Tamu Tak Diundang

Kini, jejak luka yang masih menganga.
Bersamaan dengan deraian air tanpa jeda.
Berusaha mengumpulkan puing asa yang sirna.
Bersamaan dengan tonggak harapan yang tak bernyawa.

Oleh: Messy Ikhsan
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Engkau datang tiba-tiba tanpa diundang
Diminta untuk segera pergi dan pulang
Tetap saja masih berlalu-lalang
Bebas untuk menetap dan terbang

Menjelajah alam semesta secara senang
Tanpa memikirkan hati dan perasaan orang
Bukankah engkau tidak diterima semua orang?
Dari beragam kalangan dan sudut pandang

Lantas, kenapa engkau masih tertawa riang?
Setelah mengundang sakit hati yang meradang
Jiwa ini masih pilu dan gamang
Tatkala kau tiba-tiba datang

Tidakkah engkau tahu wahai si biang?
Jutaan nyawa manusia sudah meregang
Tumpukan harta dan tahta sudah melayang
Kehidupan berubah sempit dan serba kurang

Semuanya sirna dalam sekejap dan hilang
Menyisakan luka yang bergelayut terang
Tapi, kau masih bisa tertawa riang?
Tak paham dengan bahasa hati orang

Wahai, tamu tak diundang!
Berhentilah mengundang duka dan malang
Biarkanlah hidup kami kembali tenang
Biarkan alam semesta kembali lapang

Wahai, tamu tak diundang!
Segeralah pulang ke pangkuan Sang Penerang
Agar kebahagiaan datang secara riang
Tanpa ketakutan yang terbayang

Kini, jejak luka yang masih menganga
Bersamaan dengan deraian air tanpa jeda
Berusaha mengumpulkan puing asa yang sirna
Bersamaan dengan tonggak harapan yang tak bernyawa

Ya Rabb, Sang Pemilik singgasana kuasa
Kuatkan hamba dalam meniti takdir dunia
Tanpa orang-orang terkasih dan tercinta
Semoga mereka bahagia di alam surga

Ya Rabb, limpahkan kami iman seluas lautan
Agar tetap bertahan dalam cahaya kebaikan
Agar tetap kokoh melawan tantangan
Semoga kami selalu dalam lindungan ketaatan

Wahai tamu tak diundang
Sekarang,
Kami berhenti menciptakan aturan berdasarkan karang
Kami berhenti berbuat apa yang Dia larang
Sehingga kau bisa pulang dengan tenang[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Messy Ikhsan Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Zimbabwe dan Nikah Dini dalam Islam
Next
Merdeka Tak Sekadar Kibarkan Bendera
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram