaran

Partikelir kapitalis kuasai tahta
Bertitah, berwenang serupa negara
Mindset kapitalisme meraja
Alurkan cerita ikuti kehendaknya

Tanah, air, dan api
Dieksploitasi tiada henti
Mengalirkan pundi-pundi
Sayang, bukan untuk kami

Kekayaan alam nusantara
Laksana fatamorgana, tak nyata
Hanya mampu kami memandangnya
Sambil menggigit bibir yang mati rasa

Negeri subur perlahan hancur
Apakah akan dibiarkan makin lebur?
Tak sanggup hati melihatnya dalam terkubur
Berdiam diri tak akan berubah mujur

Lelah jiwa terus merana
Berharap pada tatanan manusia
Mewujudkan bahagia sempurna
Nyatanya tipuan belaka

Inilah saat yang tepat
Meskipun cukup terlambat
Untuk kembali di jalan taat
Menggapai berkah dalam syariat

Kalam-kalam suci-Nya
Menanti diaplikasikan seutuhnya
Menggantikan sistem rusak durjana
Menyingkirkan kekuasaan buruk penuh noda

Partikelir kapitalis harus tersingkir
Sang pemimpin amanah harus hadir
Memastikan perintah-Nya tak dianulir
Hingga di yaumulakhir

Madiun, 8 September 2022[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Deena Noor Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Dua Mata yang Terjaga
Next
Keamanan Negara Digoyang Peretas, Adakah Solusi dalam Islam?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram