“Di usia senjaku.
Aku hanya ingin menebus semua dosa dan salahku.
Mengejar ketertinggalan dalam beramal saleh.
Berusaha untuk berada di barisan Rasulullah saw.
Meski aku harus terengah-engah”
Oleh. Dewi Kusuma
(Kontributor NarasiPost.Com dan Pemerhati Umat)
NarasiPost.Com- September tiba, menggetarkan jiwa
Saat pertama kali menghirup napas di alam semesta
Pertengahan bulan ke-9 tepatnya
Tangisanku memecah kesibukan dunia
Tubuhku yang masih lemah membuat orang tua bahagia
Kedatanganku menambah hangatnya suasana
Menjadi putri kelima dalam keluarga
Nama pun disematkan padaku dengan rasa bangga
Memenuhi rongga dada orang tua
Saat aku diturunkan ke dunia
Jodoh, ajal dan rezekiku pun telah ditetapkan-Nya
Meniti hari dalam buaian kasih sayang orang tua
Penuh cinta, aku dirawat hingga dewasa
Belum sempat aku membalas semua
Kasih dan sayang orang tua tercinta
Mereka pun tiada
Tinggalkan dunia untuk selamanya
Maafkan anakmu ini, Ibu…
Maafkan anakmu ini, Bapak…
Tanpa perantaramu, tubuhku tak mungkin ada
Kasih, cinta, dan sayangmu telah mewarnai hidupku
Pintaku pada-Mu, Sang Mahakuasa
Pertemukanlah kami kembali di surga Firdaus-Mu
Maafkan aku, Ibu… Bapak…
Belum sempat aku membanggakan
Belum sempat aku membahagiakan Ibu dan Bapak…
Allah pun berkehendak lain
Memilih Ibu Bapak untuk kembali lebih cepat kepada-Nya
Pusaramu yang kudatangi
Setiap aku kembali
Ke kampung halaman tercinta
Tempat aku tumbuh dan dewasa
Penuh kenangan manis di sana
Suka, duka, dan tangis pun ada
Ada sesak di dada
Ada cinta yang tertinggal
Ada duka yang kurasa
Ada air mata yang aku alami
Bahagia, ceria, dan canda tawa pun mewarnai
Sahabat sebaya yang tak pernah lepas dari memoriku
Kawan sepermainan yang menemani hari-hariku
Masa-masaku bersekolah dan bermain
Selalu menari di ingatanku
Tak terasa usiaku sudah mendekati usia Rasulullah saw.
Pahit, getir, dan manisnya kehidupan
Berbagai tempaan
Gelombang kerasnya perjuangan
Semua telah aku rasakan
Hingga napas ini masih bersemayam di rongga dada
Segarnya udara masih kurasa
Buah kasih yang telah tumbuh dewasa
Tiada henti Engkau berikan hadiah teristimewa
Kelahiran cucu pertama
Seorang putri cantik nan salihah
Juga cucu kembar yang tampan dan saleh, penyejuk mata
Ya, Allah, sungguh besar nikmat untuk hamba
Namun, takdir berkata lain
Seorang cucuku Engkau ambil kembali
Kuterima itu dengan kepasrahan
Hanya doa yang bisa aku panjatkan
Semoga menjadi tabungan terindah untuk orang tuanya
Jadikan mereka insan yang bertakwa
Jadikanlah mereka generasi yang saleh
Di usia senja ini, tak banyak yang bisa aku lakukan
Menunggu giliran untuk kembali kepada-Mu
Tak sanggup membayangkan kematian
Kedatangannya yang tak satu pun tahu
Menjemput siapa saja yang Engkau mau
Dada ini kembali menyesak
Mengingat kematian yang bakal terjadi
Betapa aku manusia yang penuh kekurangan
Diri yang dilumuri dosa
Langkahku yang sering salah
Takutku menjadi penghuni neraka-Mu
Di usia senjaku
Kuingin menebus semua dosa dan salahku
Mengejar ketertinggalan dalam beramal saleh
Berusaha untuk berada di barisan Rasulullah saw.
Meski aku harus terengah-engah
Meski tak sebanding dengan semua kesalahanku
Meski tak sebanding dengan semua dosa yang aku lakukan
Meski aku ini manusia yang hina dan tercela
Harapanku selalu
Engkau berikan rida untukku
Engkau berikan rahmat-Mu untukku
Engkau berikan aku kesempatan untuk bertobat
Engkau berikan aku sahabat, kawan, dan orang yang mencintaiku
Untuk meraih surga-Mu
Untuk selalu berjalan di jalan yang Engkau berkahi
Untuk mendapatkan syafaat Rasulullah saw.
Hingga raga dan jiwa ini Engkau pantaskan di surga-Mu []
Photo : Pinterest