Gelimangan dosa tak terperikan.
Betapa bodohnya dilakukan.
Sedang Engkau telah memberi peringatan.
Ayat-ayat-Mu bertebaran.
Oleh : Deena Noor
NarasiPost.Com-Sebelum nyawa di kerongkongan
Bersiap meninggalkan
Hanya satu keinginan
Lisan sanggup melafazkan
Air mata mengalir tak tertahan
Mencoba meredakan
Sakit mendera badan
Memohon ampunan
Gemetar seluruh tubuh
Tenaga kian meluruh
Kesombongan telah luluh
Tinggalkan sesal bergemuruh
Kata yang dulu begitu mudah
Kini terasa susah
Kelu memagut lidah
Mengeja dalam payah
Di saat inilah baru disadari
Betapa setiap detik dunia amat berarti
Bersungguh mengabdi
Beramal kebaikan untuk Illahi
Penyesalan terdalam
Tak sempat bersihkan dosa kelam
Di saat terakhir tercekam
Sakit maha dahsyat menghantam
Kalimat terakhir yang didambakan
Dulu sering diabaikan
Bahkan tergadaikan
Sejumput kesenangan
Gelimangan dosa tak terperikan
Betapa bodohnya dilakukan
Sedang Engkau telah memberi peringatan
Ayat-ayat-Mu bertebaran
Betapa ringannya meninggalkan
Melalaikan kewajiban
Bersekutu dengan kemaksiatan
Hingga memusuhi kebenaran
Dunia dalam angan-angan
Terbuai oleh gurauan
Akhirat lupa dipersiapkan
Tempat sejati pembalasan
Sungguh sang uswah telah meneladankan
Betapa keimanan harus dipertahankan
Meski surga telah dijaminkan
Tiada henti memohon ampunan
Apalah hamba biasa
Sering berbuat alpa sengaja
Sombong tiada terkira
Pertaubatan di mulut saja
Kalimat suci
Di akhir hidup menjadi saksi
Adakah dulu istikamah mengikuti
Ataukah malah mengkhianati
Kalimat terakhir menjadi bukti
Apa yang kini dihadapi
Akankah memberati
Ataukah menolong diri
Meski hina
Izinkan hamba
Mengucap kalimat mulia
Sebagai kesaksian terakhir kalinya
Syahadat
Di akhir hayat
Semoga belum terlambat
Berharap menjadi penyelamat
Kalimat terakhir
Di ujung nadir
Perjalanan musafir
Si fakir dalam suratan takdir
Madiun, 25 Agustus 2021