Cukuplah Dia tempatku bersandar.
Di saat harapan kian pudar.
Kalam-Nya menjadi penegar.
Merajut kembali cita dalam ikhtiar.
Oleh : Deena Noor
NarasiPost.Com-Selendang impian terhempas
Menampar wajah kian pias
Tertunduk memelas
Dalam diam, air matanya menderas
Kutatap wajah itu
Terbingkai raut sendu
Pada cermin yang membisu
Itu, aku
Nada-nada pilu tengah berdenting
Memecah lamunan hening
Menegur diri yang sempat berpaling
Mengembalikan makna penting
Cukuplah Allah bagiku
Hanya Dia Yang Satu
Memberi cinta tanpa ragu
Hingga membuatku malu
Dia tetap menerimaku
Meski berulang kali aku berlalu
Menutup mata, pura-pura tak tahu
Demi mengejar dunia yang palsu
Lagi dan lagi
Berulang, entah berapa kali
Uluran-Nya selalu merengkuh kembali
Di saat yang lain menepi, tak peduli
Kala hati tercabik-cabik perih
Dia mendekapku dalam kasih
Merawat luka hingga pilih
Murni, tanpa pamrih
Kala manusia hanya mengobral janji
Melambungkan angan bagai mimpi
Dia tak pernah sekali pun mengingkari
Benar, pasti terbukti
Kala teman datang dan pergi
Dia tetap di sisi
Menemaniku dalam meniti
Meski sering tak kusadari
Kala sahabat bisa berkhianat
Meninggalkan luka menyayat
Seketika hati teringat
Ada Allah Sang Mahahebat
Begitulah baiknya Dia
Kau tak mungkin bisa menandingi-Nya
Masihkah kau bertanya
Kenapa aku memilih Dia?
Cukuplah Dia tempatku bersandar
Di saat harapan kian pudar
Kalam-Nya menjadi penegar
Merajut kembali cita dalam ikhtiar
Dia-lah pelipur lara
Hilangnya asa
Tercerabut tanpa rasa
Oleh angkara dursila
Sungguh ….
Cukuplah Allah bagiku
Cukuplah Allah bagiku
Cukuplah Allah bagiku
Madiun, 14 Juli 2021[]